Reporter Kotaliv Dwi Rizka melaporkan
geosurvey.co.id, JAKARTA – Menteri Hak Asasi Manusia (HAM) Nathalus Pigay baru beberapa hari menjabat.
Dia meminta anggaran Kementerian Hak Asasi Manusia ditingkatkan dari Rp64 miliar menjadi Rp20 triliun.
Pigay menilai anggaran tersebut tidak cukup untuk memenuhi visi Presiden Probow Subiant di bidang hak asasi manusia.
“Mengapa presiden ingin membentuk kementerian hak asasi manusia?” Itu berarti dia memiliki sesuatu yang besar untuk dibangun. Jadi, ubah anggaran tim transisi dari Rp 20 triliun menjadi USD 64 miliar. Tidak mungkin dilakukan. , visi dan misi Presiden Probow Subianto tidak akan tercapai,” kata Pigay, Senin (21/10/2024).
Pernyataan Natalya Piga dikutip banyak orang.
Salah satunya adalah mantan Menteri Luar Negeri RI Dina Patti Jalal.
Dino Patti Jalal pada Rabu (23/10/2024) lewat akun Twitter @dinopattidjalal mengkritisi ucapan Natalius Pigaya tersebut.
Mantan duta besar untuk Amerika Serikat menilai komentar Natalia Piga tidak berdasar.
Dina menilai usulan tersebut dapat menghamburkan uang masyarakat untuk program yang tidak ditentukan.
Presiden Provocha, Menteri Keuangan dan Republik Rakyat Ukraina percaya bahwa peningkatan anggaran yang tajam tidak mungkin terjadi.
Usulan-usulan seperti ini beresiko tinggi dan membuka peluang terjadinya korupsi.
Pejabat pemerintah harus lebih berhati-hati dalam mengkomunikasikan rencana kebijakan yang memerlukan dukungan anggaran besar.
“Pernyataan Menteri Hak Asasi Manusia Natalius Pigai untuk menaikkan anggaran dari 60 miliar menjadi 20 triliun adalah tidak masuk akal, dan Menteri Keuangan serta Presiden DPR Prabov tidak dapat menerimanya karena akan berujung pada belanja negara. Ini mengarah pada uang dan korupsi dalam program yang tidak dapat dipahami,” tulisnya.
Natalya Pigay pun mengingatkan untuk menjaga kewenangan kementerian.
Selain itu, Natalya Piga meminta koordinasi tindakan dengan Menteri Keuangan, Sekretaris Negara, dan pemerintahan Presiden sebelum melontarkan pernyataan berbahaya tersebut.
Saat ini, tugasnya sebagai pejabat publik lebih besar dibandingkan saat menjadi aktivis.
“Seorang menteri tidak boleh membebani Presiden secara berlebihan dan melindungi kewenangan kementerian,” kata Dino.
“Sebelum mengeluarkan pernyataan politik yang berisiko tinggi, berkoordinasi dulu dengan Menteri Koordinator, Sekretariat Negara, dan Pemerintahan Presiden. Ingat, sekarang Anda bukan aktivis, tapi pejabat pemerintah.”
“Kepercayaan diri adalah segalanya,” kata Dino.
Pernyataan Din Patti Jalal disambut baik oleh banyak pihak.
Rekan-rekan telah menulis pro dan kontra untuk ulasan ini.
@AlasBanjaran: Seperti yang diajarkan John F. Kennedy, “Jangan tanyakan apa yang diberikan negara kepada Anda, tanyakan apa yang Anda berikan kepada negara Anda.” Jangan mengeluh apalagi untuk Piggy, karena anggarannya kecil, untuk negara kalau harus pakai uang pribadi juga tidak masalah.
@jackjackparrr: Perlu ada keselarasan dan komunikasi internal sebelum go public. Mengapa hal ini tidak terjadi, Pak?
@eddesign_: Hal ini didorong oleh model hak asasi manusia yang tidak ada. Saya harap 2; an tidak akan menjadi orang pertama yang tersingkir dalam 100 hari.
@EdiKeceput2: Kesan saya Menteri HAM sepertinya terpengaruh dengan “ASMA” (ASal MAngap ya?
@All_clear5: Saatnya menulis ulang
. …mengapa ya…??? Pak Habibi. Tiba-tiba dia jadi presiden dan hanya dalam 1 hari dia sudah mencari menteri.
@nomerorae: Menurutnya APBN hanya bisa dibayar dari pajak orang yang bekerja keras di rumah semalaman. Sungguh menjengkelkan saya hanya meminta uang seperti anak kecil selama 1 hari
.
Komite ke-13 Korea Utara berencana bertemu dengan Menteri Hak Asasi Manusia Natalia Piga minggu depan.
Kompas.com mengutip ucapan Ketua Komisi XIII DPR Willy Aditya soal hal tersebut
“Minggu depan kami akan mengundang mitra. Pada hari Senin, kami akan menjadi Menteri Hukum. “Setelah itu Menteri Hak Asasi Manusia,” kata Wiley, Rabu (23/10/2024) di Gedung DPR, Senayan, Jakarta.
Pihaknya tidak ingin berpikiran buruk terhadap Natalius Pigay, politisi Partai Nasdaq, yang mengajukan anggaran sebesar $20 triliun untuk Kementerian Hak Asasi Manusia.
Wiley mencatat, isu hak asasi manusia sangatlah luas.
“Tentu kita harus serius soal HAM, itu luas kan? Lebar, sangat lebar, bukan? “Tentu juga tergantung kementerian, pendidikan, kesehatan, hak asasi manusia,” ujarnya.
Willy pun tak mau berspekulasi usulan Natalia Pigay bisa terlaksana seiring disahkannya APBN 2025.
Selain itu, ia menyebut Presiden Probowo Subianto mempunyai program pangan gratis yang menurutnya berkaitan dengan hak asasi manusia.
“(Program) punya perspektif lain ketika melihat hak asasi manusia. “Apakah nanti, tumpang tindih mana, lolos mana, kita lihat bersama-sama,” kata Wiley.
Artikel di WartaKotalive.com atas nama Dino Patti Djalal ini mengkritik Natalius Pigeon soal anggaran Rp 20 triliun: Semuanya bisa diandalkan