geosurvey.co.id – Pengelolaan lembaga pemasyarakatan di Malaysia sedang menghadapi krisis.
Permasalahannya adalah kapasitas lembaga pemasyarakatan di negara tersebut, yang dikatakan terlalu berlebihan, sehingga tidak mampu menampung narapidana baru secara memadai.
Hal tersebut diungkapkan Wakil Perdana Menteri Malaysia Datuk Seri Ahmad Zahid Hamidi saat berbicara pada acara peluncuran Kebijakan Sosial Nasional (DSN) 2030 di World Trade Center (WTC) Kuala Lumpur pada Senin (21/10/2024).
Menurut Astro Avani, jumlah narapidana di penjara Malaysia mencapai 87.000 orang.
Jumlah ini melebihi kapasitas penjara seluruh Malaysia saat ini yang hanya mampu menampung 74.000 narapidana.
Menanggapi permasalahan tersebut, Hamidi mengatakan perlu adanya upaya antar lembaga untuk mengatasi permasalahan sulit tersebut.
Insya Allah kami akan mendukung Departemen Penjara Malaysia dalam menyelesaikan masalah masyarakat, kata Hamidi.
Datuk kelahiran Bagan itu pun mengaku mengangkat isu tersebut pada rapat Dewan Sosial Nasional (DSN) baru-baru ini.
Ahmad Zahid Hamidi mengatakan, pemerintah tidak menganggap remeh persoalan-persoalan yang ada di tanah air, khususnya terkait reformasi institusi.
Tak hanya di penjara, Hamidi menyebut kualitas pengelolaan narapidana juga menjadi perhatian pemerintah Malaysia.
Lanjutnya, “Saya selesai memimpin rapat Dewan Sosial Nasional dan kami masih mencari solusi dan mengambil keputusan kebijakan tentang arah pembangunan sosial negara dan melihat rencana yang sedang dilaksanakan.”
Selain mengatasi masalah akses penjara, Hamidi sepakat bahwa pemerintah Malaysia juga harus mengatasi faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya kejahatan, terutama bagi kelompok rentan seperti generasi muda.
Hamidi melanjutkan, “Permasalahan yang kita bahas tidak hanya terbatas pada permasalahan sosial yang saya sebutkan dalam pidato tersebut, namun juga akan mencakup permasalahan lain seperti penanganan narapidana rentan.”
“Termasuk kejahatan seks anak, kejahatan perbankan yang melibatkan penyandang disabilitas, kejahatan terkait penanganan pengungsi di negeri ini, dan semakin memprihatinkan, kenakalan di kalangan anak putus sekolah,” tutupnya.