geosurvey.co.id – Komandan Korps Garda Revolusi Iran, Hossein Salami, mengancam Israel dengan serangan dahsyat jika menyerang sasaran di wilayah Iran.
“Jika Anda (Israel) melakukan kesalahan dan menyerang sasaran kami di kawasan atau di Iran, kami akan memberikan pukulan menyakitkan lainnya kepada Anda,” kata Hossein Salami saat menghadiri pemakaman Wakil Komandan Operasi IRGC Abbas Nilforoshan. menurut laporan Irib.
Abbas Nilforoshan tewas pada Jumat (27/9/2024) bersama Sekretaris Jenderal Hizbullah Hassan Nasrullah dalam serangan udara Israel terhadap markas bawah tanah Hizbullah di pinggir distrik Dahiya selatan Beirut, Lebanon.
Saat pemakaman, Hossein Salami mengatakan sistem pertahanan udara Terminal High Altitude Area Defense (THAAD) AS tidak efektif dalam melawan respons Iran.
“Kami tahu bahwa ketika Anda (Israel) mengatakan sesuatu, kami akan melaksanakannya. Jika fasilitas kami diserang di wilayah Iran atau di wilayah tersebut, kami akan meresponsnya dengan keras,” katanya.
Hossein Salami menegaskan bahwa Iran mengetahui kelemahan Israel dan operasi “Janji Sejati 2” Iran yang diluncurkan pada 1 Oktober 2024 merupakan peringatan bagi Israel.
“Kami mengetahui kelemahan Israel, mereka mengetahuinya dengan baik, dan jika negara kami, para pemimpin kami, dan kepentingan kami menjadi sasaran, kami akan merespons dengan tegas,” ujarnya.
“Kami meluncurkan ‘True Promise 2’ agar Israel waspada dan tahu bahwa kami dapat menyerang mereka,” katanya, menurut Masrawi.
Dia mengatakan musuh-musuh Iran akan menderita karena kesalahan perhitungan.
Di masa lalu, AS, sekutu utama Israel, mengirimkan sistem pertahanan udara THAAD dan baterai pasukan AS yang beroperasi di Israel untuk melindungi Israel dari respons Iran.
Sekretaris Pers Pentagon, Mayor Jenderal Pat Ryder, membenarkan kedatangan pasukan AS dan THAAD di Israel pada Senin (14/10/2024).
Sementara itu, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu belum memutuskan untuk menyerang sasaran di Iran. Iran membalas terhadap Israel tahun ini
Tahun ini, Iran melancarkan dua serangan balik langsung terhadap Israel: “Janji Sejati” pada 13 April 2024 dan “Janji Sejati 2” pada 1 Oktober 2024.
Tindakan pertama adalah pembalasan atas serangan udara Israel terhadap konsulat Suriah di Damaskus yang menewaskan komandan IRGC Mohammad Reza Zahidi dan anggota IRGC lainnya pada 1 April 2024.
Sementara itu, langkah kedua Israel adalah merespons serangan mematikan di Jalur Gaza serta pembunuhan para pemimpin senior Hamas, Hizbullah, dan IRGC.
Menurut Al Jazeera, Iran menembus pertahanan udara Israel dengan meluncurkan lebih dari 200 rudal dalam Operasi True Promise dan 180 rudal dalam Operasi True Promise 2.
Kedua serangan balik tersebut berhasil mengenai beberapa sasaran di Israel, namun sebagian besar berhasil dicegat oleh sistem pertahanan udara Israel dan koalisi pertahanan regional yang dipimpin oleh sekutunya, Amerika Serikat. Foto ini menunjukkan rudal yang dicegat di dekat kota Baka al-Gharbia di Israel utara pada 1 Oktober 2024. Sasarannya adalah Hizbullah. “Sirene berbunyi di Israel tengah,” kata militer, tanpa memberikan rincian mengenai daerah yang terkena dampak. (Foto oleh Ahmed Garabli / AFP) (AFP / Ahmed Garabli)
Sebagai informasi, Israel bersama AS dan sekutunya menuduh Iran mendanai Hizbullah, Hamas, Kataib Hizbullah, Jihad Islam Palestina (PIJ) dan kelompok lain di Suriah, Irak, dan Lebanon untuk berperang melawan Israel dan sekutunya. daerah.
Serangan Israel di Jalur Gaza kini meluas hingga ke Lebanon selatan, menyasar Hizbullah, setelah Israel melancarkan serangan besar-besaran pada Senin (23/10/2024).
Hizbullah telah menargetkan perbatasan Israel sejak 8 Oktober 2023, bergabung dengan perlawanan Palestina Hamas di Jalur Gaza. Jumlah korban tewas di Jalur Gaza
Saat ini Israel yang didukung Amerika Serikat dan banyak negara Eropa masih melanjutkan agresinya di Jalur Gaza, jumlah warga Palestina telah melampaui 42.409 jiwa dan 99.153 orang terluka sejak Sabtu (7/10). / 2023) pada Rabu (16/10/2024) dan 1.177 orang meninggal di Israel.
Sebelumnya, Israel mulai mengebom Jalur Gaza pada Sabtu (7/10/2023) setelah gerakan perlawanan Palestina Hamas melancarkan Operasi Locks Flood sebagai respons terhadap pendudukan dan kekerasan Israel sejak 1948.
Setelah menukar 105 sandera dengan 240 tahanan Palestina pada akhir November 2023, Israel mengatakan pihaknya telah dan masih menahan 101 orang yang ditahan oleh Hamas di Jalur Gaza.
(geosurvey.co.id/Unitha Rahmayanti)
Berita lainnya terkait konflik Palestina-Israel