geosurvey.co.id – KOMISARIS POLISI ATAU COMGEN POL. Dr. Ahmad Lutfi, S.S.T.M.K., S.H. Beliau merupakan pensiunan Perwira Kepolisian Negara.
Sebelumnya, Ahmad Lutfi menjabat sebagai Irjen (Irgen) dan akhirnya resmi dipromosikan menjadi Komisaris Utama (Komgen) Polri.
Komisaris Besar Polisi. Dr. Ahmad Lutfi, S.S.T.M.K., S.H. Ia lahir pada tanggal 22 November 1966 di Surabaya, Jawa Timur.
Ahmad Lutfi menganut agama Islam.
Komisaris Besar Polisi. Dr. Ahmad Lutfi, S.S.T.M.K., S.H. Ia memiliki seorang istri bernama Nurina Mulkiwati.
Nurina Mulkiwati meninggal karena kanker darah pada November 2019.
Sepeninggal istrinya, Jenderal Surabaya dikabarkan tak pernah menikah lagi. Komisaris Besar Polisi. Dr. Ahmad Lutfi, S.S.T.M.K., S.H. (Dr. Tribun Jawa Tengah)
Irjen Ahmad Lutfi adalah H. Putra Makali dan H.J. Musharfah.
Polisi yang akrab disapa Jenderal Lutfi ini memiliki adik laki-laki bernama Kolonel Inf Zainul Bahar dan AKBP M Sinwan.
Ahmed Lutfi bergabung dengan Korps Byangkara pada tahun 1989 melalui Sekolah Perwira Sukarela Polri (SEPA) dengan pengalaman di bidang intelijen keamanan.
Irjen Ahmad Lutfi atau Komjen Ahmad Lutfi didukung Partai Gerindra untuk bertarung di Pilkada Jawa Tengah 2024.
Mantan Kapolda Jawa Tengah itu kini dimutasi ke Kementerian Perdagangan.
Pada Agustus 2024 diangkat menjadi Irjen Kementerian Perdagangan.
Diangkat menjadi Inspektur Jenderal Kementerian Perdagangan
Sebelumnya, Ahmad Lutfi merupakan Kepala Kepolisian Daerah (Kapolda) Jawa Tengah (Jateng).
Ahmed Lutfi menjabat Kapolda Jawa Tengah pada 1 Mei 2020.
Sedangkan Ahmad Lutfi menjabat Wakil Kapolda Jawa Tengah.
Jenderal bintang 2 ini merupakan salah satu perwira tinggi Kepolisian Negara (Pati) yang bukan lulusan Akademi Kepolisian (Akpol).
Ahmad Lutfi bukan lulusan akademi kepolisian.
Ahmad Lutfi lulus dari Sekolah Perwira Relawan (Sepa Milsuk) pada tahun 1989.
Lanjut Ahmad Lutfi di Sekolah Tinggi Perwira (SELAPA).
Selain itu, Ahmed Lutfi merupakan lulusan Sespim Pollari tahun 2005 dan Lemanas PPRA tahun 2017.
Rekam jejak
Semasa karirnya, Irjen Ahmad Lutfi bertugas di wilayah Jawa Tengah.
Pria kelahiran Surabaya ini mengawali karir gemilangnya sebagai Kapolres Batang.
Karir Ahmad Lutfi adalah di kepolisian Indonesia.
Meski bukan lulusan akademi kepolisian, Ahmed Lutfi telah membuktikan dirinya mampu menjadi seorang jenderal.
Lutfi Bhayankara pernah menduduki beberapa posisi strategis di Korps.
Ahmad Lutfi tercatat menjabat sebagai Kapolres Batang.
Karirnya semakin sukses pada tahun 2010 ketika ia diangkat menjadi Wakil Direktur Intelkam Polda Jawa Tengah.
Pada tahun 2011, jenderal asal Surabaya ini dipromosikan menjadi Wakil Kapolres Surakarta.
Saat itu Ahmad Lutfi bersama Kapolri saat itu, Komjen Paul. (Purn.) Dr. Nana Sudjana, M.M.
Kemudian pada tahun 2015, ia berhasil diangkat menjadi Kapolres Surakarta.
Setelah itu, ia ditugaskan kembali ke Polri pada tahun 2017 untuk menjadi Analis Politik Senior Bidang Sosial Budaya dan Keselamatan dan Keamanan.
Pada tahun 2018, Lutfi dipercaya menjabat sebagai Wakapolda Jateng.
Pangkatnya masih Brigadir Jenderal atau Brigjen.
Baru pada tahun 2020 ini Ahmad Lutfi naik pangkat menjadi Irjen dan menjabat Kapolda Jawa Tengah.
Pada tahun 2018, Lutfi dipercaya menjabat sebagai Wakapolda Jateng.
Pangkatnya masih Brigadir Jenderal atau Brigjen.
Baru pada tahun 2020 ini Ahmad Lutfi naik pangkat menjadi Irjen dan menjabat Kapolda Jawa Tengah.
Sebagai informasi, Ahmad Lutfi diketahui mengundurkan diri lebih awal dari polisi.
Comgen Paul Ahmad Luthfi Sebagai Irjen Kementerian Perdagangan (Kemendag), Comgen Paul Ahmad Luthfi memutuskan untuk mencalonkan diri sebagai Gubernur Jawa Tengah pada Pilkada 2024.
Ahmad Lutfi mencalonkan diri sebagai calon Gubernur Jawa Tengah.
Ahmed Lutfi maju sebagai tandem Taj Yassin di Pilkada Jawa Tengah 2024.
Duo Ahmad Lutfi-Taj Yassin yang diusung aliansi Indonesia Maju Plus akan bersaing dengan duo Prihadi Andika Parkasa-Hendra yang diusung PDI Perjuangan.
Pendidikan
Pendidikan umum
Pendidikan Dasar (1978)
Sekolah Menengah (1981)
Sekolah Menengah (1984)
S1 (1990)
Magister (1995)
Pendidikan polisi
Sepa Milsuk Pollari (1989)
Selapa Pollari (2000)
Jalan wijen (2005)
Lemanus PPRA (2017)
Pendidikan kejuruan
Kediktatoran Polisi (1992)
Lingkaran Daspa (1994)
Dikjur Pa Provos (1995)
Kekayaan Ahmad Lutfi
Berdasarkan laman Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LJKPN) Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Ahmed Lutfi pertama kali melaporkan Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (e-LHKPN) saat menjabat sebagai Kepala Kepolisian Resor (Kapolres) Surakarta.
Per 2 Maret 2017, kekayaan Ahmad Lutfi mencapai Rp1.256.133.600.
Ahmad Lutfi kembali memaparkan LHKPN saat dipromosikan menjadi Kapolda Jateng.
Saat itu, Ahmad Lutfi memiliki total harta sebesar Rp 8.641.309.979 per 31 Desember 2021.
Setahun kemudian, tepatnya pada 31 Desember 2022, kekayaan Ahmad Lutfi bertambah menjadi Rp9.700.310.311.
Per 20 Maret 2024, kekayaan Ahmad Lutfi sebesar Rp 10.268.497.662.
Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN) tertanggal 20 Maret 2023 2024 mencantumkan kekayaan Ahmed Lutfi.
Harta kekayaan mantan Kapolda Jateng itu antara lain tanah dan bangunan, alat dan mesin angkutan, serta uang tunai dan setara kas.
Ahmad Lutfi tercatat tidak memiliki utang.
Kekayaan Lutfi didominasi oleh dua properti tanah dan konstruksi yang terletak di Kota Surakarta dan Kesultanan Sukoharjo dengan jumlah total Rp 6.300.000.000.
Ia juga melaporkan kepemilikan alat dan mesin angkut senilai Rp935.000.000.
Ia kemudian juga melaporkan kas dan setara kas senilai Rp3.033.497.662.
Rincian kekayaan Ahmed Lutfi diberikan di bawah ini:
Deskripsi Properti:
A. Tanah dan bangunan sampai dengan Rp6.300.000.000 dengan rincian:
1. Tanah kota Surakarta luas 2.662 m2 nilai hasil sendiri Rp 3.100.000.000
2. Kavling dan Bangunan Luas 400 m2 di Kabupaten Sukoharjo hasil sendiri senilai Rp 3.150.000.000
B. Alat dan mesin angkut mencapai Rp 935.000.000 dengan rincian:
1. Toyota Jeep 1982, penghasilan sendiri Rp 100.000.000
2. Mobil Honda CR V 2010, penghasilan sendiri Rp 200.000.000
3. Mobil Toyota Hardtop 1984, penghasilan sendiri Rp 250.000.000
4. Mobil Toyota Hardtop 1980, penghasilan sendiri Rp 250.000.000
5. Mobil Toyota Hardtop Tahun 1966, Pendapatan Sendiri Rp 100.000.000
6. Sepeda Motor Harley Davidson Tahun 2013, Pendapatan Sendiri Rp 35.000.000
C. Harta bergerak lainnya Rp—-
D. Surat Berharga Rp.—-
E. Kas dan setara kas Rp 3.033.497.662
F. Aset Lainnya Rp.—-
Jumlahnya Rp 10.268.497.662
Pinjaman Rp —-
Total aset Rp 10.268.497.662
(geosurvey.co.id/Kaa)
Baca berita terkait di sini