
Laporan Jurnalis Mahasiswa Siswa
Tribunnevs.com Jakarta – Kepala KSI, serta Partai Undang -Undang Partai Pemimpin, hingga 12% harga dan layanan yang lebih mahal. Ada juga potensi untuk menyelesaikan pekerjaan (pemecatan) di berbagai bidang.
“Energi pembelian akhir juga akan meningkatkan kondisi pasar,” kata Ikbal.
Ikbal mengatakan bahwa pemerintah berencana untuk meningkatkan nilai estimasi nilai 12 persen menjadi 2025. Tahun 2025. Tahun karena gaji yang parah dari komunitas yang lebih kecil dan pekerja yang bekerja.
Perkiraan tersebut diprediksi untuk mengurangi catu daya untuk mengurangi ketidaksetaraan sosial, menghasilkan ketidaksetaraan sosial yang lebih dalam dan mempertahankan tujuan pertumbuhan ekonomi yang diharapkan mencapai 8 persen.
Di sisi lain, kenaikan upah minimum dapat menjadi sekitar 1% hingga 3 persen, yang dianggap tidak memadai untuk memenuhi kebutuhan dasar masyarakat.
“Akibatnya, pembelian orang jatuh dan pengaruhnya telah menyebar ke ekonomi lain yang akan dihancurkan untuk delapan persen pertumbuhan ekonomi,” katanya.
Menurut Ikbal, kebijakan tidak hanya energi yang lebih lemah, tetapi juga memiliki potensi untuk meningkatkan ketidaksetaraan sosial. Selain naiknya beban pajak, menambahkan populasi tambahan untuk mempersiapkan lebih banyak pajak penghasilan, katanya.
Distribusi pendapatan dari degradasi akan memperluas kesenjangan antara celah yang kaya dan miskin yang membuat beban kehidupan lebih sulit.
“Untuk Partai Buruh dan KSI mirip dengan gaya kolonial yang memiliki manfaat populasi yang lebih kecil dari partai kecil,” jelasnya.
Di masa lalu, Si Mauraini SI Maulaine mengatakan bahwa peningkatan pajak yang meningkat (pajak tambahan) sebesar 12 persen 1. Januari 2025. Tahun. Pada pertemuan pertemuan dengan anggota Kongres, SAC Small Mini menjelaskan bahwa persiapan kebijakan pajak direalisasikan mengingat kondisi di berbagai bidang.
Pidato PPN PPN 12% sesuai dengan Peraturan Pajak Harmon (HE) yang disusun hingga 2021. Tahun. Pada saat itu, pemerintah mempertimbangkan status kesehatan dari kebutuhan dasar di masyarakat yang terkena dampak pandemi CIVID-19. Ini berarti bahwa ketika kebijakan pajak memberikan pajak, termasuk pajak, tanah telanjang dan tampaknya tidak mengurus bidang lain, seperti kesehatan dan pada saat itu.