Laporan reporter geosurvey.co.id Aisyah Nursyamsi
geosurvey.co.id, JAKARTA — Gizi buruk atau gizi buruk pada anak merupakan masalah serius yang perlu mendapat perhatian dan upaya, terutama pada 1.000 hari pertama kehidupan seorang anak.
Center for Indonesian Studies (CIPS) melaporkan 21 juta orang atau 7 persen penduduk Indonesia mengalami gizi buruk berdasarkan asupan kalori per kapita harian Kementerian Kesehatan di bawah 2.100 kalori.
Hal ini disampaikan oleh Presiden INA (Asosiasi Gizi Indonesia), Dr. Dr. Luciana B Sutanto, MS, SpGK(K).
“Jika tidak dikenali dan diobati, dapat membahayakan kesehatan seseorang.” terutama yang berisiko seperti lansia, penderita penyakit kronis, dan penderita penyakit menular,” ujarnya dalam Pekan Peduli Gizi Buruk 2024 Makanan Makanan Makanan Makanan Makanan Makanan Makanan Makanan Makanan Makanan Makanan Makanan Makanan Makanan Makanan Makanan Makanan Makanan Makanan Makanan Makanan Makanan Makanan Makanan Makanan Makanan Makanan Makanan Makanan Makanan Makanan Makanan Makanan Makanan Makanan Makanan Makanan Makanan Makanan Makanan Makanan Makanan Makanan Makanan Makanan Makanan Makanan Makanan Makanan Makanan Makanan Makanan Makanan Makanan Makanan Makanan Makanan Makanan Makanan Makanan Makanan Makanan Makanan Makanan Makanan Makanan Makanan
Dr. Luciana juga mengingatkan bahwa kekurangan gizi tidak hanya berdampak pada kesehatan masyarakat tetapi juga meningkatkan kemungkinan kematian.
Namun hal ini juga mempunyai konsekuensi ekonomi yang besar, seperti peningkatan biaya pengobatan dan rehabilitasi.
Ada beberapa penyebab malnutrisi.
Salah satunya adalah kemiskinan, kurangnya makanan bergizi, pengetahuan gizi yang buruk, dan pelayanan kesehatan yang tidak konsisten.
Ia juga menekankan untuk mencegah malnutrisi sedini mungkin.
Yaitu mengetahui tanda-tanda gizi buruk.
Juga pentingnya kerjasama masyarakat untuk memastikan masyarakat Indonesia memahami dan dapat menggunakan pangan sehat.
“Sehingga kesadaran masyarakat terhadap gizi buruk akan meningkat secara signifikan. Sehingga akan tercipta generasi yang sehat dan produktif di masa depan,” tutupnya.