Laporan wartawan geosurvey.co.id, Sri Juliati dan Facundo Chrysnha P
geosurvey.co.id – Sekitar pukul 10.00, Dariati bersiap menuju Panti Asuhan SIGAP Sokawera pada Selasa (19/11/2024).
Ia pun mengundang putranya Moh Candra untuk datang dan memasak. “Mayuh (Ayo Kak, siap-siap. Hari ini kita ketemu lagi sama teman-teman dan ibu-ibu,” ujarnya.
Candra, 2 tahun 8 bulan, langsung melompat kegirangan. Melupakan sejenak mobil yang ia mainkan, ia pun mengikuti jejak ibunya.
Tak lama kemudian, keduanya mengendarai sepeda motor melintasi jalanan Desa Sokawera, Kecamatan Cilongok, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah.
Warga Dusun Semingkir membutuhkan waktu sekitar 5 menit untuk mencapai Panti Asuhan SIGAP Sokawera. Suasana dipenuhi dengan obrolan anak-anak.
“Yasudah, ngobrol dulu sama ibu-ibu, baru main di dalam,” kata Parsini, salah satu fasilitator Panti Sosial SIGAP Sokawera.
Bergegas, Candra menjabat tangannya dan mencium tangan ibunya satu per satu sebelum akhirnya bergabung dengan teman-temannya dan bermain bola.
Begitu pula Dariati yang masuk dan duduk bersama ibu-ibu yang datang bersama anaknya.
Ya, Daryati dan 59 warga lainnya merupakan penerima manfaat tidak langsung dari Panti Asuhan SIGAP Sokawera.
Sedangkan penerima manfaat langsungnya adalah anak-anak berusia 0 hingga 36 bulan.
SIGAP Panti Asuhan Sokawera merupakan bagian dari program Menyiapkan Generasi Berprestasi (SIGAP) dari Tanoto Foundation.
Kehadiran Panti Asuhan SIGAP Sokawera juga merupakan wujud komitmen dan dukungan Tanoto Foundation kepada Pemerintah Kabupaten Banyumas, dalam program pencegahan dan peningkatan sumber daya manusia, peningkatan model pengasuhan anak.
Sesuai dengan namanya, Taman Kanak-Kanak SIGAP Sokawera merupakan wadah anak-anak yang tumbuh besar di Desa Sokawera, sebuah kota di kaki Gunung Slamet.
Di sini, anak-anak tidak hanya bermain, tetapi belajar berkembang sesuai usianya dan siap mengenyam pendidikan dasar.
Jika tempat ini adalah rumah bagi anak-anak, maka Rumah Anak SIGAP Sokawera adalah sekolah bagi orang tua.
Mereka mempelajari kembali pola pengasuhan yang mendukung tumbuh kembang anak secara optimal langsung dari sumber daya yang kompeten dan memberdayakan.
Panti Asuhan SIGAP Sokawera juga menjadi wadah berbagi pengalaman mengenai orang tua atau informasi benar yang tersebar di media sosial.
“Sampai saat ini kami banyak sekali mendapatkan informasi mengenai orang tua, salah satunya dari media sosial. Melalui kegiatan yang dilaksanakan di Rumah Anak SIGAP Sokawera, kami langsung menanyakan apakah informasi tentang orang tua di media sosial tersebut benar atau tidak. bukan.
“Misalnya sedang ramai digaungkan soal minuman dengan pemanis buatan, saya minta di sini untuk mendapatkan informasi yang lebih kredibel,” kata Dariati kepada geosurvey.co.id.
Hal serupa juga disampaikan Efi Muslinah. Melalui berbagai kegiatan Panti Asuhan SIGAP Sokawera, Anda dapat lebih memahami cara mengasuh anak yang benar.
“Banyak hal baru yang harus dipelajari di Panti Asuhan SIGAP Sokawera. Yang dulu saat ini belum tahu apa itu ilmu orang tua, kini jadi lebih tahu,” ungkapnya.
Bahkan, lanjut Efi Muslinah, kegiatan Rumah Anak SIGAP juga menjadi sumber waktu saya ketika sibuk mengurus keluarga di rumah.
“Rumah Anak SIGAP juga bisa menjadi sarana bagi para ibu untuk memiliki waktu, sehingga tidak harus terus menerus berada di rumah. Bisa bertemu teman, berbagi pengalaman atau pendapat, sambil melahirkan dan menimba ilmu.” katanya. Negara-negara dengan penundaan terbesar
Jika ditilik ke belakang, lahirnya Rumah Anak SIGAP tidak lepas dari banyaknya anak-anak yang mengalami stagnasi di Kota Sokawera.
Stunting merupakan suatu kondisi gagal tumbuh pada anak balita akibat kekurangan gizi kronis, terutama pada 1000 hari pertama kehidupan (DHL).
Berdasarkan data tahun 2023, terdapat 84 anak di Desa Sokawera dengan kategori kurang lebih. Sedangkan anak-anaknya berjumlah 388 orang.
“Sebenarnya ada tiga desa di Banyumas yang dievaluasi oleh Tanoto Foundation. Yang terpilih adalah Sokawera, karena kasus penghentiannya paling tinggi,” kata Ani, koordinator Panti Asuhan SIGAP Sokawera.
Pada bulan Mei 2023, Tanoto Foundation, Pemerintah Kabupaten Banyumas dan Pemerintah Desa Sokawera mencapai kesepakatan untuk mendirikan Panti Asuhan SIGAP. Lokasinya dipilih di sebelah Balai Kota Sokawera.
Terakhir, hingga 10 Agustus 2023, Rumah Anak SIGAP Sokawera diresmikan langsung oleh Bupati Banyumas saat itu, Ir Achmad Husein, bersama Ketua Tanoto Foundation Pendidikan dan Pengembangan Anak Usia Dini (PAUD), Eddy Henry.
Terdapat tiga ruangan di Rumah Anak SIGAP Sokawera. Ruang pertama merupakan ruang utama yang menjadi pusat dari seluruh kegiatan Nursery SIGAP Sokawera.
Di ruangan ini terdapat kolam bola dan berbagai mainan favorit anak-anak. Di setiap sudut ruangan ini juga terdapat headboard atau alas dinding yang berfungsi melindungi anak dari cedera saat terbentur dinding.
Lalu ada ruang stimulasi satu dan dua. Sesuai dengan namanya, ruangan ini diperuntukkan bagi anak-anak yang mendapat rangsangan ekstra dalam tumbuh kembangnya.
Seluruh kegiatan Rumah Anak SIGAP Sokawera dilaksanakan oleh seorang koordinator dan didukung oleh empat orang fasilitator pada hari Senin sampai dengan Jumat.
Mereka merupakan kader Posyandu Desa Sokawera yang terpilih untuk mengikuti modul SIGAP Rumah Anak Tanoto Foundation dan pelatihan operasional terkait manajemen.
“Setiap bulannya kami juga selalu mengikuti pembinaan terhadap topik dan modul pembelajaran yang akan disampaikan,” kata Ani.
Ani menjelaskan, di Desa Sokawera terdapat 65 anak penerima manfaat atau binaan dari Rumah Anak SIGAP.
Mereka dibagi dalam empat kelompok berdasarkan umur sesuai tujuan dari Panti Asuhan SIGAP Sokawera.
Kelompok pertama adalah Bintang Kecil untuk anak usia 0-6 bulan, diikuti 3 anak.
Kelompok kedua adalah Bintang Ceria yang diikuti 10 anak usia 7-12 bulan.
Kelompok ketiga adalah Izar Goriena untuk anak usia 13-24 bulan. Anak-anak yang tergabung dalam kelompok Glowing Star berjumlah 22 orang, sebagian besar berada di Panti Asuhan SIGAP Sokawera.
Terakhir ada Bintang Terang untuk anak usia 25-36 bulan. Jumlah pesertanya adalah 19 anak.
“Masing-masing kelompok melaksanakan kegiatan seminggu sekali sesuai jadwal masing-masing dan didukung oleh seorang fasilitator,” kata Ani.
Terdapat lima kegiatan utama yaitu Kelas Tematik; tim bermain bersama; berbicara di depan umum; Kunjungan rumah; dan Dukungan Individu.
Pada Kelas Tematik dan Pembelajaran Umum, target audiensnya adalah orang tua. Mereka akan mendapat materi tentang tata cara pengasuhan dan model pengasuhan anak.
“Termasuk pembelajaran umum, banyak narasumber yang kami hadirkan, seperti dari Puskesmas atau umat beragama untuk memberikan hak anak, perlindungan anak, hari pertama kelahiran, peran gender atau materi lainnya tentang orang tua.TK,” ujarnya. menjelaskan.
Sedangkan anak-anak mengikuti kegiatan Kelompok Bermain melalui berbagai kegiatan sebagai sarana stimulasi sesuai usianya masing-masing.
Diantaranya adalah berbaring tengkurap, memanjat, memungut benda, menempel, menggambar, menendang, melatih pengenalan warna, menghitung atau melompat.
“Ada modul tersendiri untuk kegiatan bermain kelompok dan disesuaikan dengan usia,” ujarnya.
Di bawah ini adalah kunjungan rumah bulanan yang dilakukan Ani dkk. Mereka mengetuk pintu panti asuhan satu per satu untuk mengetahui sejauh mana tumbuh kembang anak.
“Sekaligus kami review bahannya apakah dibuat sendiri atau tidak,” imbuhnya.
Jika masih dirasa kurang atau kurang, diberikan dukungan individu.
Tujuannya agar tumbuh kembang anak tetap berjalan sesuai usianya. Misalnya anak usia 12 bulan harusnya sudah bisa mengambil benda-benda kecil. Ani.
Kehadiran Rumah Anak SIGAP Sokawera pun diapresiasi banyak kalangan. Salah satunya Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Kabupaten Banyumas dr Novita Sabjan.
Novita mengakui langkah yang dilakukan Panti Asuhan SIGAP Sokawera. Selain itu, bantuan yang diberikan ditujukan untuk anak-anak yang mengalami masalah gizi.
“Masalah gizi atau penghentian sangat erat kaitannya dengan pola asuh, sehingga intervensi ini lebih tepat, karena akan menjadi investasi jangka panjang. Tidak hanya satu atau dua bulan, pelaksanaannya juga akan bersifat jangka panjang melalui berbagai program yang dilakukan. ,” menyampaikan bahwa SIGAP akan menjadi Rumah Anak Mandiri
Sementara itu, Irwan Gunawan, Direktur program SIGAP Tanoto Foundation menjelaskan, untuk saat ini seluruh kegiatan Panti Asuhan SIGAP Sokawera masih didanai oleh Tanoto Foundation.
Namun mulai tahun depan, Panti Asuhan SIGAP Sokawera akan berstatus mandiri. Sebagai bentuk keberlanjutan, operasional Panti Asuhan SIGAP Sokawera akan mendapat dukungan dari pemerintah kota.