![pemisahan-nomenklatur-kementerian-seharusnya-tak-pengaruhi-pelayanan-publik_22ba6c3.jpg](https://geosurvey.co.id/wp-content/uploads/2025/02/pemisahan-nomenklatur-kementerian-seharusnya-tak-pengaruhi-pelayanan-publik_22ba6c3.jpg)
Laporan Reporter Didunnews.com, Kepala Sekolah Ilham Ryan
Pakar Kebijakan Umum Universitas Jakarta-Trubasthi Trubas Rahayansia, Trubus Rahadiancia mengatakan bahwa divisi Kementerian Kebudayaan tidak boleh mempengaruhi layanan publik.
Ini ditanggapi dengan nama jumlah kementerian di era Presiden Prabhoo Subbando.
Dia memberi contoh untuk Kementerian Lingkungan Hidup dan Hutan (KLHK), yang sekarang dibagi menjadi Kementerian Perlindungan Lingkungan dan Kementerian Kehutanan.
“Penamaan bahkan harus memiliki pertumbuhan layanan publik,” Trubus mengatakan kepada wartawan pada hari Kamis (12/26/2024).
Namun, dupus benar -benar menghukum yang sebaliknya.
Pemisahan nama menteri diyakini berdampak pada layanan publik, karena politik tidak didasarkan pada pengejaran kesucian.
“Sederhananya, solusi ini dilakukan dengan pemeriksaan.
Selain itu, Trubus mengatakan pemerintah harus membaca nama kementerian. Ini karena proses ini biasanya membutuhkan waktu lama untuk perubahan.
Selain itu, aturan harus dibuat untuk memastikan kejelasan bagi mereka yang menginginkan pelayanan terkenal.
“Transparansi juga menjadi masalah. Jika tidak dapat melayani di tempat yang diganti. Ini berarti bahwa ada unit melayani sementara, ”kata Trubus.
“Jadi ada kesucian. Ada pihak yang menempati pekerjaan kementerian atau perusahaan. Mereka dibagi dengan nama,” lanjutnya.
Trubbus mengingatkan bahwa publik tidak boleh menjadi korban karena rentan terhadap pemisahan menteri. Karena orang membutuhkan kepercayaan diri.
“Jadi masalah ini disebabkan oleh perusahaan yang tidak bertanggung jawab atas kementerian atau layanan. Masing -masing menampung kekuatan dan kekuatannya, tidak ada sinkronisasi kebijakan seperti itu,” katanya.