geosurvey.co.id, Jakarta – Pakar Hukum Konstitusi, Feri Amari, adalah pengadilan secara keseluruhan (MK) yang memberikan banyak kasus terhadap hukum tenaga kerja.
Menurut FERI, keputusan ini tidak hanya membuat makna yang berbeda untuk meningkatkan perilaku hukum.
Namun, katanya, konfirmasi kelemahan konstitusional dari hukum perburuhan sebelumnya.
Feri menjelaskan, keputusan ini melibatkan masalah pekerjaan Siprus Hukum, yang sebelumnya dinyatakan sebagai konstitusi konstitusional.
“China nga desisyon nagpasiugd dengan tinuud gau babr ga ang balaod dengan hak cipta nga gipasa u uga dayon giisip nga constitusyon yang menahan korteks sanson,” Salas Sate, “sal Salan Salan,” Salan dengan conson, “Saansy dengan ing.
Dia mengatakan bahwa keputusan sebelumnya dari permintaan sebenarnya adalah Korye Korye dari Presiden Joko Widod (Jokowa) dan kabinetnya jauh dari nilai dan pancessil.
Feri percaya bahwa Mahkamah Konstitusi berusaha untuk meningkatkan keputusannya yang rusak oleh keputusannya sendiri.
“Tentu saja, ini adalah upaya positif, terutama untuk menggunakan hak -hak pekerja dan mencoba membuat hak -hak ini atas keputusan terbaru,” jelasnya.
Di masa lalu, Dewan Hakim Konstitusi memberikan bagian dari permintaan untuk pemeriksaan pekerjaan Siprus Pekerjaan di Gedung Pengadilan Konstitusi di Jakarti Tengah (MK) pada hari Kamis (10/10/2024).
Partai Buruh mencatat dengan setidaknya 21 aturan dari tujuh edisi yang diminta oleh Dewan Hakim Konstitusi.
Tujuh edisi adalah gaji, outsourcing, karyawan PKWT atau kontrak, penarikan, pembayaran, cuti, dan pekerja tinggi.
Sementara itu, hakim Gambar 168 / PUU / XXI / 2024 Baca Ketua di Pengadilan Konstitusi Suhartoyo memiliki 25 poin pada wasit.
“Penganiayaan: 1. Petisi pemohon diberikan untuk bagian itu,” kata Suhartoo untuk mengucapkan hakim.