geosurvey.co.id, JAKARTA – Anggota Komisi III DPR RI dari Partai Gerindra, Martin Daniel Tumbelaka mengapresiasi tindakan tegas Polri dalam menangani oknum yang terlibat dalam Gudang Ekspor Pemilu 2024 Jakarta. DWP) tindakan.
Martin mengapresiasi tindakan Polri dalam menetapkan Pemberhentian Tidak Senonoh (PTDH) dan pemberhentiannya merupakan bentuk komitmen menjaga integritas institusi.
“Kami mendukung penuh Polri untuk menindak tegas anggotanya yang melakukan pelanggaran,” kata Martin saat diwawancara, Rabu (1/8/2025).
Penting, kata dia, cara tegas seperti itu untuk mengembalikan kepercayaan masyarakat terhadap institusi pemerintah.
Martin meyakinkan Komisi III DPR RI akan terus memantau dan mendorong Polri untuk menjaga integritas seluruh anggotanya.
“Harus ada efek jera untuk mencegah kejadian serupa terjadi lagi,” kata Martin.
Selain itu, Martin juga meminta masyarakat aktif melaporkan aktivitas ilegal yang dilakukan polisi.
Ia menilai partisipasi masyarakat penting dalam menciptakan budaya hukum yang transparan dan terpercaya.
Martin menegaskan, tindakan tegas Polri dalam menghukum anggotanya akan memperkuat posisi Polri sebagai lembaga penegak hukum yang dipercaya masyarakat.
“Kami berharap Polri terus menjaga harkat dan martabat institusi serta memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat,” ujarnya.
Kasus tersebut diketahui bermula dari adanya laporan bahwa lebih dari 400 pegawai DWP diperas polisi senilai 9 juta ringgit atau sekitar Rp 32 miliar.
Pernyataan penyelenggara DWP Ismaya Live terkait kewaspadaan terhadap kasus perampokan dan perampokan.
“Kepada keluarga DWP kami yang luar biasa. “Kami mendengar kekhawatiran Anda dan sangat menyesal atas tantangan dan frustrasi yang Anda alami,” kata DWP dalam keterangan resmi di Instagram, Kamis (19/12/2024).
DWP berkomitmen untuk bekerja sama dengan pihak berwenang dan Pemerintah untuk menyelidiki masalah ini secara menyeluruh.
“Kami secara aktif bekerja sama dengan pihak berwenang dan institusi untuk menyelidiki insiden tersebut secara menyeluruh dan memastikan tindakan nyata diambil untuk mencegah kejadian serupa terulang kembali di masa mendatang.”
Namun Kepala Divisi Propam Polri Irjen Pol Abdul Karim mengoreksi penerimaan uang dari polisi yang memeras warga Malaysia pada 2024. Djakarta Warehouse Project (DWP) serentak.
Berdasarkan penjelasannya, uang yang diperas Polri hanya sebesar 2,5 miliar riyal.
Saya juga harus menjelaskan bahwa kami telah mengumpulkan 2,5 miliar bukti. Rp. Jadi jangan seperti pemberitaan sebelumnya yang jumlahnya sangat tinggi, kata Abdul Karim di Mapolres Jakarta Selatan, Selasa (24/12/2024).
Menurut dia, angka yang beredar saat ini tidak sesuai dengan kenyataan hasil yang diperoleh.
“Kami selalu bekerja sama dengan Kompolnas dari luar negeri untuk melakukan penyelidikan ini. Jadi kami terbuka, kata Kepala Bidang Propam itu.
Demikian pula jumlah korban berdasarkan hasil penyelidikan.
Abdul Karim mengatakan, korban merupakan warga negara Malaysia dari penyelidikan dan ditemukan identitas 45 orang.
“Jadi jangan khawatir dengan angkanya. Oleh karena itu, kami memperluas catatan ilmiah para korban dan berdasarkan hasil penyelidikan, jelasnya.
Kepala Cabang Propam itu menegaskan, Komando Polri bertanggung jawab atas segala pelanggaran yang dilakukan anggotanya.
Sejauh ini, sudah ada dua orang korban jiwa yang melapor atau memberikan keterangan kepada Kombes Polri.
“Iya, kami dapat di Komisariat Polri, Divpropam.” Jadi ada dua mitra. Tentu saja, kami akan mempertahankan yang pertama dari lima hal ini.