Dilansir reporter geosurvey.co.id, Endrapta Pramudhiaz
geosurvey.co.id, JAKARTA – Menteri Perdagangan (Mendag) Budi Santoso menduga Komisaris Utama atau Manajer PT Sri Rejeki Isman Tbk (Sritex) Ivan S. Lukminto tak memahami isi Surat Administrasi Kementerian Perdagangan (Parmendag) Nomor 23 Tahun 2018. 2024.
Demikian tanggapannya terhadap pernyataan Ivan yang menuduh Menteri Perdagangan 8/2024 bangkrut beberapa perusahaan tekstil.
“Permendag 8/2024 tidak ada masalah. Mungkin dia kurang paham isi Permendag. Mungkin dia tidak tahu aturannya apa. Mungkin itu saja,” kata Budi saat ditemui di Hotel Park Hyatt, Jakarta , pada hari Senin. (4/11/2024).
Budi menilai Permendag 8/2024 benar-benar melindungi industri TPT dalam negeri.
Dia menjelaskan, Kementerian Perdagangan pada 8/2024 antara lain mewajibkan eksportir tekstil dan produk tekstil (TPT) mendapat persetujuan teknis dari Kementerian Perindustrian.
Selain itu, impor TPT juga dikenakan bea masuk proteksi perdagangan.
Jadi biaya per meternya sekitar ribuan tergantung HS-nya, kata Budi.
Kemudian, dalam Permendag 8/2024 antara lain juga mengatur tentang proteksi perdagangan impor barang manufaktur.
Kuota impor barang jadi juga diatur dalam Peraturan Ditjen Perdagangan Luar Negeri Nomor 7 Tahun 2024. Jadi kuotanya juga ditutup, kata Budi.
Oleh karena itu, Budi menilai Kementerian Perdagangan telah memberikan dukungan maksimal dalam upaya melindungi industri sandang dalam negeri.
Sebelumnya, Komisaris Utama PT Bpk. Rejeki Isman Tbk (Sritex) Ivan Setiawan Lukminto mengatakan Kementerian Administrasi Perdagangan (Permendag) 8 Tahun 2024 telah memperlambat industri TPT dalam negeri.
Berbeda dengan Kementerian Perdagangan sebelumnya yakni Nomor 36 Tahun 2023.
UU Perdagangan 36 Tahun 2023 meningkatkan kualitas industri tekstil dan produk tekstil (TPT).
Ivan mengatakan banyak industri TPT yang tutup setelah ditransformasi menjadi Kementerian Perdagangan 8/2024.
“Kementerian Perdagangan 8 itu masalah kelas dan kita sudah tahu semuanya. Lihat saja banyak pemain TPT yang terkena (banned).
“Banyak masyarakat yang sangat terganggu hingga ada yang tutup. Jadi penting sekali (dampaknya). Tapi kami serahkan semuanya kepada dinas pengelola,” kata Ivan kepada wartawan usai bertemu dengan Menteri Perindustrian (Manparin) Agus Gumiwang Kartasasmita Jakarta, Senin (28/10/2024 ).
Diketahui, pemerintah saat ini sedang berupaya menyelamatkan pekerja Shreetex yang kini berjumlah sekitar 11.000 orang.
Dalam pertemuan tersebut, Ivan mengatakan Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita dan pemerintah akan bersama-sama menyiapkan rencana perlindungan industri sandang. Kredit kepada PT Shreetax
Shreetax bangkrut karena harus menanggung pokok dan bunga yang besar, sementara pendapatannya menggeliat.
Jika dicermati secara rinci, utang jumbo yang dikeluarkan Shreetax meliputi utang jangka pendek sebesar US$ 131,41 juta dan utang jangka panjang sebesar US$ 1,46 miliar.
Pada utang jangka panjang, porsi terbesarnya adalah utang perbankan yang mencapai 809,99 juta dolar AS, disusul utang obligasi sebesar 375 juta dolar AS.
Pantauan Kompas.com, kondisi keuangan Shreetex semakin terpuruk karena utang yang semakin banyak ditambah dengan lambatnya penjualan perusahaan.
Masih mengacu pada laporan keuangan terkini, perseroan hanya mampu mencatatkan penjualan sebesar 131,729 juta dollar AS pada semester I 2024, lebih rendah dibandingkan periode yang sama tahun 2023 yakni sebesar 166,9 juta dollar AS.
Di sisi lain, beban pokok penjualannya tinggi yakni 150,24 juta dollar AS.
Artinya, pendapatan dari penjualan kain tersebut tidak bisa menutupi biaya produksi.
Kerugian Shreetax juga dilaporkan mencapai triliunan.
Pada tahun 2023, Shreetax juga akan mengalami kerugian yang sangat besar, yakni 174,84 juta dollar AS atau sekitar 2,73 triliun.
Jadi pada sesi pertama tahun 2024, Shreetax mencatatkan kerugian sebesar 25,73 juta dollar AS atau Rp 402,66 miliar.