geosurvey.co.id, JAKARTA – Seorang warga negara Malaysia mengaku dirampok polisi sebesar Rp 200 saat menonton konser Djakarta Warehouse Project (DWP) 2024 di JIExpo Kemayoran, Jakarta Pusat, 13-15 Desember 2024.
Ilham (26), bukan nama sebenarnya, menghabiskan uang sebesar 200.000 won untuk mengembalikan paspornya kepada polisi yang mencurigainya.
Kisah tersebut diungkap oleh teman Ilham yang berasal dari Indonesia, Raka (27), bukan nama sebenarnya yang saat itu berada di lokasi kejadian.
“Ternyata paspornya disita polisi. Ya, karena saya tahu polisi Indonesia suka suap, tidak apa-apa, saya akan memberikan apa yang ada di tas saya. Kalau tidak salah Rp 200.000, kata Raka saat dihubungi Kompas.com melalui pesan Instagram, Kamis (19/12/2024).
Pencurian paspor ini bermula saat Ilham dan Raka sedang asyik menyaksikan penampilan Steve Aoki di Garuda Land.
Tiba-tiba seseorang yang mengaku polisi menarik tangan Ilham. Pria itu meminta Ilham untuk mengikutinya.
Kata Raka, polisi yang diduga menangkap Ilham berkata, ‘Polisi, ayo, kembali’. Menurut cerita Ilham, dia tidak sendiri. Ada beberapa penonton DWP 2024 lainnya yang turut dijemput dan diperiksa polisi sebagai tersangka.
Kepada polisi tersangka, Ilham menjelaskan bahwa dirinya merupakan WNA asal Malaysia. Polisi kemudian meminta paspor Ilham yang menurutnya untuk keperluan administrasi.
Usai pemeriksaan, paspor Ilham tidak segera dikembalikan. Tersangka polisi malah mencoba mengidentifikasi Ilham apakah dia sedang mabuk atau tidak.
“Kata temanku, menguji hati nurani itu seperti membaca angka di jari atau tidak, gagap atau tidak, sama saja dengan mencium bau nafasmu,” kata Raka.
Usai tes, paspor Ilham tidak dikembalikan. Ilham mencoba bertanya, namun petugas tersebut tidak mendengarkannya dan memilih berbicara dengan petugas polisi lainnya.
Di sisi lain, Raka baru menyadari Ilham belum kembali setelah mencari temannya selama 30 menit. Singkat cerita, Raka bertemu dengan Ilham yang memohon kepada polisi untuk mengembalikan paspornya.
Saat itu, wajah Ilham terlihat ngeri, sama seperti pemantau DWP 2024 lainnya yang paspornya disita.
Raka pun meminta polisi mengembalikan paspornya. Namun upaya tersebut tidak membuahkan hasil.
Raka kemudian melihat paspor orang DWP lainnya yang juga disita polisi, dan ada uang yang disembunyikan di dalamnya. Dengan begitu, dia berinisiatif memberikan uang sebesar Rp200.000.
“Teman saya diuji hanya untuk mencari tahu. Tapi, Diaz bilang ada juga tes urine. Tapi susahnya pas balikin paspor, setelah bayar kayak wabah,” pungkas Raka. Setelah Raka membayar uang, polisi mengembalikan paspor Ilham.
Kata-kata Kapolri
Kapolres Jakarta Pusat, Kompol Susanatyo Purnomo Condro tidak merinci jumlah korban asal Malaysia.
Susanatyo mengatakan, hal tersebut sebaiknya dilaporkan ke Direktorat Reserse Narkoba Polda Metro Jaya.
“Kerjasama dengan Badan Narkoba Polda,” ujarnya.
Berdasarkan informasi yang tersebar, ada lebih dari 400 pengawas DWP yang menjadi korban pungutan liar yang dilakukan polisi dengan nilai 9 juta ringgit atau sekitar RP 32 miliar.
Dulu, pengurus DWP Ismaya Live memberitakan kasus pencurian dan pemerasan.
Kepada keluarga DWP kami yang luar biasa. Kami memahami kekhawatiran Anda dan sangat menyesal atas ketidaknyamanan dan frustrasi yang Anda alami, tulis pernyataan DWP di Instagram, Kamis (19/12/2024).
DWP berkomitmen untuk bekerja sama dengan otoritas setempat dan pemerintah untuk menyelidiki masalah ini dengan baik.
“Kami bekerja keras dengan pihak berwenang dan lembaga pemerintah untuk menyelidiki dengan tepat apa yang terjadi dan memastikan bahwa langkah yang tepat diambil untuk mencegah hal ini terjadi lagi di masa depan,” lanjutnya.
Mereka mengutamakan keselamatan, kualitas, dan pengalaman. (Kompas.com/Tribunnews)