geosurvey.co.id, JAKARTA – Pernyataan Sekretaris Jenderal DPP PDI Perjuangan (PDIP) Hasto Kristiyanto yang menyebut ada upaya kriminalisasi Anies Baswedan atas perintah Presiden ketujuh RI, Joko Widodo. (Jokowi), dianggap tuduhan tidak berdasar.
Selain itu, pernyataan Hasto yang menyebut dirinya diancam tersangka dalam kasus yang tidak jelas juga dianggap pernyataan yang tidak tepat karena tidak didukung bukti yang kuat.
Hal itu disampaikan Sekretaris Jenderal Pasukan Bawah Tanah (Pasbata) Jokowi, Budianto Hadinegoro.
Dalam podcast yang dipandu Akbar Faisal, Hasto mengungkap adanya upaya kriminalisasi terhadap Anies yang dilakukan atas perintah Jokowi.
Hasto juga menambahkan, dirinya bisa saja ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus yang tidak jelas.
Budianto menegaskan, segala tuntutan harus berdasarkan fakta hukum yang jelas.
“Ini tuduhan serius! Sangat menyesatkan. Kita harus lihat fakta hukumnya. Kalau ada indikasi kriminalisasi, mari kita usut dan lihat apakah sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku,” kata Budianto kepada wartawan, Sein (25). /11/2024).
Budianto menambahkan, pernyataan Hasto yang menuding dirinya melakukan kriminalisasi bisa menyesatkan masyarakat.
“Harus hati-hati dengan pernyataan seperti ini agar masyarakat tidak terpengaruh dan salah paham. Banyak informasi di dunia maya yang tidak jelas sumbernya, dan dapat memecah belah masyarakat,” kata Budianto.
Misalnya mencoba mencari isu apa saja yang terkait dengan Hasto? Ada beberapa isu yang melibatkan Hasto, seperti kasus BTS dan proyek kereta api yang mendapat perhatian publik, jelasnya.
Apalagi, Budianto menilai Hasto berupaya mempengaruhi opini masyarakat seolah-olah semua permasalahan tersebut merupakan akibat dari perintah Jokowi.
“Jangan sampai ada kesan di masyarakat bahwa semua ini terjadi atas perintah Pak Jokowi. Faktanya, Jokowi sudah tidak menjabat sebagai presiden lagi dan masalah ini masih terus terjadi. Jadi kita harus lebih berhati-hati dalam mengolah informasi seperti ini,” kata Budianto.
Budianto heran mengapa Hasto baru melontarkan pernyataan tersebut menjelang Pilkada 2024.
“Kenapa pernyataan itu disampaikan sekarang? Kenapa tidak sebelumnya? Ada tujuan-tujuan tertentu yang ingin dicapai, apalagi dalam rangka pilkada yang semakin dekat?” tanya Budianto.
“Kita harus mewaspadai segala bentuk informasi yang beredar menjelang pemilu, yang seringkali dipolitisasi oleh kepentingan tertentu,” imbuhnya.
Menurut Budianto, pernyataan Hasto mungkin lebih dipengaruhi kekesalan atau rasa frustasi pribadi terhadap Jokowi.
Pasalnya, setelah masa jabatannya berakhir, Jokowi mendukung beberapa calon kepala daerah dan calon wakil kepala daerah.
“Tapi hak setiap warga negara untuk mendukung siapapun yang diinginkannya. Bukankah itu juga yang dilakukan tokoh politik lain seperti Bu Mega atau Mas Hasto?”. kata Budianto.
Budianto menegaskan, Jokowi bukan lagi presiden dan hanya warga biasa yang berhak mendukung calon utama daerah dan mengkampanyekan pasangan calon yang didukungnya.
“Pak Jokowi berhak mendukung calon besar daerah. Itu dilindungi undang-undang. Jadi tidak ada salahnya langkahnya berkampanye dan memberikan dukungan,” kata Budianto.
Budianto mengungkapkan, dirinya bosan dengan permainan politik yang cenderung mengadu domba dan memecah belah bangsa.
“Seringkali kita mendengar tudingan kriminalisasi, ada yang teriak-teriak akan dijadikan tersangka, ada pula yang menuding penegak hukum memihak pihak tertentu,” kata Budianto.
“Juga sekarang ada oknum yang mengatasnamakan Kapolri Jenderal Listyo Sigit seolah-olah sedang bermain politik ini. Saya kira ini tidak baik bagi stabilitas politik dan sosial kita,” ujarnya. dikatakan.
Menurutnya, aparat penegak hukum harus bekerja sesuai koridor hukum yang ada.
Jika Hasto menilai proses hukum yang ditempuh tidak tepat atau merasa diperlakukan tidak adil, kata dia, ada mekanisme hukum yang bisa ditempuh, seperti mengajukan penyidikan pendahuluan.
“Kalau Hasto benar-benar ditetapkan sebagai tersangka, dan itu sesuai undang-undang, dan penyidik yakin yang bersangkutan memang ada hubungannya, berarti benar. Tapi kalau ada keraguan, ada penyidikan dulu. .yang bisa berfungsi untuk menyelidiki hal ini,” jelasnya.
Hal senada juga disampaikan Presiden Srikandi Pujo Pertiwi Arie Syahrial. Sri mengatakan, pernyataan Hasto dikritik oleh relawan Jokowi.
Alasannya, tuduhan tersebut tidak berdasar.
Klaim ini sangat sepele dan tidak berdasar. Ini jelas-jelas penipuan, kata Arie.
Terkait hal tersebut, Ketua Umum Pasbata Jokowi David Febrian meminta masyarakat lebih berhati-hati dalam menerima dan menyebarkan informasi.
“Jangan mudah terombang-ambing oleh misinformasi atau informasi yang belum jelas kebenarannya. Masyarakat harus bisa mengetahui mana informasi yang valid dan mana yang hanya bersifat memecah belah,” jelas David.
“Ingatlah bahwa kita sekarang berada di era digital, dimana berita dapat menyebar dengan cepat. Oleh karena itu, setiap informasi harus diverifikasi terlebih dahulu,” sarannya.
Saya berharap masyarakat bisa lebih bijak dalam memilih calon pemimpin dan juga mendapatkan informasi. Jangan anggap remeh. Seperti kata Pak Jokowi, periksa rekam jejaknya, itu yang terpenting, tutup David.