geosurvey.co.id – Hari Stroke Sedunia diperingati setiap tahun pada tanggal 29 Oktober.
Hari Stroke Sedunia tahun ini jatuh pada Selasa (29 Oktober 2024).
Seperti kita ketahui bersama, stroke merupakan penyakit yang mengancam jiwa karena dapat menghancurkan hingga 1,9 juta sel otak setiap menitnya.
Stroke merupakan penyebab kecacatan dan kematian nomor dua di dunia.
Stroke merupakan penyebab utama kecacatan dan kematian di Indonesia, yaitu sebesar 11,2% dari total kecacatan dan 18,5% dari seluruh kematian.
Menurut data Survei Kesehatan Indonesia tahun 2023, angka kejadian stroke di Indonesia mencapai 8,3 per 1.000 penduduk.
Stroke merupakan penyakit katastropik ketiga yang paling banyak didanai setelah penyakit jantung dan kanker, mencapai Rp5,2 triliun pada tahun 2023.
Oleh karena itu, peringatan Hari Stroke pada tanggal 29 Oktober memberikan dorongan bagi kampanye yang mempromosikan pentingnya olahraga sebagai cara untuk mencegah orang terkena risiko stroke.
Pada peringatan Hari Stroke Sedunia, dr Elina Widiastuti, perwakilan Perhimpunan Dokter Spesialis Kedokteran Olahraga (PDSKO), mengatakan aktivitas fisik sangat bermanfaat dalam mencegah stroke.
Hal itu disampaikannya dalam konferensi pers Kementerian Kesehatan yang digelar Jumat (25 Oktober 2024) melalui Badan Umum Pengendalian dan Pencegahan Penyakit serta Pencegahan Epidemi yang mengusung tema “Untuk mengalahkan stroke, mulailah dari diri kita sendiri”.
Kurangnya aktivitas fisik merupakan faktor risiko utama terjadinya stroke.
Lebih lanjut, Dr. Elena juga menjelaskan bahwa aktivitas fisik memiliki banyak manfaat, antara lain meningkatkan fungsi kardiovaskular dan pernapasan, menurunkan risiko kardiovaskular, serta menurunkan angka kesakitan dan kematian.
“Salah satu penyebab stroke adalah stres, dan olahraga atau olahraga teratur terbukti benar-benar mengurangi kecemasan dan depresi. Hal ini juga meningkatkan fungsi kognitif, meningkatkan performa kerja, dan penting bagi orang lanjut usia untuk mengurangi risiko jatuh kemkes.go .id Dr Elina dikutip mengatakan: “Ini juga merupakan pengobatan yang efektif untuk banyak penyakit kronis, terutama pada pasien lanjut usia. “
Aktivitas fisik sehari-hari yang dirancang untuk mencegah risiko stroke dapat dibagi menjadi tiga jenis, ujarnya.
Pertama, aktivitas aerobik seperti jalan kaki, lari, bersepeda, atau berenang.
Disarankan untuk melakukan latihan aerobik intensitas sedang sebanyak 3-5 kali per minggu atau 150-300 menit per minggu.
“Jadi aktivitas seperti jalan kaki bisa dipecah menjadi 30 menit sehari, lima kali seminggu,” lanjutnya.
Berikutnya aktivitas penguatan otot, seperti gym, yoga, atau pilates yang dianjurkan 2-3 kali seminggu.
Ketiga, batasi aktivitas sedentary, seperti duduk dalam jangka waktu lama.
“Misalnya dalam sehari kita banyak duduk, kita harus mulai mengurangi duduknya, seperti di luar negeri. Di kantor yang biasa duduk dan bekerja, sekarang sudah bisa berdiri. Jadi jangan hanya duduk, Jalani saja aktivitas sehari-hari. dan tingkatkan jumlah langkah Anda,” jelasnya.
Bagi yang ingin memulai latihan fisik, ada beberapa komponen latihan yang perlu diperhatikan, yaitu pemanasan atau peregangan, latihan inti, dan pendinginan atau pengulangan peregangan.
Perwakilan Perhimpunan Dokter Spesialis Saraf Indonesia (Perdosni) Dr Dodik Taskworo mengatakan, ketika seseorang mengalami stroke, maka ia akan lebih rentan terhadap penyakit lain.
Misalnya, tekanan darah tinggi dianggap sebagai pemicu stroke; penyakit jantung karena berhubungan dengan darah; dan diabetes, yang dapat mempengaruhi hormon insulin yang digunakan untuk mengontrol kadar gula darah.
Dokter Dodik juga menyebutkan tanda dan gejala stroke yang dikenal dengan slogan SeGeRa Go to Hospital, yaitu: Tersenyum Asimetri gerak tubuh Tiba-tiba lemas Bicara cadel Mati rasa atau kesemutan di separuh tubuh Komedo di salah satu mata Sakit kepala parah atau berputar Tiba-tiba – tiba
Stroke dapat dicegah dengan 3O+1D dan CERDIK.
Pencegahan 3O+1D meliputi olah raga, seni, olah raga mental dan pola makan.
Sedangkan CERDIK berarti harus rutin memeriksakan kesehatan, berhenti merokok, rajin berolahraga, makan makanan seimbang, istirahat yang cukup, dan mengendalikan stres.
(geosurvey.co.id/Latifah)