Laporan reporter geosurvey.co.id, Endrapta Pramudhiaz
geosurvey.co.id, JAKARTA – Menteri Perumahan Rakyat (PKP) Maruarar Sirait mengunjungi Open House Rusun Pasar Rumput di Setiabudi, Jakarta Selatan.
Saat kejadian, kami melihat ada warga yang bekerja di Pasar Minggu, namun pria tersebut bernama Ara bekerja di kawasan Setiabudi.
Menurut dia, warga yang berprofesi sebagai guru bisa jadi penghuni rumah Pasar Rumput.
“Kami sepakat mereka akan mengutamakan warga yang pekerjaannya tidak jauh dari sini,” kata Ara kepada media lokal, Jumat (1/11/2024).
“Di Pasar Minggu ada seorang guru yang tinggal di sana, dan bekerja di Setiabudi. Ini merupakan bagian yang tepat untuk mengurangi kemacetan, sehingga mereka berangkat ke tempat kerjanya yang terdekat,” lanjutnya.
Ara juga menjelaskan, warga yang memiliki tempat kerja di Thamrin dan Sudirman juga bisa menempati huniannya di Pasar Rumput. Jadi mereka tidak jauh ketika berangkat kerja.
Selain yang dekat dengan tempat kerjanya, Kamar Mayat Pasar Rumput juga diperuntukkan bagi aparatur sipil negara (ASN) yang tidak memiliki penghasilan.
Tak hanya ASN, TNI/Polri yang berpenghasilan dan berpangkat rendah pun diprioritaskan menempati gedung Pasar Rumput.
“Tadi saya lihat ada (TNI) yang tinggal di Depok, tapi mereka anggota Kodam Jaya, jadi kalau bisa ada orang seperti itu (penghuni rusun),” kata Ara.
Ada juga dari Polri yang berpenghasilan rendah, guru, dan juga generasi milenial yang bekerja di sekitar Thamrin, Sudirman, dan Setiabudi, lanjutnya.
Menurut Ara, anggota TNI yang berpangkat paling bawah tetap bertahan, biasanya perwira berpangkat lebih rendah.
Oleh karena itu, jika ia bisa mencari rumah di dekat tempat kerjanya, menurutnya akan lebih efisien.
“Biasanya yang pindah itu perwira, kalau sersan yang turun itu tentara, biasanya menginap. Ya, mereka kerja di Kodam, rumahnya ada di Depok, ada juga di Bogor,” kata Ara.
“Kalau mereka bisa tinggal di sini (Rusun Pasar Rumput), mereka akan senang atau tidak? Apakah berhasil atau tidak? Apakah mereka bisa lebih berhemat? Makanya,” lanjutnya.
Menurut dia, sudah ada teori untuk mendekatkan kawasan pemukiman dengan tempat kerja guna mengurangi kemacetan lalu lintas, tinggal implementasinya saja.
Melalui Rusun Pasar Rumput, Ara ingin memenuhi teori tersebut.
“Kehidupan di sini harus kita dekatkan dengan tempat kita bekerja. Ini prinsipnya. Tidak ada kemacetan dan sebagainya. Saya kira perjalanan kita sederhana saja,” pungkas Ara.
Seperti diketahui, harga sewa Rusun Pasar Rumput mengalami penurunan dari 3,5 juta riyal menjadi 1,25 juta dolar. Ara meminta langsung ke Pemprov DKI Jakarta.