Reporter geosurvey.co.id Danang Triatmojo melaporkan
geosurvey.co.id, JAKARTA – Penyidik pertama Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan mengatakan, meski kebijakan ekonomi yang diambil pemerintah kurang baik, namun tidak akan berhasil tanpa penegakan hukum yang kuat.
Sebab penyalahgunaan dan penegakan hukum yang tidak efektif dapat melemahkan implementasi kebijakan ekonomi.
“Kita boleh bicara masalah ekonomi, tapi tidak ada kebijakan ekonomi yang baik, ketika penegakan hukum tidak dilakukan dengan baik dan tidak dilakukan dengan jujur, maka kita punya waktu untuk menipu masyarakat, lihat ke belakang. Jalan,” kata Novel dalam diskusi “Pemberantasan Korupsi: Masih Ada Harapan?” di Jakarta, Rabu (6/11/2024).
Menurut Wakil Kepala Divisi Pemberantasan Korupsi Polri, permasalahan penegakan hukum yang tidak efektif dan tidak jelas dapat meningkatkan angka aktivitas ilegal. Hal ini juga akan merambah ke berbagai sektor, tidak hanya perekonomian tetapi juga sosial dan berdampak pada pemerintahan.
“Dan akibatnya, kenyataannya tidak semua kebijakan yang baik bisa dilaksanakan. Apalagi masalah sosial dan masalah lainnya,” ujarnya.
Novel tersebut menunjukkan pentingnya memiliki undang-undang yang kuat untuk menjaga integritas pemerintahan. Menurutnya, korupsi di pemerintahan sama saja dengan pengkhianatan terhadap perintah atau amanah yang diberikan negara kepada pejabat publik.
“Kalau melihat apa yang saya sampaikan tadi, ada kejahatan di pemerintahan, tentu korupsi berdampak pada pemerintahan karena kejahatan adalah pengkhianatan terhadap pemerintah. ketertiban, wewenang negara,” ujarnya. novel.
Penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi 2007-2021 ini juga menegaskan, agar politik dan pemerintahan dapat berjalan dengan baik, maka undang-undang harus dilaksanakan secara berkala dan transparan. Sebab penegakan hukum yang jujur, amanah, dan transparan meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap sistem pemerintahan sekaligus mengurangi tindakan yang merugikan negara dan masyarakat.