Hasiolan EP/geosurvey.co.id
geosurvey.co.id, JAKARTA – Direktorat Pendidikan Usia Dini dan Pondok Pesantren melakukan bimbingan teknis dan peninjauan dokumen bantuan pendidikan Diniyyah, Mujadi dan Ma’had Aly.
Acara ini diadakan untuk meningkatkan pemahaman konsep digitalisasi dalam pendidikan khususnya dalam konteks pesantren pada tanggal 6 hingga 8 November 2024 di Serpong, Tangsel.
Acara ini dihadiri oleh perwakilan Dinas Pendidikan Kedinasan (PDF), 120 penerima manfaat termasuk yang mengikuti secara daring, dengan narasumber dari Asosiasi Pendidikan Dasar (ASPENDIF), Inspektur Jenderal Kementerian Agama yang menjelaskan pentingnya hal tersebut. transparansi dan akuntabilitas pengelolaan bantuan pemerintah, serta keterwakilan EMIS (Sistem Informasi Manajemen Pendidikan) dalam pengelolaan pendataan di pesantren pengungsian.
Direktur Pendidikan Dini dan Diklat Islam, Basnang Said turut hadir dan memberikan arahan mengenai pentingnya digitalisasi dalam lembaga pendidikan Islam.
Dalam penyampaian materinya, Basnang menyoroti bahwa tujuan pengembangan pendidikan dasar (PDF) adalah untuk menjawab tantangan digitalisasi.
“Digitalisasi yang kita lakukan harus selaras dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi”, ujarnya seraya menegaskan bahwa ini merupakan langkah strategis bagi pengembangan pendidikan di pesantren.
Pria asal Sulawesi Selatan ini juga menyoroti perubahan ke PDF, dengan tetap menjaga kitab kuning sebagai dasar pembelajaran.
“Kualitas PDF saat ini luar biasa dan akan dipertahankan selama proses pengeditan,” katanya.
Sementara itu, Mahrus, Kepala Dinas Pendidikan Dasar dan Ma’had Aly menambahkan, bantuan ini merupakan bagian dari mendukung visi Pendidikan Sekolah Islam.
Ia juga menambahkan, proses digitalisasi yang dilakukan Kementerian Agama untuk meningkatkan efisiensi dan transparansi pengelolaan data pendidikan. Mahrus juga memastikan kurikulum berbasis kitab kuning tetap menjadi dasar pembelajaran meski digitalisasi diterapkan.
“Digitalisasi adalah salah satu caranya, namun basis pendidikan Islam berakar pada tradisi Islam yang menjadi fokus utama kami,” ujarnya.
Mahrus berharap dapat terus bersinergi untuk mencapai tujuan pendidikan nasional yang menitikberatkan pada perilaku yang baik dan keterampilan yang baik.
“Mari kita ciptakan pendidikan yang tidak hanya memberikan ilmu pengetahuan, namun melahirkan karakter kuat yang berlandaskan agama,” ajaknya.