geosurvey.co.id – Negosiasi antara Israel dan Hizbullah Lebanon untuk mencapai gencatan senjata di perbatasan terus menemui kendala.
Salah satu isu yang menarik perhatian adalah penolakan Israel terhadap intervensi Perancis dalam kesepakatan tersebut.
Menurut Channel 12, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menekankan bahwa Prancis tidak boleh menjadi bagian dari komisi internasional yang akan mengawasi implementasi perjanjian di bawah Presiden Emmanuel Macron.
Netanyahu mengungkapkan bahwa “Emmanuel Macron telah bertindak memalukan dengan menyerukan embargo senjata terhadap Israel,” yang mencerminkan ketegangan antara kedua negara dalam beberapa bulan terakhir. Sengketa tanah
Selain bantahan Prancis, ada sengketa lahan di 13 titik perbatasan Israel dan Lebanon.
Titik-titik ini terletak di sepanjang Jalur Biru yang dibangun setelah perang tahun 2006.
Meskipun Israel menghindari pembahasan sengketa tanah, Israel menuntut formula perjanjian yang tidak mengizinkan negosiasi sepihak mengenai poin-poin yang disengketakan.
Perundingan antara Israel dan Hizbullah di Lebanon saat ini terhambat oleh berbagai persoalan, termasuk penolakan intervensi Prancis dan sengketa pertanahan.
Sementara itu, situasi kemanusiaan di Jalur Gaza dan Lebanon terus memburuk sehingga berkontribusi terhadap konflik yang berkepanjangan. Situasi di lapangan
Sejak 8 Oktober 2023, Hizbullah telah berperang melawan Israel di sepanjang perbatasan selatan Lebanon untuk mendukung gerakan perlawanan Palestina, Hamas.
Hizbullah berjanji akan menghentikan serangan jika kesepakatan gencatan senjata tercapai antara Israel dan Hamas.
Namun, Israel terus menyerang Lebanon selatan dengan sasaran Hizbullah.
Menurut Kementerian Kesehatan Lebanon, jumlah korban tewas akibat serangan Israel di Lebanon sejak 23 September 2023 mencapai 3.516 orang. Dampak terhadap Jalur Gaza
Di saat yang sama, situasi di Jalur Gaza semakin mengkhawatirkan.
Sejak serangan dimulai pada 7 Oktober 2023, jumlah warga Palestina telah melebihi 44.056 orang dan 104.268 lainnya terluka.
Di pihak Israel, 1.147 orang tewas.
Israel mengklaim Hamas masih menyandera 101 orang di Jalur Gaza setelah krisis penyanderaan pada akhir November 2023. Konten ini telah ditingkatkan dengan kecerdasan buatan (AI).