Laporan dari Rizki Sandi Saputra dari geosurvey.co.id
geosurvey.co.id, JAKARTA – Fathoni Rahman, seorang pengemudi ojek online, mengajukan pengaduan ke Sekretariat Wakil Presiden Republik Indonesia (Setwapres) pada Senin (11/11/2024).
Fathoni menggunakan layanan atau program bernama “Laporan Mas Wakil Presiden” yang baru-baru ini diluncurkan oleh Wakil Presiden RI Gibran Rakabuming Raka.
Dalam pengaduannya, Fathoni mengaku meski tinggal di Rumah Susun (Rusun) Nagrak, Jakarta Utara, ia kerap berobat ke Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM).
“Untuk saat ini saya hanya tukang ojek, saya mengidap penyakit autoimun, jadi saya selalu periksa ke RSCM. Pengeluaran saya relatif lumayan. Pulang pergi dari Rusun Nagrak ke RSCM jaraknya 27 km. Harganya pun tidak mahal. untuk saya parkir motor di RSCM, kalau sakit saya tidak naik ojek online. “Di Stasiun Tanjung Priok, naik kereta lagi ke Stasiun Cikini dan kembali,” kata Fathoni dalam pesannya. tim media tentang penderitaan mereka.
Fathoni memprotes beban yang dipikulnya saat ini. Sebab, rumahnya terlalu jauh untuk dimasuki RSCM dan ia juga sedang sakit.
Dengan adanya pengaduan kepada Wakil Presiden RI tersebut, Fathoni diperkirakan akan segera dipindahkan ke apartemen dekat RSCM.
Keinginan tersebut juga diungkapkan Menteri Perumahan dan Permukiman RI, Maruarar Sirait.
“Akses saya ke Rusun Nagrak banyak aksesnya, makanya kebijakan Pak Maruarar Sirait adalah memindahkan saya agar saya bisa rutin mengontrol suara saya yang rusak karena kelemahan otot,” kata Fathoni.
“Dibukanya laporan ini artinya saya rutin memeriksakan diri ke RSCM, istri saya bekerja di Menteng. Jadi saya berharap bisa dimutasi oleh Wapres melalui Pak Maruarar Sirait,” ujarnya.
Rusun yang akan dilewati Fathon ini lebih dekat dengan RSCM yakni Rusun Pasar Rumput.
“Pindah dari Apartemen Nagrak ke Apartemen Pasar Rumput atau saya bisa minta bantuan untuk pindah ke Apartemen PIK Pulogadung meski tidak diterima di sana,” jelasnya.
Sebelumnya, Wakil Presiden Republik Indonesia (Wapres) Gibran Rakabuming Raka memberikan instruksi agar segera mempertimbangkan pengaduan masyarakat yang disampaikan pada program “Laporan Mas Wapres” oleh kementerian/lembaga terkait.
Hal itu diungkapkan langsung oleh Deputi Tata Usaha Sekretariat Wakil Presiden RI Sapto Harjono saat membuka acara “Laporan Mas Bise Presidente”.
“Beliau (Wapres Gibran) ingin secepatnya mendapat jawaban, dan jika diperlukan koordinasi, beliau akan segera berkoordinasi dengan instansi terkait. Karena beliau prihatin dengan aduan ini,” kata Sapto saat ditemui awak media di lokasi. istana. Wakil Presiden Indonesia, Jakarta Pusat, Senin (11/11/2024).
Sapto kemudian menjelaskan proses pengaduan dalam program pelaporan Wapres Mas.
Menurut Sapto, bagi yang menyampaikan pengaduan agar menyampaikan ke Sekretariat Wakil Presiden atau WhatsApp di nomor 081117042207.
Setelah itu, laporan tersebut dikaji oleh Deputi Sekretariat Presiden, kemudian disepakati dengan kementerian atau kantor terkait pengaduan tersebut.
“Tentunya akan kami proses secara internal dan berkoordinasi dengan otoritas terkait. Kalau terkait misalnya pertanahan, kami akan berkoordinasi dengan BPN atau instansi terkait lalu menghubungi kami melalui WA,” kata Sapto.
Namun, Sapto memastikan pengaduan di kemudian hari tidak serta merta dirujuk ke kementerian atau kantor terkait.
Menurut dia, Sekretariat Wakil Presiden akan mempertimbangkan atau mendalami terlebih dahulu tuntutan pengaduan tersebut.
“Apakah memang ada pengaduan, nanti kita cek, tiba-tiba sudah dilaporkan ke instansi lain, lalu pengaduan ini masih perlu diselesaikan, karena masyarakat datang dengan berbagai macam pengaduan dan oh. Misalnya pengaduan ini tidak jelas, kami Perlu dicek ke departemen terkait, ujarnya.
“Jika perlu ditangani oleh dinas terkait, kami akan memberitahukannya,” ujarnya.
Ia hanya bisa memastikan setiap pelapor bisa mengikuti proses pengaduan langsung di website Setwapres atau melalui nomor WhatsApp pengadu yang sama.
“Monitoring lewat WA. Dan ada di website Setwapreslapor.go.id. Iya sama nomornya. Jadi baru pertama kali, mungkin masih banyak celahnya. Jadi ini beberapa hari setelah dibuka, atau ‘nalishi , jadi kami persiapkan sebaik mungkin,” kata Sapto.