Seperti dilansir geosurvey.co.id, Ismoyo
geosurvey.co.id JAKARTA – PT Pertamina melalui anak usahanya, Pertamina New & Renewable Energy, menganggarkan dana sebesar 5,7 miliar dolar Amerika (AS) untuk pengembangan energi baru dan terbarukan hingga tahun 2029.
Artinya, jika menggunakan kurs yang diasumsikan Rp 15.897 per dolar AS, maka setara dengan Rp 90,61 triliun.
John Anis, Presiden Direktur dan CEO Pertamina New & Renewable Energy (Pertamina NRE), mengatakan energi baru dan energi terbarukan (EBT) yang dihasilkan anggaran tersebut antara lain panas bumi, bioetanol, hidrogen hijau, tenaga surya, tenaga angin dan biomassa, usaha baterai. dan karbon.
“Investasi yang dilakukan Pertamina dalam pengembangan EBT sangat besar. John Anis dalam keterangannya dikutip Kamis (14/11/2024): “Ini merupakan bagian dari “komitmen kuat Pertamina dalam mendukung peningkatan kontribusi nasional Indonesia” .
“Kami percaya bahwa untuk mendukung tujuan yang lebih besar, diperlukan kebocoran,” katanya.
Investasi tersebut bertujuan untuk mencapai pertumbuhan bisnis rendah emisi Pertamina sekaligus mendukung target nol emisi Indonesia pada tahun 2060, kata John Anis.
Setidaknya ada empat target kuat Pertamina hingga tahun 2029 untuk mendukung hal tersebut, antara lain penjualan biofuel 60 juta kilowatt (KL), produksi petrokimia 5,5 kL, 1,4 gigawatt, dan 1,5 juta ton karbon. Pengurangan melalui CCS/CCUS.
Penerapan Bahan Bakar Nabati (BBN) telah dimulai dengan baik oleh Pertamina dengan menyediakan produk pembakarannya kepada masyarakat sejak tahun 2015.
Saat ini, Pertamina juga membantu pemerintah dengan mengembangkan bensin berbasis bioetanol yang ramah lingkungan.
Melalui pilot project tahun lalu, Pertamina meluncurkan Pertamax Green 95 yang memadukan bensin dengan bioetanol 5%.
Pertamina melalui anak usahanya, Pertamina NRE, juga berkolaborasi dengan PT Sinergi Gula Nusantara untuk memulai pembangunan pabrik etanol dua tahunan berkapasitas 30.000 kilovolt di Banyuwangi dengan kapasitas produksi tahunan.
Untuk pembangkit listrik tenaga panas bumi, kapasitas terpasangnya mencapai 672 megawatt (MW).
Setelah melakukan penawaran umum perdana (IPO) pada Februari 2023, PT Pertamina Geothermal Energy Tbk memanfaatkan peluang pengembangan pemanasan global dengan tujuan menggandakan kapasitasnya pada tahun 2029.
“Strategi korporasi Pertamina mencerminkan dukungan yang kuat terhadap transformasi energi,” kata John Anis.
“Namun tentu saja komitmen yang kuat saja tidak cukup. Dukungan kuat dari seluruh pemangku kepentingan juga diperlukan untuk mencapai karbonasi bersama,” tutupnya.