Tribune News.com, Jakarta – Wabah Metapneumovirus (HMPV) yang tengah merebak di China belakangan ini menjadi perhatian internasional.
Faktanya, kasus penyakit HMPV telah dilaporkan di beberapa negara seperti Malaysia dan India.
Lalu apa itu virus HMPV dan apa bedanya dengan Covid-19?
Melaporkan dari Deccan Herald, HMPV merupakan virus patogen yang menyebabkan infeksi saluran pernafasan pada orang-orang dari semua kelompok umur.
Pertama kali ditemukan pada tahun 2001, virus ini termasuk dalam famili Paramyxoviridae dan berkerabat dekat dengan Respiratory Syncytial Virus (RSV).
Deccan Herald, menulis pada Rabu (8/1/2025), “HMPV menyebar melalui tetesan pernapasan dari batuk atau bersin, serta melalui sentuhan permukaan yang terkontaminasi atau kontak langsung dengan orang yang terinfeksi.”
Virus ini dapat menyebabkan berbagai penyakit mulai dari masalah pernapasan ringan hingga komplikasi serius.
Terutama pada kelompok rentan seperti bayi, lansia, dan orang dengan daya tahan tubuh lemah.
Virus ini menyebar ke seluruh dunia dan meningkat di daerah beriklim sedang pada akhir musim dingin dan awal musim semi.
Meskipun dapat melakukan perjalanan sepanjang tahun di beberapa daerah.
Gejala HMPV bergantung pada usia seseorang, kesehatan umum, dan respons imun.
Kasus ringan biasanya berupa pilek, sakit tenggorokan, batuk, dan demam mirip pilek. Gejala ringan mungkin termasuk batuk terus-menerus, hidung tersumbat, dan kelelahan.
Pada kasus yang parah, terutama pada bayi, lansia, dan penderita penyakit kronis, HMPV dapat menyebabkan komplikasi seperti bronkitis, bronkiolitis, atau pneumonia.
Sindrom pernapasan akut parah (SARI) yang memerlukan rawat inap juga dapat terjadi. Gejala parah ini sangat mengkhawatirkan bagi kelompok berisiko tinggi. Komunikasi dan pencegahan
HMPV menyebar serupa dengan virus pernapasan lainnya seperti RSV dan influenza.
Penularan sebagian besar terjadi melalui tetesan pernapasan dari orang yang terinfeksi atau kontak dengan permukaan yang terkontaminasi.
Untuk mencegah penyebaran HMPV, sangat penting untuk menjaga kebersihan tangan, termasuk sering mencuci tangan dengan sabun dan air.
Teknik pernapasan, seperti menutup mulut dan hidung saat bersin atau batuk serta memakai masker, juga dapat membatasi penyebaran.
Menghindari kontak dekat dengan orang yang terinfeksi dan secara teratur mendisinfeksi permukaan yang sering disentuh adalah tindakan pencegahan lainnya.
Kasus HMPV ringan pada manusia biasanya berlangsung beberapa hari hingga seminggu.
Dalam kasus yang parah, mungkin diperlukan waktu lebih lama untuk merasa lebih baik.
Namun, gejala yang terus-menerus seperti batuk mungkin membutuhkan waktu lebih lama untuk hilang. Ilustrasi Diagnosis HMPV Virus HMPV (Rumah Sakit Elit St. Michael)
HMPV sulit didiagnosis berdasarkan gejalanya saja, karena mirip dengan infeksi saluran pernapasan lain seperti RSV dan influenza.
Reaksi berantai transkripsi polimerase terbalik (RT-PCR) adalah alat diagnostik standar untuk mendeteksi RNA HMPV, sementara tes deteksi antigen memberikan hasil yang cepat.
Di India, program pengawasan seperti ICMR dan Program Pengawasan Penyakit Terpadu (IDSP) secara rutin menguji virus pernapasan, termasuk HMPV, sebagai bagian dari upaya mereka untuk memantau dan mengendalikan penyakit pernapasan. pengobatan HMPV
Saat ini, belum ada obat antivirus atau vaksin khusus untuk HMPV. Perawatan bersifat suportif dan tergantung pada tingkat keparahan infeksi.
Untuk kasus ringan, istirahat, hidrasi yang cukup, dan obat-obatan yang dijual bebas sudah cukup untuk mengatasi demam dan hidung tersumbat.
Dalam kasus yang parah, terutama yang berhubungan dengan pneumonia atau bronkiolitis, terapi oksigen dan rawat inap mungkin diperlukan.
Pasien dengan gangguan pernapasan yang signifikan mungkin memerlukan ventilasi mekanis.
Meskipun penelitian terus mengembangkan pengobatan dan vaksin, tindakan pencegahan dan intervensi medis dini penting untuk menangani infeksi HMPV.
HMPV bukanlah patogen baru dan kasusnya telah dilaporkan di seluruh dunia.
Di India, sistem pengawasan seperti ICMR dan IDSP melacak tren penyakit pernapasan, termasuk HMPV, serta patogen lain seperti influenza dan RSV.
Pemerintah telah menekankan ketahanan infrastruktur kesehatan dan jaringan pengawasan, yang tetap waspada untuk mendeteksi dan merespons ancaman yang muncul. Persamaan dan perbedaan HMPV dan COVID-19
Baik HMPV maupun Covid-19, yang disebabkan oleh virus SARS-CoV-2, merupakan patogen pernapasan.
Namun, keduanya sangat berbeda dalam hal virologi, dinamika penularan, dan dampak kesehatan masyarakat.
Hal yang sama berlaku untuk cara penularannya – menyebar melalui tetesan pernapasan, kontak langsung, dan permukaan yang terkontaminasi.
Keduanya dapat menyebabkan gejala pernafasan ringan hingga berat.
Seperti batuk, demam, dan kesulitan bernapas, dan keduanya sangat berbahaya bagi kelompok rentan, termasuk bayi, lansia, dan orang dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah.
Bedanya, virus aslinya, Covid-19, memiliki gejala yang beragam.
Ini termasuk hilangnya rasa dan penciuman serta peningkatan risiko komplikasi sistemik seperti pendarahan dan kegagalan multi-organ.
Vaksin dan pengobatan antivirus tersedia untuk Covid-19. Sementara itu, penatalaksanaan HMPV tersedia melalui perawatan suportif tanpa obat antiviral atau vaksin khusus yang ada.