Dilansir reporter geosurvey.co.id Endrapta Pramudhiaz
geosurvey.co.id, JAKARTA – Menteri Koordinator Pangan (Menko) Zulkifli Hassan mengajak masyarakat menjadi petani kopi untuk membantu Indonesia mencapai tujuan swasembada pangan.
Menurut dia, nilai tukar lahan tanam kecil yakni 153 menunjukkan kemakmuran sektor tersebut.
Dengan menjadi petani kopi, masyarakat dinilai bisa meraup keuntungan yang signifikan.
“Kalau punya tanaman kopi satu hektar, bisa beli mobil setahun, bisa menyekolahkan anak ke Jawa.”
“Bisa umrah dua atau tiga tahun lagi karena nilai tukarnya tinggi,” kata Zulhas, sapaan akrab Zulkifli, dari Gerakan Nasional Pangan Merah Putih untuk Swasembada Pangan Berkelanjutan Kementerian Pertanian Selatan. . Jakarta, Rabu (6/11/2024).
Selain kopi, ia juga menjelaskan prospek produk kelapa yang dinilai menguntungkan. Hal ini tercermin dari permintaan kelapa global yang menurut Zulhas akan jauh lebih baik.
“Jangan anggap enteng. Sekarang Tuhan yang sayang kelapa tumbuh, Tuhan yang sayang jatuh, kita tinggal ambil buahnya. Nanti harus dikembangkan,” kata Zulhas.
“Sekarang Eropa kebanyakan tidak minum susu dari hewan, kebanyakan minum susu dari kelapa,” lanjutnya.
“Jadi kelapanya laris manis. Kelapa yang ditanam 4 meter pasti sudah berbuah, jangan sampai tidak berbuah sebelum 15 meter. Terlalu lama,” kata Zulhas.
Zulhas menegaskan, target swasembada pangan yang dicanangkan Presiden Prabowo Subianto sudah tercapai pada tahun 2028.
“Di bawah Menteri Pertanian, Menteri Desa, dipimpin oleh Presiden kita yang mengkampanyekan swasembada pangan pada tahun 2028 dan membawa kemajuan bagi Indonesia 10-15 tahun ke depan, Insya Allah kita bisa mencapainya,” kata Zulhas.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), Nilai Tukar Petani (NTP) pada Oktober 2024 tercatat sebesar 120,70 atau meningkat 0,33 persen dibandingkan September 2024.
Kenaikan NTP terjadi karena indeks harga petani meningkat sebesar 0,38 persen, melebihi kenaikan indeks harga petani yang sebesar 0,04 persen.
Pertumbuhan NTP tertinggi terjadi pada subsektor perkebunan rakyat yang meningkat sebesar 1,65 persen dari 153,79 pada September 2024 menjadi 156,32 pada Oktober 2024.
Peningkatan ini disebabkan karena indeks harga yang diterima petani meningkat sebesar 160 persen, dan indeks harga yang dibayar petani mengalami penurunan sebesar 0,05 persen.
Komoditas yang mempunyai pengaruh dominan terhadap indeks harga yang diterima petani pada subsektor tanaman perkebunan eceran adalah kelapa sawit, karet, dan kelapa.