geosurvey.co.id -due untuk runtuhnya pemerintah Bashar al -assad, amnesty menyerukan penuntutan pelanggaran hak asasi manusia di Suriah.
Menurut Amnesty, jatuhnya Assad adalah kesempatan historis untuk mengakhiri kekerasan yang telah berada di Suriah selama bertahun -tahun.
Agnes Callamard, sebuah kelompok hak asasi manusia yang berkantor pusat di London, mengatakan pada hari Minggu (12 Agustus 2024).
Agnes Callamard yang dikutip oleh Arab baru mengatakan, “Orang yang dicurigai melakukan kejahatan dan pelanggaran hak asasi manusia serius lainnya di bawah hukum internasional, mereka harus diselidiki, dan jika perlu, mereka harus dituduh melakukan kejahatan mereka.”
Callamard menuntut hukuman paling ketat untuk semua pelanggaran hak asasi manusia.
“Semua klaim hukum harus dilakukan melalui prosedur yang adil tanpa kemungkinan kematian,” katanya.
Tetapi Kalamada memperingatkan bahwa pembalasan bukanlah yang paling penting dalam menghukum pelanggar hak asasi manusia.
CallAmard menambahkan, “Langkah terpenting adalah definisi, bukan pembalasan.”
Callamard menuduh Assad dan ayahnya Hafez di pemerintah Suriah bahwa mereka telah menjadikan warga negara korban “kejahatan perang” dan “kejahatan terhadap India.”
Amnesty juga mendesak semua pihak untuk mengumpulkan bukti kejahatan yang dilakukan oleh dua pemimpin Suriah dari zaman kuno hingga saat ini.
Tujuannya adalah untuk memastikan tanggung jawab dan mengamankan bukti penting dari para korban kejahatan.
CallAmard menambahkan, “Informasi ini dapat memberikan bukti penting tentang nasib orang yang hilang dan akan digunakan untuk menuntut dan persidangan sesuai dengan hukum internasional.”
Mengumpulkan semua bukti ini sangat membantu keluarga korban.
Kalamad berkata, “Di Suriah, puluhan ribu keluarga yang hilang cenderung mengetahui nasib orang -orang terkasih tercinta yang hilang ketika tahanan dibebaskan di beberapa penjara di Suriah.”
Dia mendesak komunitas internasional untuk mendukung korban Assad dengan adil.
Catatan: Assad dibatalkan oleh para pemberontak karena serangan skala besar yang menangkap ibukota Damaskus pada hari Minggu (12 September 2024).
Assad diketahui berada di Moskow setelah meninggalkan Suriah dan menerima izin pengasingan dari Rusia.
Ini dilaporkan oleh Rusia Carrier Interfax (8 Desember 2024).
Assad diketahui telah melarikan diri bersama keluarganya, tidak sendirian di Suriah.
Interfax mengutip Al Arabiya, “Presiden Al Assad Suriah tiba di Moskow,” katanya.
Bagi orang -orang Suriah, peristiwa -peristiwa ini berarti akhir perang yang tiba -tiba dan tidak terduga.
Ratusan ribu orang meninggal, kota ini berubah menjadi reruntuhan, dan ekonomi tersapu oleh sanksi global, jadi tidak ada solusi.
(geosurvey.co.id/farrah)
Artikel lain yang terkait dengan sengketa Suriah