Jurnalis geosurvey.co.id Eko Sutrianto geosurvey.co.id, JAKARTA – Pengusaha komoditas dan logistik yang tergabung dalam Asosiasi Keselamatan dan Keamanan Indonesia (Kamselindo) mendukung pembentukan Kementerian Koordinator Infrastruktur (Kemenko), salah satu prioritasnya. Memecahkan masalah over-dimensi (ODOL).
Tujuannya adalah untuk memastikan adanya koordinasi dengan kementerian teknis terkait untuk menciptakan peta jalan atau kebijakan yang disepakati bersama. “Belum ada road mapnya, masing-masing kementerian teknis punya jalannya masing-masing, masing-masing mengutamakan egosentrisme masing-masing. Makanya kami para pelaku bisnis barang dan logistik mendukung pembahasan pembentukan menteri koordinator infrastruktur. ujar Ketua Umum Kamselindo Kyatmaya Lukman, Jumat (10/11/2024). Menurut dia, selain koordinasi penyelesaian permasalahan ODOL, tugas koordinasi Menteri Prasarana juga merupakan koordinasi bidang infrastruktur. pembangunan dan pemeliharaan prasarana jalan untuk menjamin masa manfaatnya.
Oleh karena itu, Kemenko Infrastruktur harus mempertemukan seluruh menteri seperti Kementerian Perhubungan, Kementerian Perhubungan, Kementerian BUMN, Corlantas, Kementerian Perindustrian, dan Kementerian Perdagangan, ujarnya. Hingga saat ini, kata Kyatmaya, belum pernah diajukan penyelesaian ODOL.
“Apapun pilihannya, ODOL tidak pernah dibahas secara tuntas. Hal inilah yang menyebabkan permasalahan ODOL tidak terselesaikan selama puluhan tahun,” ujarnya. Ia berharap permasalahan ODOL menjadi agenda prioritas di Kementerian Prasarana. , yang akan dibahas nanti.
“Harusnya jadi prioritas. Karena ODOL masih melemahkan daya saing produk kita,” ujarnya. Dia merekomendasikan agar pemerintah memetakan barang-barang yang berdampak besar bagi perekonomian Indonesia.
Misalnya, bentuk prosedur distribusi dan logistik mana yang paling ideal untuk jenis produk tersebut. Oleh karena itu, lanjutnya, perlu diperinci titik-titik bongkar muat, titik-titik bongkar muat, kemana perpindahannya jika diperlukan, dan infrastruktur apa yang harus disiapkan.
“Jadi semua sektor harus dibicarakan, dan itu tidak mudah. Namun, menjadi tanggung jawab pemerintah untuk meningkatkan daya saing produk kita agar tidak menjadi koloni negara lain ketika menjual produknya di Indonesia, katanya. Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Khadimuljono memberikan respons positif terhadap rencana Presiden terpilih Prabowo Subianto mengoordinasikan Kementerian Infrastruktur untuk Pilpres 2024.
Ia berharap, Menko yang baru bisa menyelesaikan permasalahan truk yang kelebihan beban atau ODOL. Sejauh ini, kebijakan larangan truk ODOL belum diterapkan. Namun, menurut Basuki, dengan kemauan kuat dari pemerintahan berikutnya, kebijakan tersebut bisa dilakukan melalui Kementerian Koordinator Bidang Infrastruktur. Ia mengatakan, penyelesaian permasalahan ODOL sebaiknya dilakukan dengan melibatkan seluruh institusi terkait.
Hal ini untuk memastikan pihak lain tidak merasa risih jika zero ODOL diterapkan.
Diakuinya, jika hanya melibatkan beberapa pihak seperti saat ini Kementerian Perhubungan, Kementerian PUPR, Korlantas, masalah ODOL ini tidak akan bisa selesai.
Oleh karena itu, perlu ada diskusi dengan seluruh departemen terkait untuk menyelesaikan masalah ini, ujarnya. Pakar transportasi senior Institut Transportasi dan Logistik Trisakti, Suripno, mengatakan pemerintah harus menyesuaikan kebijakannya untuk menghindari kerugian pemangku kepentingan akibat penerapan Zero ODOL.
Jika dipaksakan, kebijakan tersebut tentu tidak akan berhasil diterapkan. “Pelanggaran aturan ODOL tidak selalu dilakukan karena pendekatannya bukan hanya sekedar menegakkan hukum tapi menyelesaikannya. Hanya menegakkan hukum seperti sekarang dan mencurangi arus seperti dulu. Saya berharap juga demikian. sukses dan tidak hampa,” ujarnya. Mantan Direktur Keselamatan Lalu Lintas Kementerian Perhubungan ini mengatakan, ODOL merupakan dampak dari efisiensi sistem transportasi.
“Sehingga penyelesaiannya perlu solusi yang komprehensif dan terstruktur,” ujarnya.