geosurvey.co.id, Bogor – Egil meninggal dunia pada 19 Februari). Peristiwa pelajar kelas tiga SMK di Desa Pejaralan, Kecamatan Seumas, Provinsi Bogor bersimbah darah masih menjadi perbincangan hangat di kalangan warga Bogor.
Agil RT 03/05, Desa Pajelaran, Siomas, Provinsi Bogor, Sesosok mayat ditemukan pada Jumat (29/11/2024) sekitar pukul 12.30 WIB di rumah temannya, dengan luka di sekujur tubuh Ta.
Korban ditemukan oleh pemilik rumah, yang kemudian melaporkannya ke pengurus RT setempat, yang kemudian menyerahkannya kepada kami, kata Ivan Vahyudin, Kapolsek Siomas Bogor.
Polisi menemukan lembaran yang diduga digunakan tersangka HS untuk membunuh Agil Fabrian dari TKP.
Agar diduga menjadi korban pembunuhan. Usai kejadian, jenazah Agar dibawa ke RS Polri Kalamajati untuk diautopsi. Agil Febriyan ditemukan tewas pada Jumat (29 November 2024) saat mengunjungi kawasan Desa Pejalaran di Kecamatan Siomas, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat. (Tribunnewsbogor.com/Eksklusif)
Jenazah Agil Febryan ditemukan pemilik rumah dalam genangan darah di dapur.
Berdasarkan penyelidikan awal polisi, pelakunya adalah teman Agar, HS, anak pemilik rumah.
HS sendiri kabur setelah membunuh Agil Fabrian dan saat ini masih buron.
Polisi menemukan sebilah pisau dari rumah tempat ditemukannya jasad Agal Fabrian. Lembaran ini menjadi salah satu bukti yang digunakan polisi untuk melacak pelakunya.
Polisi terus mendalami motif pembunuhan Egil Fabrian karena diduga ditikam hingga tewas di hari pembunuhannya.
Jumat, sekitar pukul 12.30 WIB, pemilik rumah baru saja pulang kerja.
Sesampainya di rumah, dia kaget melihat seorang wanita berlumuran darah. Korban, Agulu, diketahui sedang mendatangi rumah rekannya, HS (29), saat kejadian.
Kapolsek Ivan Vahiodi, Kapolsek Siomas, mengatakan, warga yang menyaksikan dua orang (korban dan HS) ngobrol di depan rumah sebelum korban ditemukan tewas oleh ibu HS mengatakan, Katanya dia ada di sana.
Kapolres Ivan mengatakan, para saksi tidak terlalu memperhatikan kedua pria tersebut.
“Saksi melihat sekilas keadaan dan melanjutkan perjalanan menuju masjid, namun ketika melewati rumah itu lagi setelah salat Jumat, dia melihat terduga pelaku dan korban di TKP. Saya tidak bisa memastikannya.” Sabtu (30/11/2024).
Sementara saksi lainnya, ibu HS mengaku sempat berbincang dengan anaknya sebelum berangkat kerja.
Anak tersebut mengaku sedang duduk di depan rumah menunggu temannya datang berkunjung.
Ibu terdakwa kemudian meninggalkan rumah untuk berangkat kerja.
Ibu HS pulang kerja dan masuk melalui pintu depan yang terkunci.
Saat itu, para saksi kaget melihat sesosok tubuh berlumuran darah tergeletak di lantai rumah.
Dikatakannya, “Saksi kaget dan bingung melihat hal tersebut dan langsung keluar rumah dan melaporkan apa yang dilihatnya di dalam rumah kepada tetangganya yang langsung menelepon polisi Siomas.
Polisi mendatangi lokasi kejadian dan setelah melakukan olah tempat kejadian, korban dilarikan ke RS Polri Kalamajati.
“Kami masih menyelidiki dan menelusuri pelakunya,” kata Kapolres Siomas. Sosok Agil Febryan terekam kamera pengawas saat berkunjung
Smyrna, ketua RT setempat, mengatakan korban tiba di rumah tersangka penyerangnya sesaat sebelum waktu salat Jumat dan terlihat dari kamera pengintai di rumah warga saat melintas.
Diduga pula seorang warga yang berprofesi sebagai guru menyaksikan pelaku HS di depan rumah sebelum korban datang.
Ketika guru menanyakan tindakan Pak HS saat itu, Pak HS menjawab bahwa ia mengaku sedang menunggu seseorang.
“Rumah Pak Ustaz berada di atas TKP, dan pada hari Jumat mereka juga datang dan menanyakan apa yang dilakukan Pak Ustaz. Dia sedang menunggu teman Pak Ustaz,” kata Smyrna kepada TribunnewsBogor, Sabtu (11/11). 30 November 2024).
Sesaat sebelum korban sampai di rumah pelaku, Smirna melanjutkan ucapannya, namun pelaku masih terlihat oleh ustaz.
Saat itu, korban datang dengan mengendarai sepeda motor Honda Beat berwarna merah hitam dengan mengenakan jaket hitam, celana olahraga training, dan helm berwarna putih. Agil Febryan diduga mendatangi rumah narapidana untuk menjual telepon seluler.
Guru pun mendengar percakapan kecil di antara mereka berdua karena jarak mereka masih berdekatan.
Saat itu, guru tersebut dikabarkan mendengar tersangka penyerang meminta korban untuk membawa sepedanya ke halaman belakang.
Terduga pelaku juga memberikan kopi kepada korban yang merupakan seorang pelajar di salah satu SMK swasta di Bogor.
“Deputi mendengar tersangka dan korban berkata, ‘Naik saja sepedamu,’ dan korban berkata, ‘Mau kopi atau tidak?’ berkata, “Itu tidak benar,” dan “Ayo kita minum kopi,” yang kemudian diutarakan lagi oleh tersangka.”
Namun guru tersebut pergi ke masjid tanpa bertanya apapun dan hanya mendengar percakapan mereka.
Sebab, jalan semakin menjauh dari rumah terduga pelaku, ujarnya.
Smyrna menduga Agar datang ke rumah HS untuk menjual ponsel.
Smyrna menonton video terakhir almarhum sebelum meninggal. Pak Smirna mengatakan, dalam video tersebut terlihat Pak Agal sedang menyampaikan kabar tersebut kepada Pak HS.
“Korban mencatat lokasinya di depan sekolah menengah dan mungkin telah berkomunikasi dengan tersangka penyerang dan mengatakan, ‘Saya di sini’,” kata Smyrna.
Dalam video tersebut, Agil Fabrian juga terlihat membawa beberapa ponsel, salah satunya iPhone.
“Rekamannya ada di depan. Dia ada ponsel di dashboard. Di sini (di paha kirinya) ada kotak ponsel merek iPhone di dashboard. Entah merek apa,” kata Smyrna. dikatakan.
Kapolres Ivan Vahyodi mengatakan pihaknya tengah menyelidiki dan mencari terduga pelaku HS.
Kapolres Ivan Vahyudi mengatakan: “Kami masih melakukan penyelidikan menyeluruh dan melacak pelakunya.” Pelayat: Masya Allah, banyak yang sayang Agul.
Jenazah Agar dimakamkan di RS Polri Karamat pada Sabtu (30 November 2024) setelah autopsi selesai.
Adik Agil Febriani, Elena Febriani pun membagikan suasana upacara terakhir Agil Febriani di akun media sosialnya.
Ratusan pelayat terlihat menemani Agal hingga ke tempat peristirahatan terakhirnya.
Para pelayat duduk mengelilingi kuburan sambil menundukkan kepala berdoa. “Banyak yang suka Mashara dan Egil,” tulis Elena.
Menurut Elena, kakaknya itu dikenal sebagai sosok yang baik dan ramah. “Ajer itu baik, ramah dan sopan. Dia suka bertanya apakah anakku pendiam,” kata Elena lagi.
Elena mengatakan, keluarganya tidak mengakui terduga pelaku HS.
“Kami masih melakukan penyelidikan antara pelaku dan korban,” kata Elena kepada TribunnewsBogor.com, Sabtu.
Menurut Elena, orang tua Agil saat ini sedang dalam keadaan shock.
Namun pihak keluarga berharap pelakunya segera dihukum dan ditangkap.
“Tentunya pihak keluarga menginginkan keadilan yang seadil-adilnya,” ujarnya.