TRIBUNNEWS, SEMARANG – Peristiwa penembakan siswa Gamma Rizkynanta Oktafandy di SMKN 4 Semarang oleh polisi terus berlanjut hingga tewas.
Fakta baru muncul di lapangan. Terakhir, polisi diduga mendatangi keluarga almarhum Gamma Rizkynanta Oktafandy dan membawa serta wartawan untuk memahami meninggalnya almarhum.
Informasi tersebut disampaikan salah satu keluarga almarhum Gamma Rizkynanta Oktafandy. Dia mengatakan polisi turun tangan atas kematian Gamma.
Pelaku penembakan Gamma Rizkynanta Oktafandy adalah seorang polisi bernama Aipda Robig Zaenudin (RZ) yang merupakan anggota Polres Semarang.
Anggota keluarga Gamma mengatakan, pada Senin malam (25/11/2024), anggota polisi mendatangi mereka bersama wartawan untuk meminta keterangan dan video.
Pernyataan yang diminta polisi melalui wartawan adalah pihak keluarga Gamma akan menerima kejadian tersebut. Ratusan masyarakat berdoa bersama dengan menyalakan lilin untuk mendukung GRO (17) atau Gamma, siswa SMK N 4 Semarang yang tewas akibat penembakan polisi, Jalan Pandaran 2, Mugassari, Semarang Selatan, Kota Semarang, Jumat. 29/11/2024) Sore.
Perwakilan keluarga yang ingin menyembunyikan diri mengatakan: “Kalau Kapolri datang bersama wartawan, yaitu diminta membuat pernyataan yang tidak akan disebarluaskan dan tidak akan dipromosikan, maka mereka akan memberitahu. kami apa yang tulus.” identitasnya untuk melindungi keselamatannya, Minggu (1/12/2024).
Ditegaskannya, tentu saja pihak keluarga Gamma menolak keras permintaan tersebut, karena ucapan Kapolri dan kejadian sebenarnya berbeda.
Selain itu, alasan polisi meminta pihak keluarga memberikan pernyataan untuk menyelesaikan kasus tersebut dan tidak kemana-mana.
“Tentunya kami menolak keras pernyataan tersebut dalam bentuk video. Jurnalis yang meminta adalah perwakilan Polrestabes,” jelasnya.
Kapolres Semerang Pol Irwan Anwar enggan berkomentar saat melontarkan pernyataan soal tekanan terhadap keluarga Gamma.
Ia meminta konfirmasi dari Tribun Jateng dan Humas Polda Jateng Kompol Artanto.
Silakan ke Kabag Humas, ujarnya seraya membagikan nomor kontak WhatsApp Kabag Humas.
Namun Kombes Artanto tak menanggapinya saat Tribun Jateng membenarkan hal tersebut.
Gamma sebelumnya dibunuh oleh polisi Satres Narkoba Polres Semarang Aipda Robig Zaenudin (38) di Jalan Candi Penataran Raya, Ngaliyan, Kota Semarang, Minggu (24/11/2024).
Keluarga korban Gamma kemudian memilih melaporkan kasus pembunuhan dan penganiayaan tersebut ke Polda Jateng pada Selasa (26/11/2024) siang. Karangan bunga belasungkawa dipasang di depan SMK 4 Semarang untuk Gamma Rizkynata Oktafandy yang meninggal dunia akibat tembakan polisi. (Tribun Jateng/Rahdyan Trijoko Pamungkas)
Humas Polda Jateng Kompol Artanto kepada wartawan mengaku, saat Aipda Robig menembak siswa SMKN 4 Semarang, ia tidak melepaskan tembakan peringatan terlebih dahulu.
“Tidak ada (tembakan peringatan, Red),” ujarnya di Polda Jateng, Kamis (28/11/2024).
Versi polisi sebelumnya, Gamma terlibat pertengkaran saat polisi menembaknya. Paramount Home Security Bantah Pernyataan Polisi Tentang Tawuran
Tuduhan polisi mengenai lokasi konflik di Paramount Estate dibantah oleh salah satu penjaga di kawasan tersebut.
Direktur polisi yang enggan disebutkan namanya mengatakan: “Tidak ada perkelahian di sini, rekan saya memastikan tidak ada hal seperti itu. Jika ada perkelahian, kami akan tahu pasti dan melaporkannya ke pihak berwenang.”
Pihak sekolah membantah tuduhan bahwa korban adalah anggota geng. Di sekolah inilah Gamma Rizkynanta Oktafandy siswa SMKN 4 Semarang yang dibunuh polisi.
Staf Siswa SMKN 4 Semarang Nanang Agus B mengatakan, korban dikenal sebagai siswa berprestasi.
“Kami belum tahu apakah korban tergabung dalam geng atau tidak. Tapi karena rekam jejaknya, dia adalah anak yang baik dan berprestasi. Oleh karena itu, kesimpulan kami, kemungkinan besar dia tergabung dalam geng.” Polisi mengatakan mereka melepaskan tembakan karena bertengkar
Polisi menangkap Asisten II Ippol berinisial R yang merupakan pelaku penembakan siswa SMK tersebut.
Hal ini pun diberitahukan oleh keluarga korban dan ditangani oleh Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Jateng.
Kapolres Semerang Irwan Anwar mengaku memiliki rekaman video penembakan tersebut.
Ada korban, ada video shooting, ada tersangka, ada saksi. Itu saja, ujarnya dalam konferensi pers bersama wartawan.
Namun Kompol Irwan Anwar enggan membeberkan isi video pengambilan gambar tersebut. Komisi III DPR akan mengundang Kapolrestabes Semarang Kompol Irwan Anwar pada Selasa pekan depan untuk mengklarifikasi insiden penembakan polisi terhadap siswa SMKN 4 Semarang. (dok. Tribun Jawa Tengah)
Saksi di lapangan mengatakan, polisi mengambil gambar dari kamera di masjid dan minimarket Alfamart di sekitar lokasi.
Saat konferensi pers, polisi memutar video suasana lokasi kejadian hanya beberapa detik sebelum penembakan.
Namun polisi menolak memutar video yang lebih panjang tersebut. Polisi telah menghentikan pemutaran rekaman video CCTV yang menunjukkan kejadian penembakan tersebut.
Polisi yang terlibat dalam kasus tersebut mengaku memiliki rekaman video kejadian tersebut. Komnas HAM Selidiki Potensi Pelanggaran HAM
Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) akan mengusut potensi pelanggaran HAM dalam kasus ini.
Pasalnya, video CCTV kejadian tersebut belum dirilis secara jelas oleh polisi.
Kita harus melihat bukti dan faktanya.
Untuk itu kami melakukan pengecekan di lokasi dan meminta keterangan kepada Polda Jateng dan Polrestabes Semarang, serta masyarakat sekitar TKP, kata Koordinator Pengawasan dan Penyidik HAM. , Ulil Parulian Sihombing, baru-baru ini.
Kasus ini menimpa tiga siswa SMKN 4 Semarang antara lain GRO (17) bernama Gamma, AD (17), dan SA (16). Prakonstruksi penembakan Gamma Rizkynata Oktafandy, siswa SMKN 4 Semarang oleh polisi, Selasa 26 November 2024. (dok.)
Turut menjadi anggota Satuan Narkoba Polres Semarang, Aipda Robig Zaenudin (38).
Penembakan terjadi pada Minggu pagi (22/11/2024) di depan Alfamart Jalan Candi Penataran Raya, Ngaliyan, Kota Semarang.
Akibat kejadian tersebut, peluru panas yang ditembakkan dari tangan Robig Zaenudin mengenai 3 orang siswa.
Baca juga: Komnas HAM Kunjungi Lokasi Penembakan Siswa SMK di Semerang, Selidiki Pelanggaran HAM.
Dilaporkan ada 2 siswa yang selamat dari kejadian tersebut.
Sedangkan siswa lainnya bernama Gamma meninggal dunia akibat tertembak di kaki.
Korban luka dilarikan ke RSUD Kariadi Semerang.
Menurut polisi, pihak yang membawa korban ke rumah sakit adalah pihak yang bertikai dan melibatkan polisi.
Kompol Irwan Anwar mengatakan, “Identitas korban baru diketahui sekitar pukul 10. Sebab, yang membawanya ke rumah sakit adalah lawannya.” Komnas HAM bersaksi Gazi 14
Komnas HAM juga meminta penjelasan dari 14 orang saksi, khususnya para saksi di sekitar lokasi yang disebut-sebut, bernama Jalan Candi Penataran Raya.
“Kunjungan lapangan itu untuk memastikan hasil kami dan memastikan fakta yang ada,” jelas Ulil.
Uli menginformasikan, Komnas HAM meminta polisi menegakkan hukum secara transparan dalam kasus ini.
Ia juga mengingatkan agar polisi mendisiplinkan masyarakat dengan baik.
Ulil mengatakan, “Aparat jika terjadi konflik harus menggunakan tindakan yang manusiawi (bukan penembakan).
Pihaknya juga menegaskan akan melindungi saksi dan korban dengan merekomendasikan ke Badan Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK). Detektif Mengumpulkan Jejak Kaki Digital di Lokasi Penembakan
Komisioner Kompolnas Mihemed Choirul Anam menegaskan pelacakan digital menjadi kunci utama deteksi kasus.
Anam menjelaskan, jejak digital yang ditemukan di lokasi kejadian dapat memperjelas bagaimana penembakan itu terjadi.
“Situs digital ini menjadi salah satu elemen utama untuk memperjelas kejadian dan menjaga keadilan,” kata Anam saat mengunjungi keluarga korban di Padas, Desa Sine, Kecamatan Sragen, Sabtu (30/11/2024).
Anam mengatakan, bukti-bukti yang diambil dari titik-titik terkait dapat menentukan sifat peristiwa penembakan tersebut.
Laporan Jurnalis Iwan Arifianto Sumber: Tribun Jawa Tengah