Wartawan geosurvey.co.id, Frances Waco melaporkan
Tribun News.com, Jakarta – Anggota Komisi IV DPR RI Rajeev meminta Kementerian Pertanian (Kimtan) turun tangan mengatasi persoalan petani yang menumpahkan 50.000 liter atau 50 ton susu di Boyolali, Jawa Tengah.
Rajeev mengatakan para peternak mengambil tindakan tersebut karena adanya penolakan dari industri susu.
“Kami sangat prihatin dengan Komisi IV DPRI dan menyayangkan kejadian tersebut,” kata Rajeev dalam keterangannya, Minggu (11/10/2024).
Rajeev yakin kasus ini menunjukkan adanya hambatan dalam rantai pasokan yang perlu segera diatasi.
Pimpinan Partai Nasdem meminta Kementerian Pertanian, Kementerian Perdagangan, dan Kementerian Perindustrian memberikan perhatian serius terhadap hal ini.
“Kami berharap kementerian terkait mengambil langkah khusus untuk memastikan hasil produksi peternakan dapat terserap dengan baik di pasar dalam negeri, terutama mengingat pentingnya menjaga stabilitas perekonomian di sektor peternakan,” kata Rajeev.
Secara khusus, Rajeev mengatakan, pihaknya meminta Kementerian Pertanian segera mengidentifikasi akar permasalahan dan mencari solusi jangka panjang.
“Adanya keterbatasan penyerapan produk hewani harus segera dideteksi, baik melalui diversifikasi produk, peningkatan pasar dalam negeri, atau dengan mengkaji ulang kebijakan impor susu agar tidak membebani peternak lokal. Poi,” tegasnya.
Ia menegaskan, Komisi IV DPR akan terus melakukan pengawasan dan berharap kementerian terkait segera mengambil langkah tepat untuk menjamin kesejahteraan para peternak sapi perah khususnya di Boyoli.
Sementara itu, pada Sabtu (9/11/2024) aksi tersebut dilakukan oleh peternak sapi perah dan pengepul susu di Boylali.
Prosesnya dilakukan di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Winang, Boyolali.
Hal itu mereka lakukan sebagai protes terhadap pembatasan kuota susu yang masuk ke pabrik atau industri pengolahan susu (IPS).