geosurvey.co.id – Berikut perkembangan terkini peringatan 999 tahun perang Rusia dan Ukraina pada Senin (18/11/2024).
Pada pukul 01.00 waktu setempat, udara di Ukraina hampir tenang, dan hanya dua drone Rusia yang tercatat terbang di atas Ukraina.
Pada pukul 03:00 waktu setempat di Ukraina, Telegraph melaporkan bahwa tidak ada drone Rusia yang terlihat, tetapi ada penerbangan taktis di timur laut Ukraina. Amerika telah mencabut larangan Ukraina menggunakan senjata jarak jauh di Rusia.
Presiden AS Joe Biden dilaporkan telah menarik keputusan Ukraina yang meluncurkan rudal jarak jauh ke wilayah Rusia menggunakan rudal yang dipasok AS.
Waktu New York; Washington Post; Reuters dan Associated Press melaporkan bahwa Ukraina telah mengizinkan penggunaan senjata tersebut untuk menyerang pasukan Rusia dan Korea Utara di wilayah Kursk.
“Presiden Amerika Serikat mengizinkan penggunaan rudal Atacms buatan AS dengan jangkauan 190 mil (300 km) karena kehadiran pasukan Korea Utara yang berperang bersama Rusia dalam serangan terhadap Ukraina,” kata laporan itu. Waktu New York; Minggu (17/11/2024) kemarin.
Tidak ada komentar publik dari Gedung Putih. Jika Ukraina menyerang wilayah Ukraina dengan bantuan rudal jarak jauh, Rusia akan segera membalasnya.
Seorang anggota parlemen senior Rusia mengatakan keputusan untuk mencabut embargo terhadap Ukraina atas penggunaan rudal jarak jauh akan memperburuk konflik di wilayah Rusia.
Ia menegaskan, hal ini juga akan memicu respons langsung dari Rusia.
“Barat pagi ini memutuskan bahwa Ukraina dapat meningkat hingga mencapai titik kehancuran total,” kata Andrei Klishas, seorang anggota senior Dewan Federasi, kepada majelis tinggi parlemen Rusia pada hari Minggu.
Vladimir Dzabarov, wakil ketua pertama komite urusan internasional majelis tinggi Rusia, mengatakan hal itu dapat menyebabkan Perang Dunia III.
“Ini adalah langkah yang sangat besar menuju awal Perang Dunia Ketiga,” katanya seperti dikutip TASS. Zelensky mengomentari pemberitaan bahwa AS mengizinkan Ukraina menggunakan senjata.
Volodymyr Zelensky, warga Ukraina, menanggapi kabar Amerika Serikat akan mengizinkan Ukraina menggunakan senjata.
Namun dia tidak segera mengkonfirmasi hal ini dan mengatakan bahwa bukti perubahan kebijakan di medan perang akan muncul jika rudal tersebut digunakan.
“Saat ini, banyak hal yang dibicarakan di media. Serangan tidak bersifat verbal; Tidak ada pengumuman seperti itu. Roket-roket itu akan berbicara sendiri. Lakukanlah,” ujar Zelensky, seperti dilansir The Guardian. Serangan rudal Rusia menewaskan 10 orang.
Sebuah rudal Rusia menghantam gedung sembilan lantai di wilayah Sumy di timur laut Ukraina pada Minggu malam, menewaskan 10 orang, termasuk dua anak-anak, dan melukai 52 lainnya.
“Minggu malam adalah neraka bagi kota Sumy, sebuah tragedi yang dibawa Rusia ke negara kami,” kata Volodymyr Artyukh, kepala administrasi militer Sumy, dalam sebuah postingan di saluran pesan Telegram yang dikelola pemerintah. Rusia menyerang jaringan listrik Ukraina.
Hal ini terjadi setelah Rusia menyerang jaringan listrik Ukraina pagi ini dalam serangan besar-besaran yang melibatkan 120 rudal dan 90 drone.
Serangan tersebut merupakan serangan rudal dan drone terbesar terhadap Ukraina sejak Agustus. Menelepon Kanselir Jerman Putin dan memintanya untuk menghentikan perang di Ukraina.
Kanselir Jerman Olaf Scholz menelepon Presiden Rusia Vladimir Putin dan mendesaknya untuk menghentikan perang di Ukraina.
“Kita tidak bisa bergantung pada berkurangnya pasokan dari Jerman, Eropa, dan banyak negara lain di dunia,” katanya kepada wartawan, sambil mengatakan bahwa penting untuk memberi tahu Putin.
Namun Olaf Scholz mengatakan pembicaraannya dengan Presiden Rusia Vladimir Putin pada Jumat (15/11/2024) tidak mengubah pemikiran Putin mengenai perang di Ukraina.
“Pembicaraannya sangat detail, namun menyadari bahwa pandangan presiden Rusia mengenai perang tidak banyak berubah, ini bukanlah kabar baik,” katanya.
(geosurvey.co.id/Yunita Rahmayanti)
Berita lain tentang Rusia dan Ukraina