Didunnews.com- Partai Perjuangan Indonesia (PTIP) menghadapi kritik dari partai Gendra karena meningkatkan nilai nilai (PPN) menjadi 12 persen.
Parlemen Indonesia dari bagian BTIP menekankan bahwa inisiatif untuk peningkatan PPN adalah bagian dari undang -undang untuk menyinkronkan Peraturan Perpajakan (Undang -Undang HPP) yang diajukan oleh Pemerintah Presiden Joko Vidodo. Deskripsi BDIP
Tolby menjelaskan bahwa undang -undang HPP disahkan pada 7 Oktober 2021 adalah upaya dari pemerintah yang dikeluarkan ke DPR pada 5 Mei 2021.
“Delapan bagian di DPR, telah menyetujui persetujuan hukum HPP, sementara satu -satunya Partai Keadilan Divisi (PKS), yang telah ditolak,” kata Tolby ketika ia menghubungi Minggu 22, 2024.
Hukum HPP adalah dalam bentuk hukum universal, yang mengubah banyak aturan dalam Undang -Undang Perpajakan, yang akan naik menjadi 12 persen pada tahun 2025.
Namun, Tolby menekankan bahwa pemerintah memiliki fleksibilitas untuk memperbaiki biaya PPN dalam kisaran 5-15 persen berdasarkan kondisi ekonomi nasional. Tanggapan Kindra
Wakil Presiden Partai Kendra Rahayu Saraswati Jojohatikuzumo, PTIP
Sarah berkata, “Saya terkejut ketika seorang btip Cather berbicara pada pertemuan penuh untuk menolak 12 % watt. Banyak dari kita dapat tersenyum dan menggelengkan kepala pada saat itu.”
Sara menekankan bahwa Tolfi, Ketua Komite Eksekutif (Punjab), yang membahas RUU HPP sebelum pengesahan hukum.
“Jika Anda menolak, mengapa tidak ketika mereka adalah pemimpinnya?” Katanya.
Ulasan BTIP dari 12 persen Wat juga menarik perhatian dari panci.Â
Wakil Presiden Ordo Nasional (PAN), Viva Yoga, membandingkan sikap sikap Ula Lathi PTP.
Menurutnya, kenaikan PPN 12 persen ditetapkan dalam amandemen undang -undang yang diusulkan tentang aturan umum dan prosedur pajak (RUPP), dan kemudian disetujui oleh PTI PTI DPR Bagian B.
Menurut Viva, perubahan sikap PTIP sekarang menolak PPN 12 persen, yang memberikan penampilan kontradiksi.
“Sekarang jika pendekatan PTI-B menolak kenaikan 12 persen, itu akan terlihat seperti pahlawan, itu akan seperti batu,” katanya (12/22/2024).Â
Dia menganggap sikap PDIP sebagai strategi politik.Â
“Di masa lalu, setuju dan di garis depan, sekarang ditolak, dan berada di garis depan,” katanya. Konten ini selesai menggunakan kecerdasan buatan (AI).