geosurvey.co.id, Jakarta – Badan legislatif Majelis Nasional Indonesia, bersama dengan pemerintah, menyetujui 41 proyek hukum (RUU) dalam Program Hukum Prioritas (Prolignas) 2025.
Ini diputuskan pada pertemuan di Kompleks Baleeg, Majelis Nasional, Senayan, Jakarta, Senin (18 November 2024).
Daniel Johan, anggota Baleeg, mengatakan partainya memperhatikan RUU yang secara langsung terkait dengan kebutuhan masyarakat, seperti RUU Perlindungan Domestik (PPRT).
Menurut Daniel, RUU ini akan memberikan jaminan hak dan keamanan bagi pekerja rumah tangga ketika bekerja di rumah dan di luar negeri.
“RUU ini harus memberikan perlindungan bagi orang -orang yang bekerja sebagai pekerja rumah tangga, sering kali memiliki perlakuan buruk terhadap para wali. Oleh karena itu, ada aturan yang jelas untuk melindungi warga dari berbagai ancaman, perlakuan yang tidak pantas,” kata Daniel.
RUU lainnya adalah bahwa kekhawatiran PKB adalah tagihan komunitas reguler, yang telah dibahas untuk sementara waktu.
Menurut Daniel, RUU ini adalah payung hukum untuk melindungi masyarakat adat dan melestarikan budaya tradisional adalah kelimpahan negara.
Selain itu, PKB juga memprioritaskan faktur terkait makanan, yang berarti faktur pertanian dan faktur makanan.
Daniel mengatakan bahwa permintaan pangan adalah masalah penting yang menentukan kesinambungan bangsa.
“PKB percaya bahwa masalah pangan adalah masalah hidup dan kematian suatu negara, jadi PKB melindungi RUU yang berhubungan dengan makanan ke RUU makanan, RUU pertanian yang melibatkan satu sama lain.”, Katanya.
Industri pakaian juga mendapat perhatian PKB dengan mengusulkan faktur pakaian. Dalam beberapa tahun terakhir, bidang ini telah mengalami tekanan tinggi karena invasi produk impor.
PKB menilai bahwa peraturan tersebut diperlukan untuk melindungi industri pakaian nasional untuk terus menjadi sepeda motor dengan mempromosikan ekonomi dan pekerjaan nasional.
PKB juga berjuang untuk mengubah hukum pemerintah daerah. Mereka mengusulkan perubahan dalam pengelolaan rumah sakit regional, yang dianggap tidak optimal untuk menyediakan layanan medis.
Daniel mengatakan PKB juga berfokus pada memanipulasi masalah narkoba melalui RUU tanpa penyakit mental dan mental.
Dia mengatakan bahwa harus ada peraturan yang ketat untuk mencegah perdagangan narkoba merusak generasi muda.
Selain itu, proyek pemantauan obat dan makanan diusulkan untuk memastikan kualitas obat -obatan dan makanan yang beredar di masyarakat.
Secara umum, faksi PKB mencari 17 faktur. Selain RUU yang disebutkan di atas, ada juga RUU pemilihan, RUU partai politik, RUU iklim, dan RUU aset negara.
Daniel mengundang masyarakat untuk secara aktif berpartisipasi dalam memberikan kontribusi terkait diskusi RUU.