Dilansir Fahdi Fahlevi, reporter geosurvey.co.id.
geosurvey.co.id, JAKARTA – Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) sedang mengikuti pelaksanaan Ujian Nasional (NEC).
ED Zuban, pengawas pendidikan, mengatakan: Kebijakan seperti ini akan memboroskan anggaran dan energi seperti sebelumnya.
Butuh modal besar untuk beroperasi dalam satu waktu, kata Edie.
Ada cukup bukti bahwa PBB menerima dana besar. Karena persiapan dan pelaksanaan yang ekstensif Baik dari segi sumber daya manusia maupun kebutuhan dukungannya
Dengan anggaran pendidikan yang terbatas Ujian negara lainnya diperkirakan akan mendominasi Kementerian Pendidikan Dasar.
Apalagi, Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka dengan janji politik menaikkan gaji guru.
“Pembiayaan saja sangat besar. Belum lagi menepati janji-janji politik terkait kenaikan gaji guru dan sejenisnya. Tentu saja hal ini akan memakan waktu yang sangat lama. Banyak aspek yang harus diperhatikan,” kata Eadie dalam keterangan tertulis, Selasa (5/11).
Konon energi yang digunakan tidak banyak.
Banyak pihak yang terlibat dalam pembentukan PBB yang dibentuk bersama di seluruh Indonesia.
Ada kalanya keamanan dihadirkan karena keadaan tertentu, seperti untuk mencegah hilangnya pertanyaan.
Edi menegaskan, operasi PBB dengan bantuan finansial dan energi yang besar tidak membuahkan hasil.
Kecurangan, membocorkan soal, stres, hingga mempertaruhkan nama baik sekolah. Inilah permasalahan pendidikan terkini yang belum terselesaikan dengan dilaksanakannya ujian nasional.
Guru Besar Matematika ITB Ivan Pranoto juga berpendapat jika UN digunakan kembali, Ini akan menjadi kebijakan yang sangat tidak jelas.
Penyelenggaraan ujian nasional hanya membuang-buang dana yang seharusnya digunakan untuk mengembangkan keterampilan guru dan memajukan lembaga pendidikan di berbagai daerah.
Kualitas pendidikan yang tidak merata di Indonesia merupakan permasalahan yang belum terselesaikan sejak PBB pertama kali memulai tindakannya pada tahun 2005.
“PBB tidak ada hubungannya dengan Indonesia. Kami sangat luas dan berbeda. Kalau mau disamakan dengan Papua, Kalimantan, atau Jakarta kurang tepat,” kata Ivan.
Ivan mengatakan guru di setiap sekolah sebaiknya mengikuti ujian akhir karena mengetahui proses dan perkembangan siswa.
Asesmen nasional dinilai memadai untuk meneliti standar pendidikan nasional.
Menggunakan sampel yang ada memungkinkan kita mengukur kualitas penelitian. Karena ada penilaian kemampuan minimal (AKM), pendidikan karakter dan lingkungan belajar pendidikan
“Ini tes darah. Hal yang sama juga berlaku untuk pemeriksaan kesehatan. Mereka tidak mengambil semua darahnya. Mereka mengumpulkan sampel Seperti penelitian ini Anda tidak perlu menguji semuanya. Jadi tidak ada gunanya,” kata Ayvan.
Keputusan seperti ujian negara dinilai akan memberikan tekanan pada siswa dan menghilangkan peran guru dalam proses pembelajaran.