LAN: Kualitas pelayanan publik dan keberhasilan pembangunan nasional ditentukan oleh kapasitas ASN Nicolas Manafe/geosurvey.co.id
geosurvey.co.id, JAKARTA – Plt Kepala Badan Administrasi Negara (LAN) Muhammad Tawfik mengungkapkan pentingnya peningkatan kapasitas dan keterampilan Aparatur Sipil Negara (ASN) agar pembangunan nasional berlangsung maksimal.
Hal itu diungkapkannya saat pertemuan LAN B300 dengan Gerakan Nasional Otorita Indonesia (GNIK) yang digelar secara campur aduk di ruang guru. Agus Dwiyanto, MPA, Kantor LAN, Jalan Vatik No. 10, Sabtu (12/10/2024).
“Karena diketahui kualitas pelayanan publik dan keberhasilan pembangunan nasional ditentukan oleh kapasitas ASN, maka melalui forum ini LAN mengajak seluruh elemen organisasi untuk berkomitmen memajukan bangsa melalui pengembangan keterampilan ASN. ” dia menyatakan.
Menurut dia, jumlah ASN diperkirakan mencapai lebih dari 7 juta orang, termasuk 4,5 juta ASN aktif saat ini, ditambah 3 juta pegawai hasil rekrutmen pegawai negeri sipil (PNS) baru, dan 1,5 juta pegawai pemerintah yang disetujui (PPPK). ).
Selain program ASN Talent Academy (ATA) yang telah dilaksanakan dan menghasilkan kelompok pemimpin masa depan, Muhammad Tafiq menjelaskan, LAN akan menggandeng mitra strategis melalui program kepemimpinan bersama untuk mempersiapkan pemimpin birokrasi masa depan.
Program ini, lanjutnya, merupakan pelatihan kepemimpinan pada tingkat pengawasan birokrasi dan swasta untuk menciptakan keterampilan manajemen baru yang mengutamakan profesionalisme, kemampuan beradaptasi, agility, dan keterampilan kepemimpinan digital.
“Program kepemimpinan bersama ini akan menjadi ekosistem pelatihan berkelanjutan yang akan menyelenggarakan berbagai pelatihan, dengan harapan setiap ASN memiliki sumber belajar terbaik untuk meningkatkan keterampilannya. Selain itu juga terdapat ekosistem “learning, private- kolaborasi birokrasi di bidang pengembangan keterampilan ASN yang diharapkan menjadi ekosistem baru yang mampu mengisi kesenjangan keterampilan ASN,” ujarnya.
Senada, Steering Committee GNIK Yunus Triongo mengatakan masih terdapat beberapa tantangan yang dihadapi, seperti temuan penelitian Global Talent Competitiveness Index yang menyatakan bahwa Indonesia masih tertinggal jauh dibandingkan negara-negara Asia lainnya.
Ditambahkannya, selain tantangan indeks keterampilan Indonesia yang masih kurang baik, mereka juga menghadapi fenomena tumbuhnya angkatan kerja Gen Z di era digital, oleh karena itu mereka mengharapkan organisasi tempat mereka bekerja sejalan dengan perkembangan digital. . teknologi.
Oleh karena itu kami berkolaborasi dengan LAN juga menyediakan platform pembelajaran bagi ASN muda berbasis perkembangan digital masa kini.
Managing President Microsoft Indonesia Dharma Simorangkir mengapresiasi kegiatan yang diinisiasi oleh LAN dan GNIK ini. Dikatakannya, Microsoft Indonesia juga akan turut serta mendukung pengembangan keterampilan sumber daya manusia Indonesia.
Dharma juga menyampaikan bahwa teknologi telah lama terbukti menjadi pendorong pertumbuhan produk domestik bruto (PDB), terutama di era kecerdasan buatan saat ini.
“Dengan AI, kita tidak menggantikan talenta-talenta yang ada, tapi kita menambah kapabilitas agar bisa bekerja lebih baik. Jadi kalau ASN kita ingin berkembang menjadi birokrasi kelas dunia, kita harus mau bergerak dari bawah ke atas. keterampilan berpikir tingkat ke keterampilan berpikir tingkat tinggi,” tuturnya.
Sementara itu, mantan peserta ATA Shinta Putri Permata Dewi (Kementerian Keuangan) berbagi pengalamannya mengikuti pelatihan bergengsi ini.
Tidak hanya dibekali untuk mengembangkan kemampuan manajerial dan sosial budaya, namun juga berkesempatan magang di perusahaan sebagai sarana observasi dan praktik terbaik di sektor swasta untuk memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat (service excelent). .
“Hal ini tentunya memungkinkan birokrasi menjalankan pelayanan prima dan menerapkan kepemimpinan yang melayani,” ujarnya.
Sementara itu, beberapa anggota Forum B 300, Hardy Harman, Mahmoud Samuri dan Cindy DeFrisianti, yang ditemui secara terpisah dalam pertemuan tersebut, mengatakan bahwa kerja sama antara swasta dan publik akan memberikan efek yang baik dalam mempersiapkan Indonesia bertalenta di tahun 2030, dan juga Indonesia emas pada tahun 2045.
B 300 sendiri merupakan forum yang terdiri dari para HR Manager atau senior HR Manager yang diinisiasi oleh GNIK dalam rangka menjadikan Indonesia kompeten menuju Indonesia emas tahun 2045.