geosurvey.co.id – Pemerintahan Perdana Menteri Prancis Michel Barnier runtuh pada Rabu (12/4/2024) setelah mosi tidak percaya kepada Majelis Nasional gagal.
Perdana Menteri Perancis Michel Barnier kecewa ketika 331 dari 577 anggota parlemen memberikan suara menentang pemerintah.
Jumlah tersebut melebihi jumlah minimal 288 untuk menggulingkan pemerintahan Michel Barnier.
Pemerintahan Michel Barnier dibentuk tiga bulan setelah mengambil alih jabatan Perdana Menteri.
Dia dipecat setelah mencoba menerapkan penghematan anggaran untuk memperbaiki defisit negara yang sangat besar.
Dalam perdebatan sebelum pemungutan suara, Michel Barnier berpendapat bahwa usulan tersebut akan membuat segalanya menjadi lebih serius dan sulit.
“Masyarakat berada dalam situasi yang sangat rumit dan realitas anggaran tidak bisa hilang begitu saja dengan keajaiban mosi tidak percaya,” kata Michel Barnier.
“Pemerintahan mendatang juga harus menghadapi kenyataan ini. Utang akan selalu ada,” tegasnya.
Sebelumnya, Michel Barnier menggunakan Pasal 49.3 UUD pada Senin (12/2/2024) untuk RUU (RUU) Jaminan Sosial yang kontroversial, dikutip CNBC.
Dia juga menunda sidang Majelis Nasional tanpa diskusi.
Anggota parlemen dari partai kiri dan kanan mengecam tindakan tersebut, dan kedua partai mengajukan mosi tidak percaya untuk menggulingkan pemerintah. Tanggapan kantor Presiden Prancis Macron
Menyusul keputusan tersebut, Presiden Prancis Emmanuel Macron akan memberikan pidato hari ini.
Presiden Prancis Emmanuel Macron akan berpidato di depan umum pada Kamis malam setelah pemungutan suara, kata kantor kepresidenan dalam sebuah pernyataan pada hari Rabu. Presiden Prancis Emmanuel Macron menunggu kedatangan anggota Kepresidenan Tripartit Bosnia dan Herzegovina di Istana Kepresidenan Elysee di Paris pada 9 November 2023. (Ludovic Marin/AFP)
Emmanuel Macron mungkin akan segera mencalonkan perdana menteri baru.
“Macron ingin mencalonkan perdana menteri baru dalam waktu 24 jam,” kata lembaga penyiaran BFMTV, mengutip mantan menteri yang tidak disebutkan namanya.
Namun, membentuk pemerintahan baru merupakan tantangan yang kompleks.
Sebab, pemilu parlemen baru baru akan dilaksanakan pada Juni-Juli tahun depan, 12 bulan setelah pemilu terakhir.
Oleh karena itu, Perancis akan melanjutkan pemerintahan sementara tanpa kekuasaan.
Presiden Prancis Emmanuel Macron diperkirakan akan meminta Michel Barnier untuk tetap menjadi perdana menteri sementara, Al Arabi melaporkan.
(geosurvey.co.id/Unitha Rahmayanti)