geosurvey.co.id – Amerika Serikat (AS) melancarkan serangan di Yaman pada Kamis (17/10/2024) dengan menggunakan pesawat pembom siluman jarak jauh Northrop B-2 Spirit.
Menurut para pejabat AS, serangan itu menargetkan bunker bawah tanah yang digunakan oleh kelompok Houthi atau Ansarallah.
Belum jelas seberapa besar kerugian yang ditimbulkan oleh serangan AS tersebut.
Sebelumnya, AS belum pernah mengerahkan B-2 untuk menyerang sasaran Houthi di Laut Merah yang menargetkan kapal-kapal yang berafiliasi dengan Israel.
Al Masirah mengatakan serangan udara AS di sekitar ibu kota Sana’a telah berada di bawah kendali Houthi sejak 2014.
Ada juga serangan di sekitar pusat Houthi di Saada. Media tidak melaporkan jumlah korban atau kerusakan.
Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin mengklaim bahwa B-2 telah menargetkan lima gudang senjata bawah tanah yang dimiliki oleh Houthi.
“Ini adalah demonstrasi unik mengenai kemampuan Amerika Serikat untuk menargetkan apa pun yang ingin dikuasai musuh kita, baik itu di bawah tanah, dibentengi, atau dibentengi,” kata Austin.
Austin dan Komando Pusat AS tidak mengungkapkan kerugian yang ditimbulkan. Namun, Komando Pusat mengklaim tidak ada warga sipil yang tewas dalam serangan tersebut. Sebuah pembom siluman B-2 AS digunakan untuk menghancurkan gudang senjata bawah tanah Houthi di Yaman. (Northrop Grumman Corporation) Fitur pesawat termahal di dunia, B-2
B-2 dianggap sebagai pesawat termahal di dunia karena biaya produksi per unitnya sekitar $2 miliar atau Rp31 triliun.
Saat pertama kali diluncurkan pada awal tahun 1990an, perangkat ini berharga $1 miliar. Jika biaya-biaya ini disesuaikan dengan inflasi, B-2 kini berjumlah $2 miliar.
Sebagai perbandingan, perhatikan bahwa pesawat tempur generasi kelima pertama di dunia F-22 Raptor berharga $350.
Pesawat yang ditampilkan dalam National Interest adalah pembom siluman pertama di dunia.
B-2 memberikan keamanan tambahan bagi Amerika Serikat. Namun mahalnya biaya menimbulkan pertanyaan mengenai aspek finansial.
Pesawat mahal ini memiliki teknologi stealth atau kemampuan bersembunyi dari musuh.
Secara teori, B-2 akan memungkinkan AS mengerahkan senjata nuklir dengan presisi tinggi tanpa peringatan.
B-2 pertama kali dikerahkan pada tahun 1999 untuk menyerang sasaran di Serbia.
AS hanya memproduksi 21 B-2 karena tingginya biaya dan pertimbangan politik. Andersen memiliki unit B-2 yang jatuh pada tahun 2008.
B-2 ditingkatkan atau diperbaiki oleh AS. Peningkatan terbaru memungkinkan B-2 meluncurkan senjata nuklir dan konvensional dengan presisi tanpa adanya sinyal GPS.
Saat ini, B-2 mampu menggunakan radar untuk memberikan informasi target.
Beberapa tahun lalu, B-2 berhasil menguji rudal jelajah jarak jauh JASSM-ER.
Di bawah ini adalah spesifikasi B-2.
Pabrikan: Northrop Grumman, Boeing, Vought
Penerbangan pertama: 17 Juli 1989
Pengiriman Episode: Desember 1993 – Desember 1997
Jumlah episode: 21
Operator: FGSC, AFMC, ANG
Lokasi Pesawat: Edwards AFB, California; Whiteman AFB, Mo.
Dimensi: panjang 172 kaki, panjang 69 kaki, tinggi 17 kaki
Berat : T-O maksimal 152 ton
Pembangkit listrik: empat turbofan GE Aviation F118-GE-100,
Kecepatan: 1010 km per jam
Jangkauan: 6.900 mil
Minat: Ucadro: 16 bom B61-7, B61-12, B83 atau delapan bom B61-11 (di ruang berputar). Bersyarat: 80 ranjau laut Mk 62 (500 lb), bom 80 Mk 82 (500 lb), 80 peluru GBU-38 JDAM atau 34 peluru CBU-87/89 (di dudukan rak); atau 16 GBU-31 JDAM, 16 bom Mk 84 (2.000 lb), 16 AGM-154 JSOW, 16 AGM-158 JASSM atau delapan GBU-28 LGB.
(Tribunenews/Februari)