geosurvey.co.id, JAKARTA – Pemerintah terus mendorong transisi energi negara dengan tujuan mencapai target emisi net-zero (NZE) pada tahun 2060.
Menanggapi hal tersebut, General Manager PLN Indonesia Power Edwin Nugraha Putra mengatakan perseroan akan memberikan kontribusi yang lebih besar dalam mencapai tujuan energi berkelanjutan di Indonesia.
Edwin kemudian menyatakan bahwa perusahaan juga mendukung inisiatif global untuk mengurangi emisi karbon dan menerapkan teknologi yang lebih bersih.
“Peran utama PLN IP saat ini adalah menjadi penyedia solusi energi yang mencakup pembangkitan listrik di seluruh Indonesia dan pengembangan bisnis di luar kWh,” kata Edwin seperti dikutip Kontan, Minggu (11/10/2024).
Dijelaskannya, transformasi bisnis dilakukan perseroan di saat menghadapi lima tantangan besar di tengah gejolak dunia bisnis.
Pertama, pembentukan penyimpanan-pensiun berimplikasi pada konversi aset pembangkitan menjadi IP PLN, yang memungkinkan kapasitas pembangkitan meningkat dua kali lipat dari sebelumnya 10 GW menjadi 21 GW.
Kedua, implementasi visi Transformasi 2.0 PLN untuk menjadi salah satu dari 500 perusahaan top dunia, serta IP PLN sebagai sub-holding tentunya berkontribusi terhadap keberhasilan tersebut, kata Edwin.
“Ketiga, Indonesia memiliki peta jalan yang ambisius untuk mencapai NZE sejalan dengan agenda NZE 2060, dan IP PLN memainkan peran kunci dalam memastikan keberhasilan program ini. Keempat, perlunya berperan dalam mendukung Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs). dan kelima, dorongan untuk mempercepat pengembangan bisnis sehingga IP PLN mempunyai keunggulan dalam mengembangkan pembangkit listrik ramah lingkungan di luar kWh,” imbuhnya.
Untuk mencapai transformasi berkelanjutan dan mewujudkan visi perusahaan, PLN IP telah menciptakan program unggulan untuk meningkatkan kinerja pembangkit melalui penerapan pembangkit listrik digital atau Reliability and Efficiency Optimization Center (REOC).
Menurut Edwin, sejak diluncurkannya program Transformasi 2.0, PLN IP telah mampu menghubungkan mesin produksi dengan sistem REOC sehingga pemantauan dan pengendalian menjadi lebih efisien.
“Komitmen perusahaan adalah dengan menghubungkan seluruh unit produksi dan peralatan ke sistem ini, sehingga akan meningkatkan efisiensi operasional dan keandalan pembangkit listrik,” jelas Edwin. (Filemon Agung/Kontan)
Artikel ini telah tayang dengan judul “Penguatan Pelayanan Tunai Listrik”, PLN Energi Indonesia Percepat Transformasi Bisnis.