Meluncurkan Terowongan Hizbullah Komandan Israel Modern: Hai PBB, punya dapur dan kamar mandi
TRIBUNNNEWS.COM – Pasukan pendudukan Israel merilis video yang mereka klaim sebagai pemandangan jaringan terowongan Hizbullah Lebanon pada Selasa (29/10/2024).
Dalam video tersebut, Kepala Staf Angkatan Darat Israel (IDF) Jenderal Herzei Halevi langsung hadir untuk memandu dan menjelaskan apa saja yang ada di dalam terowongan yang dilengkapi peralatan lengkap tersebut.
Video IDF mengklaim terowongan Hizbullah berada di Lebanon selatan.
Herze Halevi mengatakan terowongan itu dilengkapi dengan baik.
Halevi menjelaskan, penyelesaian fasilitas tersebut menunjukkan bahwa kelompok yang didukung Iran memang sedang mempersiapkan perang besar-besaran melawan negara Yahudi.
Ini adalah video kedua operasi bawah tanah Hizbullah yang dibagikan militer Israel.
Awal bulan ini, militer Israel merilis video yang menunjukkan serangan terhadap gerakan bawah tanah Hizbullah di Lebanon selatan.
Herzei Halevi mengatakan, video tersebut merupakan bukti bahwa mereka telah mengklaim selama bertahun-tahun bahwa Hizbullah sedang mempersiapkan perang dengan Israel.
“Bagi negara-negara yang dicurigai akan bergabung dengan PBB, Pasukan Transisi PBB di Lebanon (UNFIL) telah dikerahkan di sini.” Ketika ketua IDF berkata: “Ini adalah kali terakhir infrastruktur terlihat akan dihancurkan .
Herze Halevi mengatakan terowongan tersebut dilengkapi dengan berbagai fasilitas.
Yang terpenting, Halavi mengklaim bahwa terowongan tersebut adalah pintu masuk ke wilayah pendudukan Israel.
“Kami tidak jauh dari perbatasan,” katanya. Ada sistem terowongan yang sangat berkembang yang mencakup kamar mandi, pancuran, dapur, dan berbagai tempat penyimpanan senjata. Ada ruangan tempat kompi militer bisa berkumpul. “Ada kemungkinan untuk tinggal di sini, tinggal di sini dan mempersiapkan diri di sini dan menuju ke timur untuk serangan Israel,” tambahnya.
Hal ini terjadi ketika militer Israel terus menargetkan Lebanon dengan pemboman yang mereka klaim bertujuan untuk mendorong Hizbullah kembali dari perbatasan. Cagar alam UNESCO di Tirus, Lebanon dibom oleh Israel (BBC International)
Serangan Israel di Lebanon meningkat pada hari Senin, dan pejabat kesehatan Lebanon melaporkan bahwa serangan tersebut menewaskan sedikitnya 2.710 orang dan melukai 12.592 orang pada tahun lalu.
Konflik di Gaza telah meningkatkan ketegangan regional, meningkatkan kekhawatiran terhadap stabilitas minyak global ketika Israel melancarkan serangan udara di Lebanon dan mengerahkan pasukan di selatan dalam upaya untuk melemahkan sekutu Hamas, Hizbullah.
Eskalasi tersebut juga berujung pada konflik langsung antara musuh lama Israel dan Iran.
Selama akhir pekan, serangan udara Israel menargetkan situs rudal Iran yang ditetapkan sebagai Teheran menyusul serangan roket ke Israel pada 1 Oktober.
Sebagai tanggapan, Kementerian Luar Negeri Iran memperingatkan bahwa mereka akan “menggunakan semua cara yang ada” untuk lebih menentang tindakan Israel. Serangan Hizbullah lebih besar dari operasi Hamas 7 Oktober
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menuduh Hizbullah merencanakan serangan besar-besaran terhadap Israel.
Ia mengklaim, serangan tersebut kemungkinan lebih besar dibandingkan operasi banjir Al-Aqsa yang dilancarkan Hamas pada 7 Oktober 2023.
“Hizbullah bermaksud menyerang Israel menggunakan chip, sepeda motor, roket, dan roket yang dilengkapi terowongan,” kata Netanyahu dalam wawancara dengan surat kabar Prancis CNews dan Europe 1, Rabu (23 Oktober 2024).
Menurut Netanyahu, jika rencana ini gagal, maka pengaruhnya akan lebih besar dibandingkan gerakan Hamas.
Ia mengatakan ini akan menjadi serangan yang lebih besar dibandingkan serangan 7 Oktober.
Perdana Menteri Israel juga mengklaim bahwa pasukan Israel telah menguasai lokasi terowongan Hizbullah sebagai persiapan serangan tersebut.
“Seratus hingga dua ratus meter dari perbatasan, kami menemukan terowongan yang sedang disiapkan,” ujarnya. Adapun dalam penyerangan terhadap Israel, dia mengklaim Israel telah menerima senjata dari Rusia.
Netanyahu mengatakan kepada surat kabar Prancis Le Figaro awal bulan ini bahwa pasukan Israel telah menemukan peralatan militer canggih Rusia di gudang senjata Hizbullah.
Hizbullah tidak menanggapi permintaan komentar dari Netanyahu.
Sejak 8 Oktober 2023, Hizbullah mendukung perjuangan Palestina Hamas dan terlibat dalam pertempuran dengan Israel di perbatasan antara Lebanon selatan dan wilayah utara yang diduduki Israel.
Hizbullah telah berjanji untuk menghentikan serangan terhadap Israel jika Israel dan Hamas mencapai gencatan senjata di Jalur Gaza.
Selain Jalur Gaza, Israel memperluas serangannya ke Lebanon selatan sejak Senin (23 September 2024) dengan dalih menyasar Hizbullah.
Jumlah korban tewas di Lebanon meningkat menjadi 2.574 orang sejak 8 Oktober 2023, dan jumlah korban luka lebih dari 12.000 orang, menurut Kementerian Kesehatan Lebanon pada Rabu (23/10/2024). Jumlah korban tewas di Jalur Gaza
Israel saat ini terus melanjutkan serangannya di Jalur Gaza, dengan dukungan dari Amerika Serikat dan beberapa negara Eropa.
Menurut Kementerian Kesehatan Gaza, jumlah korban tewas warga Palestina pada Sabtu (7/10/2023) hingga Kamis (24/10/2024) bertambah menjadi 42.847 orang dan 100.544 orang luka-luka serta 1.147 orang tewas di wilayah Israel. Agensi Anadolu.
Sebelumnya, Israel mulai mengebom Jalur Gaza setelah kelompok militan Palestina Hamas melancarkan Operasi Banjir Al-Aqsa pada Sabtu (7 Oktober 2023) melawan pendudukan Israel dan kekerasan di Al-Aqsa sejak tahun 1948.
Israel mengklaim 101 sandera di Jalur Gaza telah terbunuh atau masih ditahan oleh Hamas setelah pemindahan 105 dari 240 sandera Palestina pada akhir November 2023.
(oln / * indtdy / *)