geosurvey.co.id, JAKARTA – Perusahaan penyiaran radio PT Visi Media Asia Tbk (VIVA) dan PT Intermedia Capital Tbk (MDIA) menggelar Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) pada Senin, 23 Desember 2024.
RUPST ini digelar setelah perseroan menyelesaikan proses penundaan pembayaran utang (PKPU) kepada krediturnya.
Dalam paparan publik RUPST, CEO PT Visi Media Asia Tbk Neil Tobing mengatakan pada kuartal III 2024, total pendapatan perseroan sebesar Rp 860,3 miliar, turun 5,1 persen dari tahun lalu Rp 906,4 miliar. .
Penurunan ini disebabkan ketatnya persaingan periklanan di bisnis televisi dan bisnis media.
Sedangkan MDIA memperoleh Rp483,5 miliar, turun 21,4% dibandingkan Rp615,4 miliar.
Dari sisi biaya operasional, perseroan tetap mengedepankan langkah efisiensi agar biaya operasional dapat ditekan sebesar 26,3 persen dari sebelumnya Rp1,15 juta menjadi Rp844,0 juta, jelas Neil.
Perseron mampu mencatatkan EBITDA sebesar Rp 97,1 miliar. MDIA juga berhasil menekan beban usaha sebesar 36,3 persen, dari sebelumnya Rp 711,6 miliar menjadi Rp 453,5 miliar, dan mencatatkan EBITDA sebesar Rp 65,1 miliar.
Direktur MDIA Arhya Winastu Satyagraha menambahkan, perseroan telah menyelesaikan program PKPU pada awal November 2024 dan posisi keuangan perseroan kini sangat baik untuk mendukung inisiatif pengembangan bisnis strategis.
Memperkuat operasi digital
Ia mengatakan, saat ini dan ke depan, perseroan akan fokus pada konsolidasi bisnis FTA (free air) dan penguatan bisnis teknologi.
Arhya Winastu mengatakan: “Hal ini untuk dapat merespon dan memberikan perubahan dalam cara konsumsi di perusahaan, dari model berbasis produk menjadi model berbasis konsumen”.
Ia menjelaskan peningkatan penetrasi internet saat ini membuat media digital semakin menarik bagi pengiklan yang tercermin dari peningkatan belanja iklan.
VIVA Group melalui TVOne, ANTV dan One Media Digital (OMD) serta anak perusahaan lainnya akan terus memperkuat bisnis digitalnya yang diharapkan dapat menjadi sumber peningkatan pendapatan bagi bisnis penyiaran.
VIVA Group Digital Resources menunjukkan pertumbuhan signifikan pada tahun 2024 berdasarkan jumlah halaman dibandingkan tahun 2023.
Bisnis free-to-air (FTA) tetap menjadi bisnis yang paling menguntungkan seiring dengan upaya perusahaan yang terus memperkuat bisnisnya.
Upaya perusahaan dalam memodernisasi infrastruktur komunikasi dan memperkuat kemampuan penyiaran, serta konten yang beragam dan berkualitas, terbukti efektif mendukung pertumbuhan pangsa ANTV dan TV.
Ia mengatakan, saluran televisi dan pendapatan TVOne meningkat pada tahun politik dengan adanya program pemilu nasional yang bertepatan dengan pilkada 2024.
Ia mengatakan, liputan TVOne mengenai pemilu dan pilkada, termasuk program pelantikan presiden dan wakil presiden, menjangkau banyak stasiun televisi di industri tersebut.
Sementara itu, talk show Catatan Demokrasi dan program berita Apa Kabar Indonesia yang kerap menampilkan animo masyarakat dan mengangkat isu sosial politik tanah air juga mencatatkan kegiatan terbaik di tahun 2024.
Sementara di TVOne, perusahaan terus beradaptasi dengan teknologi terkini, menggunakan teknologi kecerdasan buatan (AI) untuk mengolah informasi dengan cepat dan efisien, serta mengembangkan informasi berbasis AI.
Di sisi lain, saham ANTV TV juga menguat seiring dengan strategi berkelanjutan peluncuran program mulai kuartal II-2024 yang diperkirakan terus tumbuh hingga tahun depan.
Jaringan televisi ini melanjutkan proses perubahan operasional dan pengembangan talenta terkait tantangan baru dunia media hiburan melalui pengembangan ekosistem, baik dari segi program baru maupun pemanfaatan kekayaan intelektual (PI) hingga zaman dahulu. isi. selalu banyak diminati oleh masyarakat.
Upaya lainnya adalah dengan melanjutkan proses perbaikan guna meningkatkan keuntungan jika terjadi gangguan pada industri media.