Laporan Jurnalis geosurvey.co.id Eko Sutriyanto
geosurvey.co.id, JAKARTA – Akademisi Universitas Trisakti Euis Saribanon meminta Kementerian Perhubungan lebih berhati-hati melihat dampak pelarangan truk 3 gandar saat Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) seperti Nataru.
Jika perkembangan ini terus berlanjut maka akan berdampak pada industri yang dapat mengganggu perekonomian nasional.
Dosen Fakultas Manajemen dan Bisnis Institut Transportasi dan Logistik Trisakti (ITL) Trisakti menyarankan agar pemerintah melakukan cara berorganisasi yang benar.
“Pemerintah harus lebih bijak dalam melihat dampak buruk akibat pelarangan semua hari raya keagamaan,” kata Euis Saribanon.
Selain itu, dia mengatakan rencana tersebut masih mendapat keberatan dari pihak terkait lainnya.
Industri yang pabriknya harus bekerja 24 jam sehari, seperti industri AMDK, impor dan ekspor, akan mengalami kerugian tertentu akibat kebijakan larangan tersebut.
“Pendistribusiannya akan terganggu jika truk 3 gardan dilarang beroperasi,” ujarnya.
Oleh karena itu, dia menyarankan sebelum mengeluarkan larangan ini, Kemenhub harus terlibat, tidak hanya dari satu sisi saja. Kenapa tidak perlu dipahami, menurut Euis, karena masih banyak faktor lain yang berpengaruh.
“Ya, perlu kehati-hatian dalam menerapkan larangan ini. Apalagi jika mengganggu perekonomian nasional kita,” ujarnya.
Agus Purnomo menilai, berdasarkan pengalaman dari Universitas Logistik dan Bisnis Internasional (ULBI), Agus Purnomo menilai kebijakan terlarang ini akan menyebabkan keterlambatan dan kelangkaan barang sehingga mengurangi kepuasan konsumen dalam mengakses produk, khususnya di sektor makanan dan minuman. .
Keputusan pelarangan truk 3 gandar pada libur Natal mendatang berpotensi memperlambat distribusi bahan baku dan produk akhir yang dibutuhkan sektor manufaktur seperti AMDK untuk tetap beroperasi, ujarnya.
Sekretaris Jenderal Gabungan Perusahaan Ekspor Indonesia (GPEI) Toto Dirgantoro mengatakan ekspor tidak mengenal hari libur dan kapal tidak istirahat.
“Jalur pelayaran global penumpang ekspor yang masuk dan bongkar di pelabuhan Indonesia, tidak ada urusan pada libur Natal atau Idul Fitri,” ujarnya.
Dia mengatakan, keputusan pelarangan truk 3 gandar yang menghambat ekspor bukan merupakan perintah Presiden Prabowo Subianto yang diharapkan dapat meningkatkan ekspor Indonesia.
“Jika ekspor terganggu maka dapat mengganggu perdagangan suatu negara. Oleh karena itu, ekspor mempunyai pengaruh yang besar terhadap cadangan devisa negara, karena meningkatkan masuknya devisa ke Indonesia.