Laporan Jurnalis geosurvey.co.id, Ilham Rian Pratama
geosurvey.co.id, JAKARTA – Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) membuka kasus baru di Kementerian Pertanian (Kementan).
Kasus tersebut terkait dugaan korupsi pengadaan barang dan jasa (PBJ) pabrik pengolahan karet tahun anggaran 2021-2023.
“Saat ini kami sedang menangani kasus terkait pembelian, saya lupa namanya, tapi asamnya yang mengentalkan karet. Dulu disebut asam format. Namanya untuk mengentalkan karet. Itu adalah oleh- produk untuk membuat Pupuk,” kata Direktur Penelitian KPK Asep Guntur Rahayu dalam keterangannya, dikutip Jumat (29/11/2024).
“Nah, asam ini kita beli, jadi kita sudah punya barangnya, di Jawa Barat ada pabrik pupuk yang memproduksi asam ini. Ini untuk mengentalkan karet,” lanjut Dirjen Bintang Polri itu.
Asep menjelaskan, Kementerian Pertanian melakukan pengadaan melalui pembelian produk. Kemudian produk tersebut didistribusikan ke para petani.
Namun diduga terjadi inflasi harga atau mark-up.
Yang terjadi hanya inflasi harga. Jadi, harga yang tadinya dijual, misalnya Rp 10 ribu per liter, menjadi Rp 50 ribu per liter, kata Asep.
Asep mengatakan, KPK menetapkan beberapa orang sebagai tersangka.
Namun, dia belum mau mengungkap identitas lengkapnya karena proses penyelidikan masih berjalan.
Soal tersangkanya nanti, karena entah kenapa saya lupa mengingatnya, kata Asep.
Termasuk kerugian negaranya, nanti akan kami laporkan, imbuhnya.
Pada Kamis (28/11/2024), penyidik KPK telah merencanakan pemeriksaan saksi untuk mengusut kasus tersebut.
Mereka yang dipanggil adalah Arsad Nursalim (pegawai swasta), Reny Maharani (Agen Umum & Pengadaan 2019-2024), dan Rosy Indra Saputra (Direktur PT Sintas Kurama Perdana periode Mei 2020-Oktober 2024).