geosurvey.co.id, PURWOKERTO – KH Marsudi Syuhud menyampaikan orasi ilmiahnya pada perayaan Dies Natalis ke-62 Universitas Islam Negeri (UIN) Guru Besar Kiai Haji Saifuddin Zuhri (Saizu) Purwokerto, Jawa Tengah, pada pertemuan Senat Akademik Terbuka di Auditorium Kampus pada Senin (11/11/2024).
Pidato tersebut bertajuk “Peluang dan Tantangan Kewirausahaan Global”.
Kiai Marsudi menjelaskan, dari segi data, Indonesia tertinggal jauh dari negara lain.
Ini merupakan tantangan sekaligus peluang bagi generasi muda.
Pada pertengahan tahun 2023, Badan Pusat Statistik menyebutkan jumlah dunia usaha di Indonesia akan meningkat hingga lebih dari 56 juta.
Sebagai perbandingan, jumlah penduduk Indonesia hanya mencapai 3,47 persen, berada di bawah negara tetangga yaitu Singapura (8,76%) dan Malaysia (4,7%).
“Dari segi jumlah wirausaha, generasi muda usia 20-29 tahun di Indonesia sangat sedikit, yaitu 6,1 juta (atau 11 juta dari total jumlah wirausaha di Indonesia)”, jelas Kiai Marsudi.
Kiai Marsudi melanjutkan, Indonesia dengan jumlah pelaku usaha yang sedikit, mempunyai peluang besar bagi generasi muda untuk menjadi wajib pajak dan pembayar zakat terbesar di negara yang terus berkembang.
“Hidup di negara berkembang peluang untuk mencapai kesejahteraan lebih besar dibandingkan dengan tinggal di negara yang tercukupi kebutuhan hidupnya seperti Amerika, Inggris, Jerman, Hongkong, Singapura, Perumahan, Perkantoran, Pelabuhan, Jalan Tol dan yang lain. dunia usaha lebih baik dari Indonesia. Kita sedang berkembang, jadi lebih tinggi dari pertumbuhan ekonomi Indonesia sebelum mereka di bawah program Presiden Prabowo sebesar 8%, itu suatu kemungkinan, jelasnya.
Tantangannya, kata Kiai Marsudi, adalah ketersediaan dan bekal santri pada setiap mata pelajaran yang dicarinya suatu ilmu, yaitu ilmu untuk memanfaatkan ilmu tersebut.
Marsudi juga mencontohkan bagaimana pengawal bisa memberikan warisan yang baik meski tidak memiliki gelar resmi.
Dahulu, para Kiai walaupun tidak mempunyai gelar, namun meninggalkan warisan yang besar karena dibekali dengan ilmu untuk menggunakan ilmu, yaitu ilmu yang profesional, yang mereka terjemahkan dalam bahasa yang sederhana dengan gambaran yang mudah diingat oleh masyarakat. katanya.
Dikatakan wirausaha adalah orang yang mampu menciptakan sesuatu dari tiada menjadi sesuatu, dari tiada menjadi sesuatu, dari tiada menjadi segalanya.
Seperti para Guardian di masa lalu, mereka tidak memiliki dokumen, namun mereka memiliki motif untuk membangun sesuatu yang belum pernah ada sebelumnya, meskipun mereka tinggal di desa yang jauh dari kekacauan. menciptakan usaha pendidikan skala besar mulai dari membangun gereja, sekolah, rumah sakit hingga membangun pabrik “produk yang berguna bagi masyarakat,” ujarnya
“Tidak ada lagi yang diilhami dalam kitab Ta’limul muta’alim, yaitu ilmu menggunakan ilmu,” ujarnya.
Dalam sambutannya, Kiai Marsudi yang juga Ketua Madrasah Ibtidaiyah Darul Uchwah menyampaikan bahwa bagi lulusan S1, S2 hendaknya mudah melihat keilmuannya jika sudah memberikan informasi lebih yaitu ilmu tentang penggunaan informasi.
Seperti membaca buku-buku baru yang dapat mendorong dan memperkuat jiwa wirausaha, seperti buku-buku baru yang mengarah pada pemikiran, seperti buku Kekuatan Perubahan, Kekuatan Berpikir, Manajemen Waktu, Kepemimpinan dengan Kata-kata dan masih banyak lagi.
Marsudi Syuhud menjelaskan, setiap orang yang hidup diberikan sebuah uang oleh Tuhan, yang membedakan adalah pemenangnya karena mereka dapat menggunakan modal tersebut dengan berpedoman pada ilmu untuk menggunakan ilmu tersebut.