geosurvey.co.id, TANGERANG- Kelas
Keluarga yang enggan disebutkan namanya menceritakan kisah MEQ. Korbannya adalah anak yang baik dan penurut.
“Anaknya baik sekali, penurut, dekat keluarganya tidak minta apa-apa. Saya tidak menyangka karena dia tidak kaya, dia mau berkelahi atau berbuat jahat dengan mereka,” kata kerabatnya kepada TribunTangerang.com. , Senin (14/10/2024).
Sebelum kematiannya, MEQ dipilih oleh rekan-rekannya.
“Sore harinya, dia ingin bersama apa yang dibacakan bibinya selama 100 hari, dan dia ingin menelepon ustaz, tapi sepertinya temannya mendekatinya dan mengajaknya pergi bersamanya, dia tidak melakukannya. tahu ke mana dia pergi. . Untuk bergabung dalam konflik,” tambahnya.
Menjelang akhir, keluarga menerima kabar bahwa MEQ telah meninggal dan dibawa ke rumah sakit untuk diautopsi.
Ia menyayangkan MEQ tidak segera dibawa ke rumah sakit saat ia tergeletak di jalan.
“(Kabar selamat datang) Dia sudah tidak hidup lagi, mereka memeriksanya di rumah sakit. Malah dia bernapas saat ditusuk, tapi orang di sekitarnya hanya melihat dan membuat video,” ujarnya.
Terkait pembunuhan keluarganya, dia berharap agar orang-orang yang terlibat dalam perkelahian tersebut mendapat hukuman yang setimpal.
“Keluarga ingin semua orang yang terlibat dihukum, terutama karena menyebabkan hilangnya nyawa sepupu saya, yang bisa jadi hukuman penjara yang lama. Tapi kita belum tahu kalau pelakunya masih muda,” tutupnya. Deklarasi Warga Negara
MEQ Jumat (10/11/2025) malam Zona Gang H, Kelurahan Pandak Betung, Kecamatan Pandak Aren, Kota Tangerang Selatan (Tongsel) terjatuh dan tewas di kawasan yang jauh dari kawasan Tauran.
Saat polisi menggeledah lokasi tersebut, darah yang tertinggal di tempat itu berlumuran pasir putih.
Hendy (19) warga sekitar tempat ditemukannya pelajar berdarah itu mengatakan, benar korban tergeletak di jalan.
“Entah apa yang terjadi, saya tidak melihatnya. Masyarakat melihatnya (bohong), mereka tidak tahu apa yang terjadi, mereka bilang itu kejahatan, tapi mereka tidak tahu,” kata Hendy kepada Tribuntangerang. . . .com, Senin (14/10/2024).
Dari cerita yang didengarnya, Hendy mengatakan korban sempat terlibat adu mulut di sebuah rumah dekat lokasi.
Karena luka parah, korban yang mengendarai mobil kehilangan kendali dan terjatuh di atas sepeda motor temannya.
“Katanya sudah tidak kuat lagi, terjatuh bersama babi, dan temannya kabur,” kata Hendy.
Hendy tidak mengenal pelajar yang ditemukan, warga tidak berani menyentuh tubuh korban sebelum polisi datang, warga senang pada malam kejadian dan terjadi kemacetan.
“Saya tidak tahu siapa orangnya (korban), yang saya tahu dia terjatuh dari sepeda motor dan mengeluarkan darah, mereka memanggil ambulans dan polisi, lalu mereka membawanya ke rumah sakit,” kata Hendy.
Untuk lebih jelasnya, Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kompol Ade Ary Shyam Indradi, dan Polsek Pandak Aren menjelaskan, penyelidikan sudah dilakukan.
Ade Ari menjelaskan, beberapa anggota kelompok itu bentrok hingga mengakibatkan korban luka.
“Beberapa orang berkelahi, dan salah satu korban luka terkena senjata tajam,” ujarnya.
Ade Ari mengatakan, kejadian tersebut telah dilaporkan ke Polsek Pandak Arena. Saat ini, masih dipertahankan. (m30)
Pengarang : Ikhwana Mutua Maiko
Artikel ini telah tayang di Tribuntangerang.com dengan judul Turut Berduka Cita kepada Keluarga Pemuda yang Meninggal Dunia di Pondok Arena, Tangsel: Dijemput Temannya yang Mengetahui Konflik tersebut.
Dan
Tetesan darah menutupi pasir di lokasi tewasnya para pelajar saat kerusuhan di Pondok Arena.