Reporter geosurvey.co.id Rina Ayu melaporkan
geosurvey.co.id, JAKARTA – Seorang gadis remaja bernama Tap (15) asal Bogor, Jawa Barat, mengungkapkan keinginannya untuk segera menjalani operasi ganti kelamin agar menjadi seorang pria.
Sejak lahir, Tap dinyatakan sebagai perempuan dan mengenakan pakaian wanita.
Namun, setelah diamati lebih jauh, Tapp belakangan harus mengakui bahwa dirinya adalah seorang laki-laki.
Adapun penjelasan dari pihak medis, berikut penjelasan dokter spesialis andrologi dr Androniko Spand.
Meski tidak memeriksa orang yang dimaksud, dr Andronico mengatakan, besar kemungkinan hal tersebut bisa terjadi.
Dia pikir Tapp benar-benar terlahir sebagai laki-laki.
Namun, karena kelainan perkembangan alat kelamin, seperti penurunan testis atau perkembangan penis yang tidak tepat, gender mungkin tampak ambigu.
Sebagai orang tua, sebaiknya Anda rutin memeriksakan perkembangan alat kelamin anak jika melihat adanya tanda-tanda kelainan.
“Sebaiknya lakukan pemeriksaan rutin sejak awal, jika gendernya ambigu atau ambigu, ada baiknya segera berkonsultasi ke dokter tanpa menentukan jenis kelamin yang sama,” ujarnya saat dihubungi geosurvey.co.id, Jumat (( Jumat).
Pengobatan dan penyembuhan pada kasus tersebut memerlukan proses yang sangat panjang karena ditangani oleh beberapa dokter multidisiplin seperti dokter spesialis anak, andrologi, dan genetika.
Selain memantau tumbuh kembang anak, diharapkan alat kelamin atau alat kelaminnya juga dipantau secara rutin.
“Evaluasi pemantauan berkala terhadap alat kelamin anak,” sarannya.
Mengutip geosurvey.co.id, proses pemeriksaan kesehatan tap dilakukan mulai Oktober 2024.
Orang tua Tapp khawatir Tapp tidak akan mendapat menstruasi pertamanya pada usia 15 tahun.
Menurut ibu Tapp, kecurigaan Tapp semakin menguat saat diperiksa kondisi fisik Tapp yang hasilnya menunjukkan jenis kelamin laki-laki.
Sejak itu, dia memanggil pusat kesehatan masyarakat untuk melakukan tes.
Dokter juga mengatakan itu adalah anak faucet yang lahir pada tahun 2010.
Meski tidak percaya dengan hasil dokter di Puskesmas, S membawa TAP untuk dirujuk ke RSUD Sibinong untuk dilakukan pemeriksaan kromosom dan hormon.
Hasilnya masih menunjukkan bahwa kran tersebut adalah manusia.