geosurvey.co.id – Badan PBB untuk Pengungsi Palestina, UNRWA, memperingatkan potensi kelaparan akut yang akan menimpa lebih dari dua juta pengungsi di Jalur Gaza.
Potensi tersebut terungkap setelah hujan deras memperburuk situasi warga Palestina yang menjadi pengungsi akibat serangan selama 13 bulan.
“Lebih dari dua juta orang yang mengungsi di Jalur Gaza yang hancur menghadapi risiko kelaparan dan kehausan karena menjadi mustahil bagi keluarga mereka untuk mendapatkan makanan akibat pemboman Israel,” kata UNRWA.
Dalam sebuah tweet di media sosial
Situasi ini diperparah dengan penjarahan sistematis terhadap konvoi bantuan kemanusiaan yang ditujukan ke Palestina.
Inilah sebabnya mengapa dua juta pengungsi terancam kelaparan dan kehausan akibat kurangnya pasokan makanan, di tengah pemboman brutal di wilayah utara Gaza, Arab News mengutip. Wabah penyakit mengancam kehidupan para pengungsi Gaza
Selain kelaparan, jutaan warga Gaza berisiko menyebarkan penyakit dan epidemi ketika musim dingin tiba.
Juru bicara Pertahanan Sipil Gaza Mahmoud Basal mengatakan kepada Al Jazeera bahwa Jalur Gaza sedang mengalami situasi tragis yang semakin sulit karena hujan.
Hujan yang membatasi kamp pengungsi Palestina menyebabkan tumpukan sampah di dataran rendah.
Hal ini dikhawatirkan akan berdampak buruk bagi kesehatan masyarakat di sana, terutama bagi mereka yang mengalami gizi buruk.
“Orang yang mengalami kekurangan gizi akan lebih rentan terhadap penyakit karena hal ini akan memperburuk kondisi kesehatan,” kata Louise Wateridge, juru bicara UNRWA.
Tak hanya itu, banjir akibat hujan deras dan tingginya air juga merusak tenda-tenda sementara dan menyebabkan banyak pengungsi kehilangan tempat berlindung.
Kantor media pemerintah Gaza melaporkan sekitar 10.000 tenda tersapu atau rusak akibat badai. Sebanyak 81 persen tenda sudah tidak dapat digunakan lagi.
Beberapa pengungsi bahkan terpaksa menggali parit untuk mengalirkan air dari tenda mereka.
Keadaan ini menunjukkan bahwa penderitaan tidak hanya disebabkan oleh perang, tetapi juga dari alam yang semakin menambah kesulitan hidup.
“Hujan ini menyebabkan kerusakan serius pada tenda-tenda yang menampung ribuan pengungsi, air mengalir ke dalam tenda-tenda dan merusak bagasi serta kasur,” kata Basal.
Mengantisipasi situasi yang memburuk di Gaza, kantor media pemerintah Gaza telah meminta masyarakat internasional untuk menyediakan tenda bagi warga Gaza yang mengungsi untuk melindungi mereka dari hujan dan dingin.
Organisasi internasional juga menyerukan agar jalur bantuan tanpa hambatan dibuka sehingga kebutuhan dasar seperti makanan, tempat tinggal, dan obat-obatan dapat segera dipenuhi. Rumah Sakit Gaza dalam kondisi kritis
Di tengah situasi yang mengkhawatirkan di Gaza, Rumah Sakit Al-Aqsa di Deir el-Balah, Gaza tengah, dan rumah sakit lain di Jalur Gaza saat ini berada dalam kesulitan.
Rekan medis di Rumah Sakit Al-Aqsa mengatakan mereka kewalahan dan sumber daya medis terbatas untuk menangani masuknya ratusan pasien dengan staf dan ruang operasi yang terbatas.
Pejabat kesehatan di Gaza telah memperingatkan bahwa semua rumah sakit di wilayah kantong yang diblokade akan terpaksa menghentikan atau mengurangi layanan dalam waktu 48 jam.
“Kami mengeluarkan peringatan mendesak karena semua rumah sakit di Gaza akan berhenti beroperasi atau mengurangi layanan dalam waktu 48 jam. Pendudukan (Israel) menghalangi masuknya bahan bakar,” kata Direktur Rumah Sakit Lapangan Gaza Marwan Al-Hams.
(geosurvey.co.id/Namira Yunia)