Reporter geosurvey.co.id Aisyah Nursyamsi melaporkan
geosurvey.co.id, JAKARTA – Fibrosis paru merupakan salah satu penyakit paru-paru yang dapat menimbulkan berbagai komplikasi berbahaya.
Ini termasuk masalah pernapasan, gangguan pernapasan, dll.
Oleh karena itu, penting untuk mengetahui apa saja gejala fibrosis dan kapan sebaiknya segera ke rumah sakit.
Menurut dokter paru Dr. Arini purvono memiliki gejala berbeda dari penyakit fibrotik ini.
Pertama, batuk kering yang kronis atau terus-menerus.
“Dalam konteks fibrosis paru, jika (batuk) menetap lebih dari 3 bulan, dengan pengobatan standar, kita harus mewaspadai jika memang ada fibrosis paru,” ujarnya dalam talkshow kesehatan virtual. Dari Kementerian Kesehatan, Kamis (26/12/2024).
Kedua, ada rasa abstraksi. Keketatan ini tidak parah.
Awalnya, penderita mungkin mudah merasa lelah. Kadang baru jalan 100 meter, saya sudah mengeluh. Meskipun operasi ini umumnya mudah.
“Atau menaiki satu atau dua tangga, saya sudah lelah.
Ya, apa yang terjadi sebelumnya memakan waktu terlalu lama. “Jadi kami istirahat, khusus 3 bulan,” jelasnya.
Ketiga, penurunan berat badan tanpa alasan yang jelas. Padahal nafsu makannya normal. Namun ini berarti tubuhnya terus mengalami penurunan.
Keempat, berbicara tentang fibrosis paru, terkadang dikaitkan dengan penyakit autoimun.
“Autoimun juga punya gejala tersendiri. Misalnya rheumatoid arthritis, nyeri sendi atau kuku di pagi hari juga bisa terjadi. Atau lupus dengan area merah ya di pipi atau area lainnya.” Dia menjelaskan.
Lalu kapan waktu yang tepat untuk memeriksakan diri ke dokter?
Menurut dr Arini, jika gangguan pernapasan berlanjut hingga dua minggu disertai gejala di atas, sebaiknya segera periksa ke dokter.
“Jadi, jika saya mengalami gangguan pernafasan atau gangguan pernafasan lebih dari dua minggu dan tidak sembuh dengan pengobatan konvensional, sebaiknya konsultasikan ke dokter,” sarannya.
Sehingga pasien dapat mencegah keterlambatan atau berada dalam kondisi yang lebih baik.