Reporter Tribune.com Isia Nursams memberitakan hal itu
geosurvey.co.id, JAKARTA – Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga (Kemendukbanga)/Badan Nasional Kependudukan dan Keluarga Berencana (BKKBN) telah meluluskan 2.822 lansia untuk menjadikan lansia depresi dan produktif.
Faktanya, lansia tidak kebal terhadap gangguan kesehatan mental.
Hal ini diumumkan oleh Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga, Kepala BKKBN. H. Uihaj, S., Dalam Wisuda Akbar Sekolah Lanjut Usia, Tentang Dampak Kesepian pada Lansia dan Terhadap Kesehatan Mental Lansia di Gedung Keluarga Lansia.
Hal ini dikarenakan lansia seringkali merasa kesepian atau hampa. Misalnya saja tidak ada lagi anak-anaknya, sehingga lansia merasa tidak diperhatikan, Kamis (20/12/2024).
Dari segi kesehatan, lansia juga mengalami penurunan
“Misalnya sekarang sedang sakit, sehingga bisa melakukan banyak aktivitas yang biasa dilakukan. Namun, ketika sudah tua, hal itu tidak bisa dilakukan. Hal inilah yang membuat lansia merasa tidak nyaman dengan kondisinya,” imbuhnya. . .
Indonesia kini telah memasuki struktur populasi menua yang ditandai dengan banyaknya penduduk lanjut usia
Pada tahun 2023, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat jumlah penduduk lanjut usia pada tahun 2021 sebesar 10,82 persen.
Pada tahun 2023 meningkat menjadi 11,75 persen, dan pada tahun 2045 menjadi 20,3 persen.
Penuaan populasi harus menjadi perhatian kita agar para lansia tetap produktif dan tetap berkontribusi terhadap perekonomian negara.
Masalah kesepian dan depresi juga banyak dialami oleh lansia, menurut survei nasional tahun 2022 yang dilakukan BKKBN dan UNFPA.
Studi BKKBN dan UNFPA pada tahun 2020 menemukan bahwa lansia lebih memilih tinggal di rumah dibandingkan keluar rumah dan beraktivitas, dengan tingkat depresi lansia mencapai 73,9 persen.
Dan pada survei tahun 2024, prevalensi depresi pada usia lanjut mencapai 64,4 persen mengacu pada Skrining Sederhana Lansia Kementerian Kesehatan (CYCLAS) (CC, & BKKBN, 2024).
“Untuk menghindari kesepian, sangat penting bagi lansia untuk memiliki teman atau pendamping, lingkungan terdekat dari lansia. Secara khusus, keluarga harus beradaptasi dengan perubahan kemampuan lansia dan harus mampu melihat minatnya. Orang-orang tua mengajukan banding.
Lansia diperkenalkan dengan minat dan aktivitas baru sehingga lansia dapat mengungkapkan perasaannya dan melakukan berbagai aktivitas.
Guna mempersiapkan penduduk Indonesia memasuki populasi menua, pemerintah menerbitkan Peraturan Presiden Nomor 88 Tahun 2021.
Kita berharap dengan adanya strategi nasional penuaan dapat menjadikan lansia mandiri, sejahtera dan bermartabat.
Sehingga lansia dapat berpartisipasi aktif sebagai lansia yang berdaya, yang utamanya melalui kegiatan Bina Keluarga Lanjut Usia (BKL).
“Mewujudkan kegiatan Keluarga Lanjut Usia (BKL) yang inovatif dengan didirikannya Sekolah Menengah Atas merupakan konsep pembelajaran sepanjang hayat untuk mewujudkan Lansia Sehat, Mandiri, Aktif, Produktif, dan Berharga (SMART) pada usia di bawah tujuh tahun. dia menjelaskan.
Ketujuh dimensi tersebut adalah fisik, spiritual, emosional, intelektual, sosial, lingkungan dan kejuruan.
Kedua, menyiapkan ringkasan kebijakan mengenai dampak kesepian dan gangguan kesehatan mental pada lansia.
Oleh karena itu, integrasi dan integrasi lintas sektoral dengan partisipasi pemerintah pusat, pemerintah daerah, mitra kerja, lembaga swadaya masyarakat (LSM), perguruan tinggi, swasta, dan masyarakat aktif akan diperkuat.