Dilansir reporter Tribunenews.com, Choirul Arifin
geosurvey.co.id, JAKARTA – Produksi kopi Arabika di Java Coffee Estate Farm di Gunung Ijen meningkat signifikan setelah dua anak perusahaan PTPN III (Persero) yakni PTPN IV PalmCo dan PTPN I SupportingCo bekerja sama atau KSO.
Selain peningkatan produksi kopi, produk kopi dari pabrik ini juga secara rutin masuk ke pasar ekspor.
Presiden PTPN IV Palmco Jatmiko Santosa mengatakan peningkatan ini berbanding lurus dengan kinerja operasional dan keuangan.
Bapak Jatmiko Jakarta mengatakan, “Kami memulainya pada tahun 2022 (KSO) dan kini memiliki lahan produksi seluas 2.020 hektar, sejak bulan September lalu, total output perkebunan kopi Jawa mencapai 821 ton. dengan efisiensi produksi kacang hijau sebesar 0,41 ton/ha. (21/10/2024).
Jatmiko mengekspor 266 ton atau 32 persen dari total produksi ke luar negeri.
Menurutnya, Perkebunan Holding bersama Kementerian BUMN selaku pemegang saham mendorong perseroan untuk kembali mengharumkan kopi jawa di kancah internasional.
Pak Jatmiko mengatakan “Kami bersyukur awal mula diadakannya pengayaan kopi di Jawa dapat diakui lebih dari satu abad yang lalu.
KSO dengan PTPN I dimulai pada Mei 2022 ketika Jatmiko yang membawahi PTPN V beroperasi di lahan pertanian Belawan dan Kalisat Jampit dengan berinvestasi pada penanaman dan penguatan perkebunan.
Selain mendatangkan investasi, Jatmiko juga dapat mendorong JCE agar lebih efektif dan efisien, antara lain dengan metode budaya kerja baru dan pemanfaatan teknologi informasi seperti pengukuran ulang menggunakan teknologi geografis, penguatan fungsi digital dalam pemotongan birokrasi dan perampingan. Organisasi dengan menyiapkan data observasi, di antara inisiatif lainnya.
Jatmiko juga mengakui, strategi pemasaran yang tepat berpengaruh signifikan terhadap laba bersih JCE di luar negeri.
“Selain peningkatan produksi, financial cost JCE juga bagus,” ujarnya.
Dikatakannya, bekerja sama dengan PTPN I berhasil memasuki pasar internasional dan meraih harga Best mendekati harga kopi spesialti.
“Laba bersih mencapai 15,37 miliar dolar mulai September 2024,” kata bapak mahkota kelapa sawit Indonesia itu.
Dengan posisi keuangan tersebut, pada akhir tahun, JCE diyakini mampu mengumpulkan laba bersih sebesar 30 miliar dolar atau lebih yang diharapkan pada tahun 2024.
Rinciannya, dari sisi pasar, setidaknya 82 persen kopi JCE produksi Palmco diekspor setelah penerapan perusahaan patungan perusahaan di bawah grup PTPN tersebut.
Baru-baru ini, di awal bulan Oktober, Palmco Farms berhasil mengirimkan 37 produk kopi spesial Arabika, 2 ton ke Amerika Serikat.
Di Negeri Paman Sam, Daarnhauer Coffee di Amsterdam, perusahaan yang berpengalaman 100 tahun di bisnis kopi, membeli 18 ton arabika spesial. Pada saat yang sama, Interamericana meminum jumlah yang sedikit lebih besar, 19,2 ton.
“Produk JCE telah diekspor ke Walker Trading USA, Intern America USA, Harvest East UK dan pasar ekspor lainnya. Secara keseluruhan, sejak KSO dimulai, 82 persen kopi kebanggaan Indonesia sudah terserap ke pasar dunia,” kata Jatmiko.
Jatmiko menjelaskan, seluruh pencapaian tersebut tidak lepas dari kerja keras, dedikasi dan komitmen setiap insan untuk mendukung penuh transformasi JCE untuk mengembalikan kopi Jawa ke kancah global.
“Apa yang sudah kita lakukan disini akan kita jadikan model, good practice yang ada akan kita transfer ke para petani kopi di Indonesia, jadi kedepannya tidak hanya JCE dan PTPN saja, Namun seluruh petani kopi di Indonesia akan senang dengan hasil perkebunan kopi ini,” kata Jatmiko.
“Kami benar-benar akan meningkatkan kepercayaan para pemegang saham kami dalam menghidupkan kembali legenda kopi Java seiring kami berupaya sekali lagi untuk memenuhi permintaan kopi dunia,” kata Bapak Jatmiko.