geosurvey.co.id – Kecelakaan terjadi setelah Jeju Air Penerbangan 7C2216 yang membawa 175 penumpang dan 6 awak pesawat asal Bangkok, ibu kota Thailand, mendarat di Bandara Internasional Muan, Jeolla Selatan, Korea Selatan, Minggu (29/12/2024) pukul 09 :03 waktu setempat.
Badan Pemadam Kebakaran Nasional telah mengonfirmasi bahwa 62 orang tewas, dan operasi penyelamatan masih berlangsung.
Badan tersebut mengatakan api hampir padam, namun tim penyelamat masih berupaya mengeluarkan orang-orang dari api.
Rob McBride dari Al Jazeera, melaporkan dari Seoul, Korea Selatan, mengatakan operasi penyelamatan besar-besaran sedang dilakukan di bandara, yang terletak sekitar 289 km (179 mil) barat daya ibu kota negara.
“Ini penerbangan kembali dari Bangkok tadi malam.”
Gambar yang ditampilkan kepada media di sini tampak menunjukkan pesawat mendarat miring, tergelincir di landasan pacu, disusul ledakan besar, kata McBride, Minggu.
“Saksi mata mengatakan terjadi serangkaian ledakan, dan tentu saja gambar yang kami lihat menunjukkan kebakaran yang dahsyat,” lanjutnya.
Rekaman kejadian menunjukkan Boeing 737-800 meluncur di landasan pacu pada Minggu pagi sebelum menabrak apa yang tampak seperti penghalang beton dengan kecepatan tinggi dan terbakar, dengan bagian-bagian yang merupakan perlengkapan pesawat yang mereka tumpangi.
Menurut The Guardian, asap tebal terlihat membubung ke langit pasca kecelakaan tersebut.
Beberapa gambar menunjukkan api berasal dari bagian-bagian pesawat.
Salah satu gambar yang dibagikan media lokal menunjukkan awan tebal asap hitam mengepul dari pesawat.
Gambar lain menunjukkan ekor pesawat terbakar di landasan, dengan mobil pemadam kebakaran dan kendaraan darurat di dekatnya.
Tim penyelamat berusaha membantu penumpang di bagian belakang pesawat, kata seorang pejabat bandara kepada Reuters.
Para pejabat mengatakan 173 penumpang berasal dari Korea dan dua lainnya berasal dari Thailand.
Badan Pemadam Kebakaran Nasional mengatakan kebakaran awal dapat dikendalikan pada pukul 09.46 pagi, 43 menit setelah panggilan darurat pertama diterima pada pukul 09.03 pagi. Alasan awal untuk mencurigai kecelakaan itu
Pilot Jeju Air Penerbangan 2216 dari Bangkok diyakini mencoba melakukan pendaratan darurat setelah peralatan pesawat tidak berfungsi.
Selama upaya darurat, pesawat tidak mampu mengurangi kecepatannya saat mendekati ujung landasan.
Pesawat kemudian menabrak sebuah bangunan di bandara di ujung landasan sehingga menyebabkan kerusakan parah pada struktur pesawat dan menimbulkan kebakaran.
The Guardian sebelumnya memberitakan bahwa pesawat Jeju Air melakukan satu kali upaya mendarat sebelum terpaksa “berputar” karena roda pendaratan gagal mendarat secara normal.
Go-around adalah manuver penerbangan yang umum di mana pilot membatalkan upaya pendaratan dan berkeliling untuk mencoba lagi.
Serangan burung diyakini telah merusak roda pendaratan, meski hal ini masih dalam penyelidikan.
Sebagai informasi, Penjabat Presiden Korea Selatan Choi Sang-mok memerintahkan “upaya besar-besaran untuk operasi penyelamatan” di Bandara Muan.
“Semua lembaga terkait harus memobilisasi semua sumber daya yang tersedia untuk menyelamatkan para pekerja,” katanya kepada para pejabat dalam sebuah pernyataan. Detik-detik jatuhnya pesawat Jeju Air di Bandara Internasional Mueang, Korea Selatan pada Minggu pagi (29/12/2024) terekam kamera di ujung bandara. (Video dari Berita YouTube MBC)
Pesawat berjenis Boeing 737-800 itu disebut-sebut membawa dua pria asal Thailand, sedangkan sisanya diyakini berasal dari Korea Selatan.
Kecelakaan tersebut merupakan kecelakaan fatal pertama dalam sejarah Jeju Air, salah satu maskapai penerbangan terbesar di Korea Selatan yang didirikan pada tahun 2005.
Pada bulan Agustus 2007, sebuah Bombardier Q400 yang dioperasikan oleh Jeju Air yang membawa 74 penumpang keluar dari landasan pacu dalam angin kencang di bandara selatan Busan-Gimhae, melukai puluhan orang.
Para ahli mengatakan industri penerbangan Korea Selatan mempunyai rekam jejak yang kuat dalam hal keselamatan.
Di sisi lain, tragedi tersebut terjadi hanya dua hari setelah Choi menjabat sebagai penjabat presiden, dan merupakan babak terbaru dari gejolak politik Korea Selatan.
Presiden negara saat ini, Yoon Suk-yeol, dicopot dari kekuasaannya oleh parlemen dua minggu lalu setelah mengeluarkan darurat militer yang menjerumuskan negara ke dalam kekacauan politik.
Han Duck-soo, penerus Yoon sebagai penjabat presiden, dikeluarkan dari parlemen pada hari Jumat, yang berarti Choi – menteri keuangan dan wakil perdana menteri – mengambil alih.
(geosurvey.co.id/Nuryanti)
Berita lainnya terkait jatuhnya pesawat Jeju Air di Korea Selatan