geosurvey.co.id – Perekonomian Lebanon diperkirakan akan mengalami perlambatan tajam menyusul ambruknya perekonomian Gaza yang sebelumnya dilanda perang.
Perekonomian Lebanon diperkirakan menyusut sebesar 9,2 persen pada tahun 2024, menurut laporan Program Pembangunan PBB (UNDP).
Bahkan, jika perang berakhir pada akhir tahun 2024, perekonomian Lebanon diperkirakan akan terus mengalami kontraksi sebesar 2,3% pada tahun 2025 dan 2,4% pada tahun 2026.
Proyeksi ini terungkap jika eskalasi konflik Hizbullah dan Israel di Lebanon terus berlanjut hingga akhir tahun.
“Meningkatnya permusuhan di Lebanon berdampak besar pada kehidupan dan penghidupan masyarakat. Akibatnya, perekonomian Lebanon menyusut sebesar 9,2 persen,” demikian laporan UNDP di situs resminya.
Lemahnya prospek perekonomian merupakan dampak dari perlambatan tajam dalam aktivitas perekonomian.
Israel mengklaim serangannya ke Lebanon bertujuan untuk memutus rantai militan Hizbullah di negara itu.
Namun, akibat serangan brutal Israel terhadap wilayah sipil, siklus perekonomian Lebanon perlahan mulai terdampak, terutama pada sektor pariwisata, pertanian, manufaktur, dan perdagangan.
Tidak hanya ekonomi yang menyusut, UNDP memperkirakan tingkat pengangguran Lebanon akan meningkat hingga 32,6 persen pada akhir tahun ini akibat dampak serangan udara Israel.
Hal ini mencerminkan inefisiensi ekonomi dan hilangnya lapangan kerja secara signifikan di Lebanon.
Sektor investasi juga diperkirakan akan terkena dampaknya, dengan investasi real estate asing di sektor selatan turun tajam.
Hal ini memperburuk penurunan sebelumnya, dimana investasi asing langsung (FDI) di Lebanon turun hampir 40 persen atau 105 juta dolar AS dalam 6 bulan terakhir.
“Masyarakat Lebanon menghadapi ancaman langsung terhadap kehidupan mereka seiring dengan meningkatnya kemiskinan, meningkatnya ketidakstabilan sosial, dan kerusuhan sipil,” kata Administrator UNDP Achim Steiner. Netanyahu: Lebanon bisa menjadi Gaza kedua
Sebelum Israel mengintensifkan serangannya, Perdana Menteri Benjamin Netanyahu mengancam akan menghancurkan Lebanon, sama seperti ia menghancurkan Gaza.
Netanyahu mengancam akan membebaskan Lebanon dari kelompok milisi Hizbullah.
“Anda mempunyai kesempatan untuk menyelamatkan Lebanon sebelum jatuh ke dalam jurang perang berkepanjangan yang akan menyebabkan kehancuran dan kesengsaraan seperti yang kita lihat di Gaza,” kata Netanyahu, menurut Al Jazeera.
“Rakyat Lebanon, saya katakan kepada Anda: bebaskan negara Anda dari Hizbullah agar perang ini berakhir,” lanjut Netanyahu.
Israel akan melancarkan serangan pertamanya ke Lebanon selatan sejak 1 Oktober 2024 dengan dalih netralisasi wilayah perbatasan.
Namun serangan tersebut menyebabkan angka kematian warga sipil melonjak hingga mencapai 2.000 orang, termasuk 127 anak-anak.
Serangan brutal Israel turut memicu eksodus massal, memaksa lebih dari 400.000 orang meninggalkan negara itu ke Suriah dalam dua minggu terakhir, sehingga memperburuk krisis kemanusiaan di Lebanon.
Badan-badan kemanusiaan, termasuk Badan Pengungsi PBB (UNHCR), memperingatkan akan terjadinya bencana kemanusiaan di kedua sisi perbatasan.
(geosurvey.co.id/ Namira Unia)