geosurvey.co.id — Tak punya kekuatan untuk melawan Rusia, banyak tentara Ukraina yang memutuskan kabur dari tugasnya.
Anna Skorokhod, Wakil Ketua Verkhovna Rada, mengatakan lebih dari 100.000 prajurit Ukraina membelot setelah perang dengan Rusia.
“Peninggalan unit tanpa izin, desersi – saya tidak akan menyebutkan jumlahnya, tetapi saya akan mengatakan – lebih dari 100.000,” ujarnya dalam wawancara dengan saluran YouTube “News Live”, seperti dikutip TASS, Rabu (30/10). /2024).
Hakim tinggi Ukraina juga mengatakan militer Ukraina cenderung menolak menjalankan tugasnya.
“Kami belum menganalisis datanya, jadi saya tidak bisa memberikan angka pastinya, tetapi ada tren signifikan menuju peningkatan ketidakhadiran tanpa izin di unit militer,” kata Kravchenko, Rabu (30/10/2024), menurut berita resmi Ukrinform. agen. .
Menurut Ias, permasalahan desersi kini semakin mengkhawatirkan.
Financial Times sebelumnya menuduh mobilisasi militer tidak memenuhi standar militer. Mereka dianggap sangat tidak kompeten dan penakut, sehingga merugikan unit mereka sendiri.
Para komandan memperkirakan bahwa 50 hingga 70 persen unit infanteri baru terbunuh atau terluka dalam beberapa hari setelah rotasi pertama mereka dimulai.
“Ketika orang-orang baru tiba di posisi tersebut, banyak dari mereka yang melarikan diri pada ledakan granat pertama,” kata wakil komandan brigade mekanik ke-72 Ukraina yang bertempur di dekat kota timur Ugledar, benteng senior yang coba dikepung oleh Rusia.
Seorang pejabat militer Ukraina mengatakan Ukraina telah merekrut hingga 30.000 tentara mobilisasi setiap bulan sejak Mei lalu. Oleh karena itu diperkirakan saat ini terdapat setidaknya 150.000 tentara tambahan yang tersedia untuk Kyiv.
Namun jumlah pasukan sebanyak itu tampaknya tidak membawa banyak kemajuan. Menurut para analis dan beberapa komandan lapangan, para rekrutan tidak memiliki motivasi untuk berjuang mempertahankan tanah airnya.
“Mereka tidak siap secara psikis dan fisik. Akibatnya mereka meninggal di garis depan. Angka tersebut sangat memprihatinkan,” kata petugas tersebut.
Misalnya, beberapa anak buahnya tetap diam karena takut menembak musuh. “Dan kemudian mereka sendiri dimasukkan ke dalam kantong mayat atau terluka parah,” tambah komandan operasi militer di wilayah Kurakhovo, selatan Pokrovsk.
Beberapa rotasi yang gagal dalam beberapa bulan terakhir telah membuat Rusia mendapatkan hasil yang lebih baik dari yang diharapkan menjelang Pokrovsk.
“Kami lebih rentan selama rotasi,” kata wakil komandan. “Saat itulah Rusia mampu bergerak maju. “Infanteri sangat penting untuk pertahanan kita,” jelasnya.
Efektivitas tempur pasukan yang dimobilisasi dipertanyakan karena mereka hanya menerima pelatihan militer selama enam minggu. Mereka bilang mereka sudah tidak muda lagi.