![pakar-israel-raup-keuntungan-berkat-ketidakstabilan-di-suriah_ccda800.jpg](https://geosurvey.co.id/wp-content/uploads/2025/02/pakar-israel-raup-keuntungan-berkat-ketidakstabilan-di-suriah_ccda800.jpg)
Tibunnews.com – Ketidakstabilan terus menyerang Suriah telah menjadi perhatian serius bagi Israel.
Keamanan nasional negara itu sangat tergantung pada stabilitas di sekitar wilayahnya, terutama ketegangan yang terjadi di perbatasan.
IDF (IDC) baru -baru ini mengendalikan zona demiliterisasi Suriah.
Wilayah ini didirikan berdasarkan gencatan senjata yang dicapai antara Israel dan Suriah pada tahun 1974 setelah Perang Yom Kippur.
Penguasaan IDC di bidang ini adalah kepentingan strategis, terutama karena zona penyangga mencakup puncak tertinggi Gunung Hermon.
Gunung Fermon, yang terletak di Dataran Tinggi Golan, memberi Israel kendali penuh atas Suriah selatan, yang sangat penting dari perspektif militer.
Para ahli telah menemukan bahwa bahkan tanpa perang, Suriah membantu Israel menghancurkan musuh -musuhnya.
Kobe Michael, seorang peneliti di Institut Nasional Zionisme dan Strategi, menekankan pentingnya wilayah tersebut.
Dia mengutipnya di pos Yerusalem: “Tidak ada sudut pandang yang lebih tinggi di Suriah.”
Dengan mengendalikan wilayah tersebut, Israel dapat mencegah kemungkinan ancaman ketidakstabilan di Suriah dan mengamankan daerah perbatasannya.
Langkah penguasaan ini dianggap sebagai tindakan taktis oleh otoritas Israel.
Ini juga bisa dipengaruhi oleh serangan mendadak di perbatasan Gaza tahun lalu, menambah ketegangan di wilayah tersebut.
Michael menambahkan: “Israel dapat menghadapi kenyataan yang sulit yang akan memaksanya untuk tetap di wilayah ini.”
Eloel Parker dari Moshe Dejan Center menambahkan bahwa terlepas dari pandangan Israel tentang perbatasan Suriah yang relatif tenang, pengembangan senjata rezim Assad tetap menjadi perhatian utama bagi Israel.
Israel menyadari bahwa ketidakstabilan internal Suriah dapat memberikan peluang untuk memperkuat statusnya. Israel di Golan
Meskipun IDC mengkonfirmasi penguasaan buffer, mereka membantah laporan bahwa pasukan Israel mendekati ibukota Damaskus.
Namun, langkah tersebut telah sangat dikritik oleh komunitas internasional, termasuk PBB, yang termasuk tindakan Israel yang melanggar perjanjian internasional.
Dataran tinggi Golan, yang telah dikendalikan oleh Israel sejak 1967, telah menjadi salah satu tema sensitif hubungan antara Israel dan negara -negara Arab.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu telah berulang kali mengkonfirmasi bahwa dataran tinggi Golan akan tetap di Israel selamanya.
Pernyataan itu dipandang sebagai provokasi oleh banyak pemimpin Arab dan partai politik internasional. Ancaman dari kelompok ekstremis
Selain ancaman ketidakstabilan di Suriah, Israel juga khawatir bahwa kemunculan kelompok ekstremis dapat memperburuk situasi keamanan di wilayah tersebut.
Salah satu peran yang menarik perhatian khusus adalah Abu Mohammed al-Jululani, pemimpin organisasi terkait terorisme Abu Mohammed al-Jululani (FTS).
Kelompok ini telah lama menjadi salah satu ancaman terbesar di wilayah Suriah, terutama karena latar belakangnya dikaitkan dengan ekstremisme dan ideologi kekerasan.
(geosurvey.co.id, andari vulan nograhani)